Renungan Hari Kamis 25 November 2021

Renungan Hari Kamis 25 November 2021

Renungan Hari Kamis 25 November 2021

Setia bertahan.

Daniel tidak menggantungkan kehidupan doa dan ibadahnya pada situasi dan kondisi. Baginya ibadah adalah bagian penting dari penampilan utuh seluruh hidupnya. Keyakinan inilah yang tetap membuatnya setia dalam sikap dan keputusan Tuhan Allahnya (16-17). 

Ia sungguh yakin bahwa Allah yang dilayani dan ditaatinya adalah Allah yang hidup dan berkuasa mengatupkan mulut singa-singa yang buas itu. Keberanian Daniel muncul karena keyakinannya bahwa Allah yang menyertainya adalah Allah yang berkuasa.

Tuhan menyatakan kuasa-Nya. Inilah cara Allah menyatakan kuasa-Nya; untuk mempermalukan musuh-musuh orang yang setia dan beriman kepada-Nya. Raja Darius menyaksikan dengan penuh takjub; dan memuliakan Allah yang tak dikenalnya. 

Orang-orang yang menyebarkan tuduhan kepada Daniel dihukum setimpal kejahatan mereka (25-28). Kisah Daniel mengajarkan dan memberikan teladan bagi kita tentang keberanian beriman yang utuh kepada Tuhan. Iman yang sedemikian itulah yang benar di hadapan Allah. 

Di masa Perjanjian Baru ini, kuasa kemenangan Kristuslah yang memampukan orang beriman bertahan menghadapi berbagai tantangan dan tekanan hidup.

Injil hari ini, Segala sesuatu ada waktunya.

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk bertumbuh, ada waktu untuk menjadi tua, dan ada waktu untuk mati. Dari ungkapan-ungkapan itu terbesit suatu fakta bahwa semua manusia diberi waktu yang terbatas. 

Bila waktu itu berlalu maka sirna pula segala kesempatan yang terkandung di dalam waktu itu. Tidak ada satu alat pun yang mampu memutarbalikkan waktu. Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem. Kristus sudah memberikan tanda bahwa waktu yang diberikan kepada Yerusalem untuk bertobat sudah habis dan tempatnya akan hancur, tinggal reruntuhan (ayat 20). 

Tidak akan ada lagi mukjizat yang akan dibuat Allah untuk menyelamatkannya. Kesempatan sudah sirna, sekarang waktunya Allah menjatuhkan hukuman atasnya melalui penindasan bangsa-bangsa lain. Masa itu ditandai dengan terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa lain untuk mendengarkan Injil Yesus Kristus. 

Berjuta-juta orang akan menerima Injil keselamatan. Namun kesempatan untuk mendengarkan Injil keselamatan juga ada batas waktu-nya. Habisnya waktu itu akan terjadi ketika Kristus datang untuk kedua kalinya dengan penuh kekuasaan dan kemuliaan. Kedatangan-Nya ini akan ditandai dengan bencana, malapetaka, dan kekacauan. 

Pada puncaknya bumi beserta segala isinya akan musnah dan diganti dengan langit dan bumi yang baru (ayat 33). Pada waktu itulah kesempatan manusia untuk mendengar Injil sudah tertutup dan penghakiman dimulai.

Di balik ketegasan dan keadilan Allah ada kemurahan dan belas kasih-Nya. Ia memberikan dua resep untuk menghadapi masa-masa akhir ini, agar umat-Nya tidak terhempas dalam kekacauan. 

Pertama, menjaga diri agar tidak ikut arus dunia ini (ayat 34); 

Kedua, berjaga-jaga dan berdoa. Menjaga hati dan berdoa saling berhubungan satu dengan yang lain. 

Menjaga hati penting, karena hati adalah pusat dari seluruh kehendak manusia. Dari sanalah terpancar seluruh pribadi manusia. Ingatlah, karena hati bangsa Israel bengkok, maka Bait Allah dihancurkan. 

Oleh sebab itu hati harus dijaga. Menjaga hati tidaklah mudah, hal itu membutuhkan kekuatan besar, karena kita harus melawan arus zaman dan kekuatan setan yang besar.

Renungkan: Waktu kita sangat terbatas, maka dalam daftar kebutuhan bagi kehidupan Kristen yang harus menempati urutan pertama adalah menjaga hati dan berdoa.

DOA: Bapa surgawi, terima kasih Engkau mengundang daku ke pesta perjamuan pernikahan sang Anak Domba. Dengan hasrat mendalam, aku menanti-nantikan hari pada saat mana Engkau akan mengalahkan kekuatan jahat secara tuntas. Sampai kedatangan hari itu, aku akan bersama-Mu dengan penuh keyakinan, karena aku tahu bahwa kemenangan itu adalah milik-Mu saja. Amin.

Sumber https://carekaindo.wordpress.com/

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url