Renungan Hari Rabu 24 November 2021

Renungan Hari Rabu 24 November 2021

Renungan Hari Rabu 24 November 2021

Belajar dari sejarah

Raja Belsyazar rupanya tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bahwa ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Itu terjadi karena Nebukadnezar telah berlaku sombong di hadapan Allah yang mahakuasa (ayat 19-21).

Belsyazar juga melakukan kesalahan yang sama. Kekuasaan yang dia miliki membuat ia tidak punya rasa takut pada siapapun, bahkan kepada Allah Israel yang seharusnya ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Maka ia pun berlaku sembarangan terhadap Allah. Untuk pesta yang dia selenggarakan, dia mengambil perkakas Bait Allah dan memakainya untuk minum anggur. 

Seolah tak cukup, ia juga memuji dewa-dewa yang terbuat dari emas, perak, tembaga, besi, kayu, dan batu (ayat 3-4). Jelas saja Tuhan marah kepada manusia yang melecehkan hadirat-Nya. Kemarahan Tuhan itu lalu disampaikan melalui tulisan di dinding. 

Ketakutan melanda hati sang raja ketika melihat jari-jari yang menari-nari di dinding menuliskan kalimat yang tidak dia pahami, baik isi maupun artinya. Ketika akhirnya Daniel menyampaikan makna kalimat tersebut, barulah tampak bahwa sesungguhnya Tuhan sedang murka. Sebagai hukuman, Tuhan akan membuat kerajaan itu terpecah menjadi dua (ayat 25-28).

Sungguh mengerikan akibat yang terjadi karena kesombongan dan akibat yang harus diderita bila orang tidak belajar dari sejarah. Sebab itu kita perlu belajar kisah hidup sesama orang beriman maupun kisah tokoh-tokoh Alkitab. 

Kita perlu belajar, baik dari setiap teladan maupun dari setiap kesalahan yang telah dibuat orang lain. Jangan sampai kita jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Karena itu penting bagi kita untuk bukan hanya sekadar membaca Alkitab. 

Kita juga perlu meneliti dengan metode baca gali Alkitab agar bisa memahami teladan apa yang kita dapatkan dari tiap tokoh yang kita pelajari dan peringatan apa yang harus kita camkan baik-baik dan kemudian dihindari. Dengan demikian hidup kita akan terus diasah menjadi hidup yang semakin berpadanan dengan kebenaran Allah.

Injil hari ini, Waspada dan berjaga-jaga

Murid-murid Yesus yang berada di Bait Allah kagum ketika mengamati kemegahan bangunan tersebut (5). Mungkin terbersit kebanggaan dalam hati mereka sebagai seorang Israel. Namun Yesus memperingatkan bahwa Bait Allah yang merupakan pusat ibadah orang Israel dan menjadi lambang kehadiran Allah, suatu saat akan hancur (6). 

Para murid tampaknya mengira bahwa itu terjadi karena Yesus akan datang untuk menggenapi kemesiasan-Nya. Maka Ia menegur mereka untuk tidak terlalu cepat mengharapkan kedatangan-Nya yang kedua kali. 

Mereka juga harus waspada agar tidak sampai disesatkan oleh mesias palsu yang mengklaim bahwa mereka adalah Mesias (Kristus, orang yang diurapi Allah secara khusus) dan menyatakan bahwa akhir zaman akan segera tiba (8-9). Lalu Ia menjabarkan peristiwa yang akan terjadi sebelum kehancuran Bait Allah dan Yerusalem (10-11). 

Sebelumnya, para murid akan mengalami penganiayaan (12). Uniknya, kesesakan itu justru menjadi kesempatan bagi para murid untuk bersaksi tentang Mesias (13). Dalam situasi sulit demikian mereka tidak perlu kuatir, sebab Yesus akan menolong (14-15). 

Iman mereka pada Yesus memang akan membuat keluarga, bahkan semua orang memusuhi mereka. Beberapa orang mungkin akan mati martir (16). Tetapi semua itu tidak akan dapat memisahkan mereka dari Allah. Tidak ada yang dapat terjadi atas mereka di luar kehendak-Nya (18). Bila mereka tetap bertahan dalam iman, maka mereka akan tetap hidup meskipun mereka sudah mati (19).

Sebagai murid Kristus, kita perlu memiliki hati dan hidup yang selalu terarah kepada-Nya. Dari zaman ke zaman murid Kristus harus mengalami berbagai ujian dan tipu daya si jahat yang berusaha membuat lengah dan lemah. 

Tidak terkecuali kita dalam zaman dan konteks kita masing-masing. Jangan biarkan bujuk rayu dosa atau pemutarbalikkan ajaran atau tekanan aniaya mengalihkan sikap setia dan berjaga-jaga kita kepada Yesus Kristus.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau mengingatkan kami bahwa kami harus senantiasa sabar dan penuh ketekunan dalam menghadapi berbagai pencobaan, di mana kesabaran kami diuji. Kami tidak merasa khawatir, ya Tuhan, karena kami percaya bahwa hidup kami berada sepenuhnya di tangan-tangan kasih-Mu. Amin.

Sumber https://carekaindo.wordpress.com/

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url