Renungan Hari Jumat 24 Desember 2021
Renungan Hari Jumat 24 Desember 2021
Kebangunan Gereja.
Di tengah tantangan dunia yang makin berat kita justru menyaksikan kebangunan gereja. Semakin dibabat semakin merambat. Tuhan membuktikan janji-Nya bahwa Dia hadir menyertai Gereja-Nya dan tidak ada kekuatan apa pun dapat menghalangi kemajuan karya-Nya.
Apakah kebangunan yang dimaksud sekadar gedung besar, atau kelahiran gerakan sempalan, atau sungguh kebangunan sejati, masih harus diteliti lagi. Syukur kepada Tuhan atas kebangunan gereja ini. Namun perjuangan masih panjang. Kebangunan gereja ini harus menyeluruh, bukan sekedar kulit tetapi lebih lagi isi.
Bukti Tuhan hadir. Tuhan hadir (dalam kemah) menyertai dan melindungi umat-Nya dalam pengembaraannya. Bait dari kayu aras, kemapanan gereja-gereja besar bukanlah unsur hakiki kehadiran Tuhan.
Kebangunan gereja harus diperjuangkan, bukan hanya sampai pada daya tarik membuat orang pergi ke gereja. Kebangunan itu harus sampai pada pemberdayaan kita sekalian sebagai umat untuk hidup bergereja.
Artinya sengsara kematian Kristus itu ditujukan untuk membangun suatu umat yang akrab dengan Allah, akrab satu sama lain, dan yang memancarkan kasih Allah secara nyata dalam masyarakat.
Renungkan: Kesejatian gereja yang seringkali bersifat tak tampak patut diperjuangkan agar tampak nyata dalam gereja yang tampak.
Mazmur, Apakah pujian kita serasi dengan kasih setia Tuhan?
Biasa-nya puji syukur kita sangat tergantung pada kondisi kita. Pasang surut tak menetap. Tetapi kasih setia Tuhan kekal selama-lamanya. Dari sifat setia kekal itu keluarlah tindakan-tindakan Allah yang kokoh teguh terhadap umat-Nya bahkan sampai turun temurun (ayat 5).
Demikian pun sifat Allah lainnya kekal tak berubah. Sebutlah kekuatan kuasa Allah. Semua kekuatan dahsyat dalam alam ini tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan Allah dan sepenuhnya dikendalikan Allah. Ujung-ujung bumi dan banga-bangsa di dalamnya pun tunduk di bawah pemerintahan-Nya. Serasikah pujian kita dengan fakta-fakta itu?
Tuhan Agung dan Perkasa. Pemazmur tidak menyembah dan memuji bintang dan bulan. Semua yang dapat dilihat mata jasmani adalah ciptaan, tidak perlu disembah dan disanjung. Berulang-ulang diungkapkan kata-kata: punya-Mulah, Engkaulah, lengan-Mu, tangan-Mu; menegaskan tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan.
Oleh sebab itu seharusnya seluruh penghuni dunia menyembah dan meninggikan Dia. Dia akan menguatkan dan meninggikan kita. Dia pun terpercaya menjadi andalan kita di dalam saat-saat berat penuh ancaman.
Injil hari ini, Benedictus,
“Terpujilah…”, itulah awal nyanyian Zakharia yang dalam bahasa Latin disebut Benedictus. Setelah mendengar karya Tuhan dalam diri Maria yang akan melahirkan Yesus dan setelah mengalami karya Tuhan dalam keluarganya, Zakharia memuji Allah.
Padahal sebelumnya ia bisu sekian waktu lamanya karena tidak percaya pada berita yang malaikat sampaikan. Namun saat itu ia penuh dengan Roh Kudus. Fokus pujian Zakharia adalah karya Allah bagi Israel: Allah melawat dan membawa kelepasan, serta menumbuhkan tanduk keselamatan bagi umat-Nya yaitu Mesias (68-72a).
Kedatangan Juruselamat terjadi sebagai penggenapan janji Allah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, nenek moyang Israel (72b-75). Umat-Nya akan diselamatkan dari kekuatan musuh sehingga mereka beribadah kepada-Nya dalam kekudusan dan kebenaran.
Kelahiran Yohanes, putra Zakaria, akan menjadi permulaan tanda bahwa Allah kembali bekerja untuk menggenapi apa yang telah Dia janjikan. Yohanes akan menjadi nabi Allah yang bertugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pengampunan dosa (76-78).
Yohanes akan memberitakan kabar keselamatan dan Tuhan Yesuslah yang akan menyelamatkan dunia yang berada dalam kegelapan. Dia disebut `Surya pagi dari tempat yang tinggi.\’ Dia merupakan wujud lawatan Allah kepada umat-Nya yang didasarkan atas rahmat dan belas kasihan-Nya. Itulah sebabnya Zakharia memuji Allah!
Kedatangan Sang Mesias ke dalam dunia begitu penting bagi manusia karena tanpa Dia hidup kita berakhir dalam kegelapan lorong maut, tanpa pengharapan sama sekali. Oleh sebab itu, sambutlah Dia dalam hidup Anda agar terang-Nya datang menyinari dan menuntun Anda dalam jalan damai sejahtera. Terpujilah Allah!
DOA: Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Engkau adalah Penebusku. Aku menyerahkan hidupku kepada Engkau saja. Biarlah terang-Mu dan damai-sejahtera-Mu datang kepada orang-orang yang kukasihi dan diriku, selagi kami merayakan peristiwa agung kelahiran-Mu di Betlehem dahulu kala. Amin.
Sumber https://carekaindo.wordpress.com/