Renungan Hari Jumat 11 November 2022
Renungan Hari Jumat 11 November 2022
Bacaan Injil hari ini agak meresahkan. Bacaan dimulai dengan Yesus berkata kepada murid-muridnya: "Seperti pada zaman Nuh, demikian juga pada zaman Anak Manusia ." Mereka makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai hari Nuh, keluarga dan teman-temannya memasuki bahtera.
Banjir air dengan cepat mengikuti dan menghancurkan segala sesuatu di bumi. Yesus kemudian berbicara tentang Lot. Pada zaman Lot mereka juga sedang makan, minum serta jual beli. Pada hari Lot dan keluarganya meninggalkan Sodom, api dan belerang menghujani mereka dari langit.
Apa yang Yesus coba sampaikan kepada para pendengarnya? Apa yang Yesus katakan kepada kita hari ini? Kita semua tahu bahwa pada suatu saat, “akhir zaman” akan datang. Namun, kita tidak tahu hari atau jamnya akan tiba.
Kita juga tidak tahu seperti apa pengalaman ini nantinya. Deskripsi gamblang yang Yesus berikan kepada kita bukanlah sebuah pesan yang mengundang atau juga sebuah harapan.
Hadiahnya adalah: hari ini dan setiap hari kita punya pilihan . Setiap pagi, saya dapat bertanya pada diri sendiri: Bagaimana saya akan menjalani hidup saya hari ini? Akankah saya memilih untuk bersenang-senang seperti yang mereka lakukan di zaman Nuh?
Setiap hari kita punya pilihan. Jika kita hidup setiap hari dengan penuh kasih, kita tidak perlu takut mati. Namun, jika kita menyakiti atau acuh tak acuh terhadap individu dalam kehidupan kita dan dunia, kita mungkin mendapatkan “api dan belerang.”
Setiap pilihan yang kita buat adalah pilihan yang signifikan! Hari ini (setiap hari) adalah hari yang baik untuk membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana dan penuh kasih.
Jika kita berusaha untuk mencintai setiap hari, kita tidak perlu takut mati! Gerbang surga akan terbuka lebar dan Yesus akan menunggu kita dan Dia akan menyambut kita dengan tangan terbuka dan penuh kasih! Ini adalah keputusan kami untuk membuat. Apa yang akan kita pilih?
Mengapa gereja terus-menerus memanggil kita untuk meninggalkan keberdosaan kita? Misalnya, gereja sejak dahulu kala telah tanpa lelah menasihati kita untuk menjalani kehidupan yang layak di mata Tuhan. Untuk alasan apa panggilan gereja ini?
Ini untuk mempersiapkan kita menghadapi hari penghakiman yang akan datang yang sayangnya kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Oleh karena itu, semakin cepat kita menanggapi panggilan pertobatan ini, semakin baik karena itu akan menyelamatkan kita dari hukuman yang tak terkatakan.
Orang-orang pada zaman Nuh dan Lot disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermoral dan duniawi; mungkin inilah alasan mengapa tanpa peringatan apapun datanglah malapetaka itu.
Kenapa ini terjadi? Hal itu terjadi karena mereka sangat disibukkan dengan hal-hal yang akan memuaskan nafsu mereka, keserakahan mereka dan kecintaan mereka untuk berbuat dosa.
Kita tidak pernah belajar dari kejadian ini karena sampai saat ini sebagian dari kita masih mendambakan untuk melakukan perbuatan asusila. Beberapa dari kita masih sangat serakah, kita tidak memiliki kepuasan dan kita terus mengumpulkan kekayaan yang rusak. Kita terus melakukan dosa; kita terus memendam iblis di tengah-tengah kita. Lebih baik kita menghentikan tindakan berdosa ini dan bertobat sebelum itu benar-benar menghancurkan kita
Doa
Allah Bapa kami maha penyayang, perkenankanlah kami dalam diri Yesus Kristus Putra-mu menikmati cinta kasih-Mu kepada umat manusia.
Semoga kami lalu Kaujadikan manusia, yang membangun baru dunia ini menjadi tempat kedamaian berkat Dia yang menjadi kedamaian kami, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com