Renungan Hari Rabu 01 Maret 2023

Renungan Hari Rabu 01 Maret 2023

Renungan Hari Rabu 01 Maret 2023

Pada Renungan Katolik Hari Rabu 01 Maret 2023 dalam bacaan pertama Yunus 3:1-10 dan bacaan injil Lukas 11:29-32 menceritakan kisah Nabi Yunus. Yunus adalah nama Yahudi dan artinya "merpati". Merpati adalah simbol kepatuhan dan kelembutan.

Tapi Yunus tidak penurut atau lembut. Bahkan, dia membenci orang Niniwe, musuh bebuyutan Israel, karena mereka memusnahkan Kerajaan Israel Utara.

Jadi ketika Yunus membuka mulutnya untuk mengatakan apa yang Tuhan perintahkan, dia tidak lembut sama sekali. Bahkan dia blak-blakan dan provokatif. Namun, pesannya diindahkan dan orang Niniwe mulai bertobat.

Yesus memiliki semua tanda - mujizat-Nya atas alam, atas penyakit dan atas setan. Namun, ketika Dia menyatakan pesan pertobatan, Dia menghadapi penolakan dan permusuhan. Namun, Yesus tidak menyerah. Dia tahu bahwa pesan-Nya akan membawa pertobatan, pada akhirnya.

Gereja adalah buah dari pertobatan itu. Adalah bagi kita untuk terus mendengarkan pesan pertobatan-pertobatan ini.

Karena Gereja dipanggil untuk menjadi tanda dan harapan pertobatan, terutama pertobatan dunia. Kita harus menunjukkan kepada dunia bagaimana bergerak dari keberdosaan menuju kekudusan.

Kalau mau percaya, ya percaya saja, tidak perlu syarat apapun. Percaya adalah mutlak tanpa keraguan walau kepastian belum jelas. Percaya adalah sikap hati, bukan karena perhitungan dan prediksi matang dari cara berfikir. Tapi percaya merupakan sikap hati, pikiran dan jiwa.

Lukas mengisahkan bahwa pada suatu kesempatan Yesus mengungkapkan rasa kesalnya karena orang-orang meminta suatu tanda untuk membuktikan siapakah diriNya yang sebenarnya.

Mengapa mereka meminta tanda? Sebenarnya karena mereka heran dan kagum akan semua yang sedang Yesus lakukan dalam kata dan karya. Segala yang Yesus lakukan ini melebihi Salomo yang tidak setia kepada Yahwe, tetapi lebih setia kepada para istrinya.

Yesus melebihi Salomo! Yesus juga melebihi Yunus. Yunus merasa takut dan melarikan diri ke Tarsis, Yesus tidak merasa takut dengan kematian. Yunus hanya berada di dalam perut ikan yang kotor, Yesus ada di dalam perut bumi yang gelap dan dingin, tetapi Ia juga mengalahkan maut seorang diri.

Yesus tidak akan memberikan tanda disana karena dari kisah nabi Yunus seharusnya telah mereka pahami. Pada zaman nabi Yunus, orang-orang Niniwe bertingkah tidak baik.

Maka Tuhan mengutus nabi Yunus untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang Niniwe, bahwa dalam waktu empat puluh hari jika Niniwe tidak bertobat maka Niniwe akan dihancurkan. Apa yang terjadi selanjutnya, Niniwe berpuasa dan akhirnya bertobat.

Allah memberikan keselamatan kepada Niniwe karena mereka bertobat setelah mendengarkan Yunus. Sekarang di hadapan mereka berdiri Seorang yang melebihi Yunus dan Salomo.

Jika mereka tidak percaya kepada Yesus, maka pada masa penghakiman kelak orang asing akan bangkit, seperti ratu Syeba, menghukum mereka, orang-orang Yahudi.

Tuhan Yesus ingin menjadikan dirinya tanda bagi dunia bahwa kerajaan Allah sudah datang. Namun Kita seringkali menjadikan diri kita orang yang kurang percaya. Kita cenderung menuntut tanda yang dapat ditangkap oleh indra.

Doa Penutup

Allah Bapa Maha Pengasih, perhatikanlah umat yang menyerahkan diri kepada-Mu. Semoga kami mampu menguasai raga kami dengan berpantang dan meningkatkan semangat kami dengan karya amal.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url