Renungan Hari Rabu 08 Maret 2023
Renungan Hari Rabu 08 Maret 2023
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Rabu 08 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini Rabu 08 Maret 2023. Dalam Bacaan Injil Matius 20:17-28 Yesus akan dijatuhi hukuman mati.
Memerintah dengan rendah hati bisa menjadi kata kunci untuk mencoba mengerti perikopa hari ini. Dalam pengertian sempit, memerintah tetapi dengan rendah hati mempunyai nuansa bertentangan.
Orang yang memerintah biasanya itu dengan kekuasaan, atau power. Tanpa itu, perintah akan dengan mudah tidak dijalankan. Orang yang punya ‘tangan besi’ akan dengan mudah menguasai orang lain yang akhirnya bisa menjalankan perintah-perintahnya. Maka memerintah dengan rendah sering kali mempunyai logika terbalik bagi kekuasaan dunia ini.
Tetapi jika kita renungkan lebih jauh, memerintah dengan rendah hati sebenarnya bukan berarti memerintah tanpa ‘power’. Memerintah dengan rendah hati bukan berarti tidak ada ketegasan dan kejelasan.
Memerintah dengan rendah hati bukan berarti perintah itu lemah. Rendah hati itu berkaitan dengan sikap diri, cara berpikir hati dari seorang pribadi.
Orang yang rendah hati belum tentu orang itu tidak powerfull. Orang yang rendah hati pastilah punya kharisnya yang mendalam, meskipun tidak memerintah, kita bisa merasakan bagaimana aura ‘kuasanya’.
Ketika seseorang memimpin hanya dengan perintah, kita bisa dengan mudah mengabaikannya, tidak peduli, dan bahkan tidak ada kepercayaan, meskipun kita melaksanakan perintahnya.
Dengan jelas kita bisa merasakan aura yang tidak kharismatis dari pemimpin yang memerintah itu. Maka perintah yang diberinya juga akan dijalankan hanya dengan asal jadi saja, tidak ada keterlibatan batin di dalamnya. Ada banyak contoh yang bisa kita lihat dan rasakan di dunia sekitar kita.
Yesus hari ini mengingatkan tentang logika kerendahan hati dalam memerintah, atau lebih luas kerendahan hati bagi seorang pemimpin. Dalam seluruh karya-Nya, Ia menampakkan hal itu.
Justru kerendahan hati-Nya lah ada begitu banyak orang yang terpengaruhi, bahkan para pemimpin juga menjadi tertarik untuk ‘mendekat’ pada-Nya.
Kerendahan hati-Nya mendapat puncaknya dalam peristiwa salib. Salib itulah yang menjadikan kita ‘tak berdaya’ mendekat dan menimba kekuatan daripadanya.
Salib menjadi tada paling jelas dari kekuasaan yang rendah hati. Dalam salib terpancar sekaligus kekuasaan Allah dan kerendahan hati.
Maka kita yang selalu memakai tanda itu juga dipanggil untuk memancarkan ‘kekuasaan’ dan kerendahan hati. Semoga kita tidak pernah lelah memakai salib untuk hidup kita.
Doa Penutup
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/
Sumber gambar google.com