Renungan Hari Sabtu 29 April 2023

Renungan Hari Sabtu 29 April 2023

Renungan Hari Sabtu 29 April 2023

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Sabtu 29 April 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Yohanes 6:60-69

Dalam sebuah perayaan ulang tahun perkawinan yang ke 50, sepasang suami istri bercerita tentang pengalaman mereka dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ada banyak kesulitan dan tantangan yang mereka hadapi, namun ternyata jauh lebih baik kebahagiaan yang mereka alami.

Salah satu tantangan terbesar dalam perjuangan mereka adalah bagaiman membuktikan cintanya yang mendalam bagi pasangan hidupnya. Bagi mereka, hal ini tidak mudah, karena godaan tidak setia begitu besar dan sering kali datang.

Ketika ditanya lalu apa yang bisa membuktikan cinta mereka, atau bagaimana cinta mereka bisa diukur sebagai cinta yang mendalam? Jawaban mereka sederhana, yakni kesetiaan yang terus menerus. Kesetiaan itu tidak ditunjukkan sebagai peristiwa-peristiwa yang terpisah, namun ada dalam kesatuan.

Dengan kata lain, kontinyuitas dalam hal menjaga cinta itu tetap mereka miliki menjadi faktor paling menentukan supaya cinta itu bisa diukur dengan jelas. Perikopa Injil hari ini menunjukkan buah dari kontinyuitas para murid konsisten dalam mengikuti Yesus.

Setelah pengajaran yang panjang mengenai Roti Hidup, banyak murid yang meninggalkan Yesus. Tantangan terakhir yang Yesus ungkapkan ditujukan kepada para murid, pertanyaan sekaligus pernyataan tentang totalitas sebagai murid.

Pengajaran yang tidak mudah dimengerti, tidak mudah ditangkap dan tidak umum terjadi, membuat banyak orang berpikir ulang untuk mengikuti Yesus. Banyak orang yang tadinya sudah mengikuti Yesus akhirnya memilih untuk meninggalkan Dia.

Saat inilah merupakan saat yang tepat untuk memperdalam komitmen para murid, saat inilah saat yang baik untuk menantang para murid mengambil sikap dan keputusan hendak meninggalkan Yesus atau mengikuti-Nya.

Jawaban Petrus mewakili murid-murid yang lain “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah”.

Konsistensi dan kontinyuitas jawaban para murid dari awal sampai akhir mengikuti Yesus menjadi ukuran yang jelas bahwa para murid memang sungguh hendak mengikuti Yesus. Sementara murid-murid yang lain meninggalkan Yesus karena pengajaran yang dirasa keras, Petrus dan rasul yang lain tetap mempunyai jawaban yang sama sejak awal.

Bagi kita, menghidupkan lilin itu mudah, namun menjaga lilin tetap bernyala itu yang memerlukan waktu dan tenaga yang tidak mudah. Menanam bunga itu sangat mudah, tetapi memelihara bunga itu perkara yang tidak mudah. Membaptis orang itu hanya butuh beberapa detik.

Namun memelihara rahmat baptisan itu yang tidak mudah dan banyak tantangan. Diperlukan kontinyuitas dalam sebuah pemeliharaan. Tindakan memelihara bukan hanya perkara manusiawai.

Tindakan memelihara merupakan juga tindakan ilahi yang senantiasa mendampingi kita. Memelihara merupakan satu keutamaan kristiani yang perlu dipupuk terus menerus. Tanpa pemerliharaan, tidak ada keberlangsungan hidup.

Memelihara sabda-sabda Tuhan agar senantiasa tinggal dalam diri kita dan merasuki hidup kita merupakan tindakan seorang beriman Kristiani.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url