Renungan Hari Minggu 17 Desember 2023
Renungan Hari Minggu 17 Desember 2023
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 17 Desember 2023. Dalam bacaan Injil Yoh 1:6-8.19-28 hari ini, bercerita tentang Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal.
Kabar baik bagi umat Tuhan
Kabar baik yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan bagi Israel bukan hanya membebaskan mereka dari belenggu pembuangan, tetapi juga memulihkan mereka sebagai suatu bangsa.
Allah sekali lagi akan mengikatkan diri kepada mereka dalam perjanjian abadi. Musuh yang pernah menindas mereka akan berbalik menjadi agen Allah untuk memberkati mereka.
Semua yang pernah dirampas dari Israel akan dikembalikan musuh mereka dengan berlipat ganda. Semua bangsa akan mengakui Israel sebagai bangsa yang diberkati Tuhan.
Bahkan Israel akan menemukan fungsi keumatan mereka yang telah mereka lupakan, yaitu menjadi imam Allah bagi bangsa-bangsa. Oleh karena mereka, bangsa-bangsa akan mengenal dan menyembah Allah Israel.
Sukacita Israel saat menyambut kabar baik itu digambarkan dengan ditukarkannya pakaian kabung dan sunyi suasana duka menjadi pakaian pesta dengan perhiasannya dan semarak suasana pesta.
Nyanyian dukacita ditukar dengan kidung pujian bagi keagungan Allah. Hamba Tuhan yang telah menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira.
Israel bagaikan pengantin wanita yang disambut pengantin pria. Mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ayat 11).
Setiap orang tanpa terkecuali diundang untuk menyambut keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus. Sambutlah Dia sebagai Tuhan, alami pembebasan sejati dari belenggu dosa, serta nikmati anugerah kekal menjadi anak-anak-Nya.
Kebebasan dari dosa yang Tuhan berikan bagi orang yang percaya pada-Nya adalah sempurna dan tuntas.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika mengingatkan bahwa Tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika sama beratnya dengan tugas dan tanggung jawab umat Tuhan saat ini.
Jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri mustahil semua tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan.
Maka, jemaat Tuhan harus bahu membahu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab itu dan memohonkan berkat Tuhan untuk memberikan kemampuan serta motivasi.
Nasihat-nasihat terakhir Paulus yang ditujukan kepada jemaat Tesalonika berisikan tentang beberapa hal penting:
[1] supaya jemaat menghormati dan mendukung dalam kasih para pemimpin jemaat yang sudah bekerja keras, memimpin dan menegor mereka;
[2] para pemimpin agar tegas terhadap mereka yang tidak tertib, dan berlaku adil terhadap yang lemah;
[3] keseluruhan komunitas jemaat agar mereka tekun dalam doa dan syukur, mengembangkan karunia dan menjauhi kejahatan (ayat 16- 21).
Dengan saling bekerja sama, pekerjaan Tuhan niscaya dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
Akhirnya, jemaat memerlukan kekuatan dan pertolongan dari Tuhan supaya mereka dapat dengan tuntas menunaikan tugas dan tanggung jawab pelayanan mereka.
Itu sebabnya Paulus menyampaikan berkat Allah kepada mereka.
Tunaikan tugas dan panggilanmu dengan setia dan bertanggung jawab. “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga yang akan menggenapinya.”
Injil hari ini, Terang menyelamatkan hidup dari kekacauan, mengungkapkan hal-hal yang tak kelihatan, memperlihatkan segala sesuatu apa adanya, dan juga membimbing. Tanpa terang, orang akan berjalan di dalam kegelapan.
Pemaparan Yohanes dengan jelas menunjukkan bahwa Firman itu ialah Yesus, Seseorang yang ia kenal dan kasihi. Dialah Pencipta alam semesta. Hidup-Nya memberi terang pada manusia.
Di dalam terang-Nya, manusia dapat melihat diri sebagaimana adanya, yakni pendosa yang membutuhkan Juruselamat. Ia memang datang untuk membebaskan manusia dari kehancuran akibat dosa sehingga manusia memiliki kehidupan yang bermakna, yakni sesuai dengan kehendak Allah.
Pemahaman akan jati diri membuat orang mengerti peran dan posisinya di hadapan orang lain.
Yohanes Pembaptis menggenapi misinya sebagai pemberi kesaksian bagi Sang Firman, dengan terlebih dulu menyatakan di depan publik, jati dirinya yang berada di bawah otoritas Yesus.
Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang (ayat 6-8). Yohanes paham bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi. Ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya.
Pelayanan Yohanes sebagai saksi begitu berpengaruh hingga ada orang-orang yang menjadi pengikutnya. Ini menggelisahkan para pemimpin agama Yahudi. Mereka menginvestigasi identitas dirinya.
Mereka ingin tahu mengapa dia begitu populer. Mereka memperkirakan empat kemungkinan mengenai jati diri Yohanes.
Pertama, dia adalah Mesias (ayat 20).
Kedua, dia adalah Elia.
Ketiga, dia adalah nabi yang sudah dinubuatkan akan datang. Keempat, dia adalah nabi palsu.
Lalu Yohanes menjelaskan identitasnya dalam kaitan dengan Yesus. Yohanes menyatakan bahwa dia adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Tuhan yang dia persiapkan kedatangan-Nya, jelas lebih tinggi dari dia. Dia hanyalah “suara” (ayat 23) yang menunjuk pada Mesias, agar orang mengikuti Dia.
Panggilan Allah bagi Yohanes juga memberi dia kuasa untuk membaptis. Meski di dalam kuasa yang demikian besar,
Yohanes tetap sadar bahwa ia tidak lebih tinggi dari Yesus.
Pemahaman dan kesadaran diri seperti yang dimiliki Yohanes, perlu dimiliki oleh orang yang melayani Yesus.
Bila orang tidak melihat jati diri dalam kaitan dengan Yesus, maka ia hanya bisa melihat kemampuannya.
Orang semacam ini tidak akan rela direndahkan di dalam pelayanannya. Namun bila kita berhadapan dengan Kristus, maka keangkuhan dan sifat mementingkan diri sendiri akan meluruh, meski mengalami perlakuan yang merendahkan diri sendiri.
Natal mengingatkan kita akan kehadiran Terang itu ke dalam dunia. Menyambut natal berarti menyambut Sang Terang.
Memberi diri diterangi oleh Yesus sama dengan menyambut hidup yang kekal. Orang yang mengikut Yesus tidak akan berjalan di dalam kegelapan, melainkan akan memiliki terang hidup.
Marilah kita mempersilakan Kristus mengusir kegelapan dosa yang menguasai kita. Biarkanlah Dia menerangi dan memimpin hidup kita.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, dari zaman ke zaman Engkau telah mengurapi umat-Mu dengan Roh Kudus-Mu agar dapat menjadi saksi-saksi-Mu yang tangguh dalam memberitakan Kabar Baik-Mu ke tengah-tengah dunia.
Biarlah lewat karya Roh Kudus dalam diriku pada hari ini, aku dapat memuliakan nama-Mu, lewat kata-kata dan tindakanku. Amin. (Lucas Margono)