Renungan Hari Rabu 10 Januari 2024
Renungan Hari Rabu 10 Januari 2024
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Rabu 10 Januari 2024. Dalam bacaan Injil Markus 1:29-39 hari ini menceritakan kisah kesembuhan ibu mertua Petrus. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk memberikan kesembuhan jasmani, namun Dia datang untuk memberikan kesembuhan rohani, yaitu pembebasan manusia dari belenggu dosa.
Setelah semua yang dilakukan disana, Yesus segera mengajak pergi murid-murid Nya. “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”
Dalam Injil dikisahkan bahwa Yesus mengunjungi keluarga murid-Nya dan menyembuhkan mertua Simon yang sakit dan juga mengusir roh-roh jahat serta banyak orang sakit lain yang Dia sembuhkan.
Yesus menunjukkan mukjizat kesembuhan jasmani, ini dilakukan-Nya sebagai suatu tindakan untuk menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan, yang menjadi pemenuhan nubuat para nabi, dan juga untuk mendukung pengajaran yang akan diberikan, seperti yang terjadi pada penggandaan roti dan ikan untuk menjelaskan tentang Ekaristi.
Yesus datang untuk dunia, semua pelosok dimanapun kita berada. Menjadi permenungan bagi kita adalah, apakah kita menyadari kehadiran kasih dan karunia Yesus di dalam setiap langkah hidup kita?
Ataukah kita kerap lupa dengan kehadiran Nya yang menyertai dan membimbing langkah hidup kita? semestinya kita semakin dewasa untuk semakin mengenal kasih Allah dalam diri Yesus Kristus dan berani menjadi saksi Nya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sejak Yesus tampil sebagai pengajar dan pengusir roh jahat di rumah ibadat di Kapernaum (Mrk. 1:21-28), Ia langsung menjadi bahan pembicaraan orang di segala penjuru di seluruh Galilea: “Tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea” (Mrk. 1:28).
Peristiwa pengusiran roh jahat oleh Yesus dialami sebagai peristiwa yang “tidak biasa” sehingga berita tentang kejadian itu tersebar cepat sekali. Dalam sekejap mata, orang mulai berkumpul, berkerumun, menonton, berkomentar dan bercerita ke mana-mana.
Ingatan orang akan apa yang dilakukan Yesus di rumah ibadat di Kapernaum, kemudian diperkuat lagi dengan peristiwa Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Mrk. 1:29-34).
Markus mengisahkan bahwa setelah pertemuan suci di rumah ibadat, Yesus bersama-sama dengan keempat murid-Nya pergi ke rumah Simon dan Andreas.
Ketika Yesus tiba, para murid memberitahu mengenai kondisi ibu mertua Simon, yang sedang terbaring karena sakit demam.
Suasana hati orang-orang yang datang berkunjung tentu kurang begitu gembira karena diwarnai suasana demam yang diderita oleh ibu mertua Simon.
Yesus lalu menghampiri tempat pembaringan ibu mertua Simon itu, sambil memegang tangannya, Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya (Mrk. 1:31). Setelah sembuh, ibu mertua Simon melayani para tamu.
Kehadiran Yesus di rumah Simon tidak hanya membuat ibu mertua Simon sembuh dari sakit demam, tetapi mengubah suasana rumah yang sebelumnya “mendung” menjadi cerah ceria dan penuh sukacita.
Para penduduk Kapernaum, yang tahu tempat Yesus berada, datang membawa orang-orang sakit dan kerasukan setan di depan pintu rumah Simon. Yesus mendekati para penderita sakit. Ia menyembuhkan mereka dan melenyapkan setan-setan.
Betapa gembiranya orang-orang yang disembuhkan dan dibebaskan oleh Yesus. Hidup mereka yang sebelumnya suram karena dikuasai oleh penyakit dan kuasa kejahatan, kini menjadi cerah ceria.
Tindakan Yesus mengubah keadaan manusia. Orang-orang yang disembuhkan dan dibebaskan dari kuasa setan serta orang-orang lain yang menyaksikan tindakan Yesus mulai bercerita tentang peristiwa tersebut.
Yesus tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika para pengikut-Nya masih tidur nyenyak, pagi-pagi benar Yesus bangun, dan pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Yesus tentu merenungkan peristiwa semalam itu secara mendalam di hadapan Bapa-Nya dalam doa.
Ia ingin tahu apa yang harus dilakukan-Nya selanjut-Nya. Dalam doa, Yesus mencari kepastian tentang tujuan kedatangan-Nya. Yesus datang untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya, bukan kehendak manusia.
Maka ketika Simon dan kawan-kawannya datang kepada-Nya dan memberitahukan-Nya: “Semua orang mencari Engkau” (Mrk. 1:36), Yesus tidak membiarkan diri-Nya dikuasai oleh kehendak orang-orang yang membutuhkan-Nya.
Yesus tahu, bahwa Ia harus pergi dari orang-orang yang sudah mengenal-Nya dan pergi untuk mencari orang-orang yang belum mengenal kabar baik yang diberitakan-Nya. Ia mengajak para pengikut-Nya:
“Mari kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang. Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan” (Mrk. 1:38-39).
Apa makna kisah Injil hari ini bagi kita?
Pertama, kehadiran Yesus dalam hidup kita mengubah situasi hidup kita yang suram dan “mendung” karena berbagai alasan menjadi cerah ceria. Yang dituntut dari kita adalah membiarkan diri didatangi Yesus.
Setiap orang yang menerima Yesus akan menikmati kabar baik yang diwartakan-Nya dan mengalami tindakan kasih-Nya. Sebagai pengikut Yesus, kita mesti memberitahu kondisi hidup sesama kita, negara kita dan situasi dunia kita kepada Yesus melalui doa agar dapat diubah oleh Yesus.
Tidak hanya itu, tetapi kita juga harus membawa sesama yang menderita dan terganggu hidupnya kepada Yesus agar merekapun disembuhkan dan dibebaskan oleh Yesus dari berbagai ikatan yang menyengsarakan mereka.
Kedua, relasi dengan Allah dalam doa menjadi kekuatan utama yang memampukan kita untuk membedakan mana kehendak Allah dan mana keinginan manusia.
Relasi dengan Allah akan mendatangkan kebijaksanaan yang membuat kita mampu untuk memilih kehendak Allah meski terasa sulit dan berisiko.
Ketiga, mewartakan kabar baik dan menjadi saksi tindakan kasih Yesus merupakan misi utama setiap orang Kristiani.
Sebagaimana orang-orang yang disembuhkan dan dibebaskan dari roh jahat akhirnya menjadi pewarta dan saksi Yesus Kristus, kita pun disembuhkan dan dibebaskan dari kuasa kejahatan untuk menjadi pewarta Injil dan saksi Yesus Kristus.
Keempat, kita disembuhkan untuk melayani. Kesembuhan, perubahan suasana hidup, pembebasan dari berbagai kekuatan jahat tidak hanya bersifat personal, melainkan juga bersifat sosial.
Sebagaimana ibu mertua Simon yang langsung melayani tamu setelah disembuhkan oleh Yesus, demikian pula penyembuhan, pembebasan dan perubahan yang kita alami dimaksudkan agar kita menjadi pelayan bagi sesama.
Semoga kita senantiasa menyadari bahwa kitapun disembuhkan untuk melayani sesama.
Doa Penutup
Allah Bapa kami di surga, siapakah Engkau sehingga memperkenankan kami ikut serta dalam hidup-Mu.
Kami mohon, semoga perjanjian-Mu Kauperbarui setiap hari dan semoga kami semakin mengimani bahwa Engkaulah Allah dan Bapa kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.