Renungan Hari Minggu 14 April 2024
Renungan Hari Minggu 14 April 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 14 April 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 24:35-48 hari ini mengisahkan tentang Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
Yesus, Pemimpin kepada hidup
Apa hubungan kesembuhan yang dialami orang lumpuh pada perikop sebelum ini dengan Tuhan Yesus? Petrus memakai kesempatan keheranan dan ketakjuban orang banyak untuk menyatakan siapa Tuhan Yesus.
Pertama, Yesuslah yang telah menyembuhkan orang lumpuh tersebut (ayat 16, lih. 6).
Kedua, kesembuhan itu merupakan fakta sekaligus bukti bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang diutus Allah untuk memimpin manusia kepada hidup (ayat 13, 15).
Ketiga, walaupun orang Yahudi membunuh Yesus dalam ketidaktahuan (ayat 17), tetapi dalam kedaulatan Allah, peristiwa itu menjadi penggenapan nubuat Perjanjian Lama (ayat 18) bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan manusia berdosa melalui penderitaan dan kematian-Nya.
Oleh karena itu mereka yang membunuh Yesus boleh mendapatkan pengampunan-Nya bila segera sadar dan bertobat (ayat 19). Yesus juga adalah nabi yang dijanjikan sejak masa Musa (ayat 22).
Musalah yang menjadi pewarta kabar baik bahwa kuasa kebangkitan Yesus nyata memberi kehidupan kepada yang sudah mati di dalam dosa. Justru dengan menyaksikan kuasa kebangkitan-Nya yang menyembuhkan si lumpuh, orang-orang Yahudi mendapatkan kesempatan baik untuk bertobat dan sekaligus kehormatan dari Tuhan untuk memberitakan kabar baik tersebut (ayat 25-26).
Kisah penyembuhan si lumpuh (Kis. 3:1-10) membuktikan bahwa kuasa Kristus yang mematahkan dosa dan memberi kehidupan sudah dinyatakan melalui orang yang percaya kepada Dia.
Bukti kedahsyatan kuasa Allah tidak dapat dielakkan dan tidak dapat diabaikan. Setiap orang yang menolak percaya, dengan sendirinya tetap tinggal dalam belenggu dosa dan kematian rohani.
Sebaliknya setiap orang yang sudah mengalami kuasa-Nya yang membangkitkan hidup, harus mengambil sikap menyingkirkan dosa dan bertobat. Namun tidak hanya itu, ia juga harus menjadi pewarta kabar baik bahwa hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan dan kehidupan sejati.
Bukan lagi di dalam dosa
Dosa adalah sebuah fakta yang terjadi juga di dalam hidup orang Kristen (ayat 1Yoh. 1:8). Akan tetapi, selalu ada pengampunan bagi dosa yang diakui (ayat1Yoh. 1:9). Itulah pengajaran Yohanes kepada para pembaca suratnya.
Yohanes memang menginginkan pembacanya serius memperhatikan masalah dosa. Ia berharap mereka tidak berbuat dosa (ayat 1), karena dosa dapat merusak persekutuan mereka dengan Allah (ayat 1Yoh. 1:6).
Pertobatan seharusnya mengubah hubungan manusia dengan dosa. Lagi pula Allah tidak pernah menginginkan manusia melakukan dosa. Kita bisa memperoleh seluruh kemenangan iman dari Tuhan Yesus Kristus.
Jika manusia berdosa juga, itu terjadi karena kelemahan manusia sebab tidak bergantung pada Yesus. Namun tidak berhenti sampai di situ. Kita memiliki seorang Pembela, yaitu Yesus Kristus. Seorang pembela biasanya harus berargumentasi dengan menunjukkan bukti-bukti bahwa kliennya tidak bersalah.
Tetapi Yesus setuju bahwa manusia bersalah! Kemudian Ia mengajukan pengorbanan-Nya untuk menggantikan kebersalahan kita, dan dosa seluruh dunia! Setelah itu persekutuan manusia dengan Allah diperbaiki.
Persekutuan itu akan berbuahkan pengenalan akan Allah. Buktinya? Ketaatan! Jadi pemulihan itu tidak membuat kita bisa bersikap seenaknya terhadap Allah. Justru dalam posisi telah dipulihkan, kita seharusnya tidak lagi suka melakukan dosa.
Dosa bisa saja mencoba masuk, tetapi ingatlah bahwa dosa tidak lagi bisa menguasai hati kita! Yesus Kristus sudah mendirikan takhta-Nya di sana! Maka orang yang tinggal di dalam Tuhan harus hidup sebagaimana Yesus hidup, yakni berjalan tiap-tiap hari bersama dengan Allah.
Selain itu berdisiplin dalam persekutuan dengan Allah, dalam kesetiaan dan dalam ketaatan kepada Allah!
Orang yang mengenal Allah akan bertumbuh dalam kebenaran karena Allah adalah benar. Bukan berarti bahwa ia akan tanpa dosa, tetapi ia akan hidup dan bergerak berdasarkan kebenaran Allah. Sudahkah kita seperti itu?
Injil hari ini, Menjadi saksi=berbagi suka
Pemberitaan Lukas tentang kebangkitan Kristus didasarkan pada kisah para saksi. Bacaan hari ini merupakan kisah Paskah yang ketiga dalam Injil Lukas.
Dalam kisah pertama, meski tidak bertemu Yesus, beberapa perempuan menjadi saksi kubur yang kosong (Luk. 23:56b-24:12).
Dalam kisah kedua, Ia menampakkan diri pada dua orang murid (Luk. 24:13-35). Dan yang ketiga, Yesus memperlihatkan diri-Nya pada sebelas orang murid, yang sedang mendengarkan cerita dua murid yang bertemu Yesus di Emaus (1).
Para murid terkejut dan takut ketika melihat Yesus (37). Tampaknya mereka tidak pernah berharap bahwa Yesus akan bangkit dan hidup! Namun mereka kemudian menjadi girang dan heran (41), meski belum paham!Yesus tidak membiarkan mereka bingung.
Ia menyuruh mereka melihat dan meraba bekas luka di tangan dan kaki-Nya (40). Lalu Ia memakan sepotong ikan goreng (42-43) untuk meyakinkan mereka. Tindakan Yesus ini memperlihat-kan bahwa tubuh kebangkitan-Nya benar-benar memiliki aspek fisik.
Kebangkitan-Nya adalah kebangkitan manusia seutuhnya, yakni melibatkan tubuh, yang berdaging dan bertulang. Paulus menyebutnya \’tubuh surgawi\’ (1Kor. 15:40).
Para murid tidak bisa lagi tidak percaya pada kebangkitan Kristus. Ia mengingatkan mereka tentang apa yang telah Ia ajarkan sebelumnya. Ia juga membuat mereka paham tentang nubuat Kitab Suci tentang Yesus (44).
Atas semua itu, para murid diberi tanggung jawab untuk mengemban misi Allah, dengan menjadi saksi yang memberitakan pertobatan dan pengampunan kepada segala bangsa (46-48). Untuk itu para murid akan mendapatkan pertolongan dari Roh Kudus (49).
Menjadi saksi Kristus, sesungguhnya bukan sekadar tugas atau kewajiban. Sebagai orang yang sudah berjumpa Kristus dan menerima keselamatan dari-Nya, kita terdorong berbagi kesukaan ini kepada sesama kita. Dengan mengandalkan Roh dan menggali firman, jadilah saksi-Nya yang andal!
Doa Penutup
Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau tidak menghukum diriku ketika timbul keragu-raguan dalam hatiku tentang diri-Mu.
Utuslah Roh Damai-Mu ke dalam hidupku di mana ada kebingungan atau ketakutan. Semoga realitas kasih-Mu yang sempurna bagi diriku mengusir setiap rasa takut yang tersembunyi dalam hatiku. Amin.