Renungan Hari Sabtu 15 Juni 2024

Renungan Hari Sabtu 15 Juni 2024

Renungan Hari Sabtu 15 Juni 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 15 Juni 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 5:33-37 hari ini mengisahkan tentang Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah.

Atas perintah Tuhan Elia pergi dari gunung Horeb, untuk menemui Elisa bin Safat. Elisa artinya secara harfiah, Allah adalah keselamatanku. Tempat tinggal pasti Elisa pada saat dia dipanggil tidak disebutkan, walaupun rumahnya terletak di Abel-Mehola, yang terletak di sebelah utara Lembah Yordan.

Elia mengenakan jubahnya pada Elisa sebagai tindakan simbolis untuk menunjukkan bahwa kuasa dan wewenang Elia, sang nabi yang sudah akan purnabakti itu, kini ada di pundak nabi yang lebih muda, Elisa.

Elisa yang sedang bekerja membajak sawah saat ia menerima jubah Elia, memahami makna peristiwa itu sebagai tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya untuk pergi bersama nabi Elia dan melayaninya. Maka Elisa meminta ijin kepada nabi Elia untuk bermaitan dengan ayah ibu dan kerabat yang lain terlebih dahulu.

“Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu”. Kita mungkin heran atas tanggapan Elia yang kasar terhadap permintaan yang cukup masuk akal. Untuk memahami sikap Elia itu kita harus ingat bahwa cara berpisah dalam budaya Timur bisa memakan waktu berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu. Hal ini dianggap oleh Elia membuang-buang waktu.

Elisa yang telah mendapat ijin dari Elia lalu berbalik dari sang Nabi pulang kerumah, ia menyembelih lembu yang dipakai membajak dan memasaknya dengan kayu bajak yang biasa ia pakai bekerja sehari-hari.

Ini dilakukan Elisa sebagai ungkapan syukur atas ijin Elia dan untuk menghormati Sang Nabi yang lebih tua, sekaligus pesta perpisahan. Pesta perpisahan ini secara rohani mempunyai makna mendalam, yaitu Elisa mau menanggapi panggilan Tuhan dengan serius dan total.

Elisa rela meninggalkan harta kekayaan dan segala pekerjaan duniawi serta keluarganya untuk mengikuti Tuhan. Sesudah itu Elisa bersiap mengikuti Elia dan menjadi pelayannya dengan setia.

Dengan demikian tugas pertama yang diberikan kepada Nabi Elia di Gunung Horeb oleh Tuhan sudah dilaksanakan, yaitu tugas menyediakan kesinambungan pelayanan nabi dalam diri Elisa bin Safat setelah Elia diangkat ke surga.

Injil hari ini mengajak kita semua sebagai umat Tuhan diminta berkata jujur, Jika ya katakan ya.

Di manakah kita bisa mendapatkan kebenaran? Bahkan di pengadilan pun kadang kita dapat menemukan saksi yang berbohong. Padahal ia sudah disumpah untuk hanya mengatakan kebenaran. Celakanya lagi, banyak orang yang sengaja menerima kesaksian palsu itu sebagai kebenaran.

Dalam bacaan ini kita menemukan bahwa Perjanjian Lama menekankan integritas umat untuk tidak bersumpah palsu (ayat 33). Bersumpah berarti mengikutsertakan Tuhan dalam kesepakatan bahwa apa yang dikatakan oleh orang yang bersumpah itu benar.

Bersumpah palsu berarti mengklaim bahwa Tuhan akan membenarkan orang tersebut bahkan ketika ia berbohong. Dengan kata lain orang yang bersumpah palsu “menjebak” Tuhan untuk membenarkan dirinya. Itu sama saja dengan menjadikan Tuhan pembohong.

Oleh karena kenyataan banyak orang menyalahgunakan sumpah untuk membenarkan dirinya, Yesus menegaskan bahwa orang yang percaya kepada-Nya tidak perlu bersumpah. Bila dipertanyakan kebenarannya, seorang pengikut Tuhan cukup mengatakan ya bila ya dan tidak bila tidak (ayat 37).

Pengikut Tuhan tidak memiliki hak untuk mengklaim Tuhan membela dirinya (ayat 34-36). Janji Tuhan untuk membela anak-anak-Nya merupakan anugerah semata. Artinya pengikut Tuhan harus hidup sedemikian sehingga kata-katanya, baik “ya” maupun “tidak” sudah cukup menjadi jaminan kebenaran.

Era ini sering disebut sebagai era informasi. Informasi dalam sekejap mata dapat beredar ke seluruh dunia. Namun, informasi yang beredar bisa sangat menyesatkan. Isinya penipuan dan kebohongan namun karena dibungkus dengan kata dan gambar yang sangat memikat akhirnya diterima sebagai kebenaran.

Anak Tuhan harus memerangi kebohongan seperti itu. Caranya adalah dengan berkata benar, bersikap dan bertindak benar pula.

Renungkan

Integritas Kristen terlihat ketika mulut sepadan dengan hati, tingkah laku selaras dengan perkataan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url