Renungan Hari Selasa 27 Agustus 2024
Renungan Hari Selasa 27 Agustus 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Selasa 27 Agustus 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 7:11-17 hari ini mengisahkan tentang Yesus yang membangkitkan seorang pemuda dari kematian.
Sesuai konteksnya, seorang janda termasuk dalam golongan yang lemah, baik secara ekonomi, sosial, maupun keagamaan. Maka perikopa hari ini memberi gambaran yang jelas bagaimana situasi janda dalam kisah ini.
Janda itu menjadi semakin lemah karena harapan satu-satunya untuk masa depan sudah hilang dengan kematian anak laki-laki tunggalnya. Bisa jadi janda itu sudah dampai pada titik tanpa harapan, kehancuran lura dalam.
Yesus yang datang mengubah segalanya. Janda itu menjadi tersapa oleh kasih Allah. Yesus dihadapan orang banyak menampakkan kuasa-Nya atas kematian. Dengan kata-kata yang penuh kuasa, Yesus memberi perintah kepada anak yang sudah meninggal itu supaya bangkit.
Dan demikianlah yang terjadi, semua orang yang hadir melihatnya. Yesus melakukan itu di pintu gerbang kota, tempat keluar masukkan seseorang dari dan menuju ke kota. Pemuda yang meninggal hendak dibawa keluar dari kota, hendak dipisahkan dari ibunya.
Namun Yesus yang datang menjadikan semuanya berbalik, sang ibu janda tidak jadi dipisahkan dengan anak laki-laki tunggalnya. Keselamatan datang atas janda itu. Tidak hanya itu, keselamatan juga datang kepada semua orang yang menyaksikan peristiwa itu.
Fokus dalam pembicaraan ini bukan pada peristiwa kebangkitan anak muda itu. Fokus dalam perikopa ini adalah Yesus yang menjumpai janda yang ditinggal mati anak laki-lakinya. Alasan Yesus membangkitkan anak muda itu bukan karena ia kasihan pada anak itu, tetapi Yesus melihat janda itu dan tergeraklah Ia akan belas kasih pada janda itu.
Janda itu kiranya tidak banyak mengenal Yesus. Bukan ia yang meminta kepada Yesus supaya anaknya dihidupkan. Juga tidak terjadi dialog antara janda itu dengan Yesus. Yesus lah yang mempunyai peran aktif untuk datang dan menjumpai janda itu.
Kasih Yesus kepada mereka yang lemah membuahkan kebangkitan dan harapan baru bagi mereka yang mau terbuka menerima tawaran dari-Nya.
Bagi kita, Yesus tidak pernah tinggal diam membiarkan kita dalam situasi tanpa harapan. Seperti Ia datang kepada janda itu, Yesus juga senantiasa datang kepada kita dan menyapa kita.
Situasi tanpa harapan dan kesedihan yang mendalam seringkali menutup mata kita akan hadirnya Yesus dalam peristiwa itu. Namun bukan berarti bahwa Yesus tidak datang dan menghampiri kita. Ia datang dan selalu memberi harapan baru akan kehidupan.
Apa yang perlu kita lakukan ketika dalam titik lemah adalah menerima pengalaman itu namun sekaligus memperkenankan Allah hadir dalam pengalaman itu. Biarkanlah dalam ketidakmengertian kita Allah berkarya dalam diri kita.
Kita tidak pernah tahu persis bagaimana jalan pikiran dan rencana Allah. Menerima pengalaman yang tidak enak menjadi jalan yang paling baik untuk tetap bertahan untuk tetap hidup dan membangun harapan masa depan dengan lebih baik.
Doa Penutup
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para gembala dan martir-Mu yang kudus, Santo Kornelius dan Siprianus. Bantulah Gereja-Mu untuk bersedia mengampuni dan sabar terhadap anggota-anggotanya yang tersesat, bahkan memberontak.
Berilah kami kekuatan untuk ikut serta mewartakan dan menghadirkan karya keselamatan Putra-Mu di tengah-tengah masyarakat kami sampai kami Kauperkenankan untuk menikmati kepenuhan karya keselamatan-Mu itu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.