Renungan Hari Kamis 10 Juli 2025

Renungan Hari Kamis 10 Juli 2025

Renungan Hari Kamis 10 Juli 2025

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Kamis 10 Juli 2025. Dalam Bacaan Injil Matius 10:7-15 hari ini mengisahkan tentang Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. 

Yehuda berbicara atas nama dirinya sendiri dan saudara-saudaranya dalam suatu pernyataan yang tergolong paling indah dalam sastra. Dia tidak membela diri, dia tidak menyangkal, tetapi sekadar mengajukan permohonan kepada pejabat Mesir yang berkuasa itu agar Benyamin tetap hidup dan bebas.

Permohonan Yehuda ini merupakan “pola paling lengkap dan kefasihan berbicara yang sungguh alamiah yang terdapat dalam suatu bahasa.” Sikap siap mengorbankan diri, yang sebelumnya asing bagi Yehuda, memancar dengan keindahan yang istimewa.

Yehuda dengan jujur mengakui kesalahan dirinya dan kesalahan saudara-saudaranya. Sesungguhnya, mereka tidak mencuri uang pembayaran gandum maupun piala perak tersebut, tetapi mereka telah melakukan dosa mengerikan dengan menjual saudara mereka sebagai budak.

Mereka telah sangat menyusahkan dan menyedihkan Yusuf serta ayah mereka. Dengan mengacu kepada penderitaan ayahnya, Yehuda menunjukkan bahwa dirinya saat ini sangat sadar akan nilai-nilai suci dan pentingnya hubungan keluarga.

Kesediaan sang kakak untuk menjadi pengganti bagi Benyamin menunjukkan kebesaran jiwanya. Dia menawarkan diri untuk menjadi budak Yusuf, dan memohon agar Benyamin dan saudara-saudaranya yang lain bisa disuruh pulang untuk membawa berkat bagi ayah mereka yang sudah lanjut usia.

Inilah puncak campur tangan Allah dengan Yehuda. Tuhan telah menjadikan dia seorang jagoan rohani untuk mewakili Tuhan dalam melaksanakan rencana ilahi.

Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi … menangislah ia keras-keras … Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, “Akulah Yusuf.” Ketika Yusuf tidak bisa lagi menahan hatinya, dia berseru nyaring sambil menangis (terjemahan harfiah).

Sesaat kemudian dia memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya dan membuka hatinya yang baik untuk mereka. Di dalam ketakutan dan kebingungan mereka menjadi tidak bisa berbicara.

Tetapi Yusuf menenangkan hati mereka. Dia menyatakan, “Allah menyuruh aku mendahului kamu” (ay. 5). Dengan cepat dia mengangkat seluruh beban kesalahan mereka karena perbuatan buruk mereka dulu ketika ia berusaha menafsirkan kejadian tersebut menurut maksud dan rencana Allah.

Itulah caranya memusatkan perhatian mereka pada satu pertimbangan yang tertinggi itu. Maksud yang ditetapkan Tuhan lebih penting daripada tindakan manusia yang fana. Maksud ilahi tersebut mencakup pemeliharaan kaum sisa umat Allah agar tetap hidup dan dapat dipakai untuk melaksanakan kehendak Tuhan di bumi.

Mazmur, Sumber pujian.

Seringkali manusia kehabisan akal dan semangat memuji Tuhan. Yang ada justru menggerutu dan menggugat Tuhan, karena sulit menerima keadaan yang dialaminya, yang tidak sesuai dengan harapan.

Sebenarnya tak ada alasan bagi umat Tuhan untuk tidak memuji Dia. Betapa tidak, perbuatan agung dan ajaib Allah di masa lampau telah membangunkan kesadaran umat manusia, bahwa Dialah Tuhan sejati.

Selain itu pengalaman beriman yang ditampilkan oleh para pendahulu kita dalam arak-arakan orang beriman, merupakan rambu-rambu dan bukti kasih setia Tuhan. Karena itu seluruh karya keagungan-Nya merupakan sumber pujian utama umat manusia.

Umat yang memuji. Bersumber pada karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian dalam pengertian dan kesadaran penuh.

Bukan dalam kemabukan emosi yang bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang mengerti bahwa Allah akbar, perbuatan-Nya ajaib, sifat-Nya kudus dan setia, penghukuman-Nya pasti, perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.

Kesukaan dan kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.

Injil hari ini, Prinsip pelayanan yang efektif.

Para rasul yang diutus tidak hanya diberi kuasa namun juga dibekali prinsip-prinsip pelayanan yang sangat mendukung pelayanan mereka. Apa sajakah?

Target pelayanan mereka harus jelas dan spesifik (ayat 5-6). Untuk misi pertama targetnya adalah bangsa Israel seperti misi pertama Yesus. Target inilah yang menjadi prioritas utama mereka dan hal- hal lain yang tidak menjadi target harus dikesampingkan.

Mereka juga dilarang untuk membawa ekstra perbekalan, baik itu uang, pakaian, ataupun perlengkapan untuk bepergian. Tujuannya supaya mereka menjauhkan diri dari kemewahan dan tidak dibebani dengan perbekalan yang banyak, yang justru akan membuat mereka sibuk untuk menjaga perbekalannya daripada melayani dan hidup bergantung kepada Allah.

Mereka juga tidak boleh mempunyai motivasi untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk apa pun dari orang-orang yang dilayani, sebab segala kuasa dan kemampuan yang mereka miliki adalah anugerah Allah (ayat 8).

Untuk tempat bermalam, mereka harus bergantung kepada kebaikan hati orang-orang yang mau memberi tumpangan. Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk menumpang, mereka tidak boleh sembarangan menerima kebaikan hati orang lain. Mereka harus tinggal di rumah orang yang layak hingga berangkat lagi (ayat 11).

Kelayakan orang yang memberi tumpangan diukur berdasarkan mau tidaknya ia menerima mereka dan mendengarkan pengajarannya (ayat 14). Prinsip tetap tinggal hingga berangkat kembali menegaskan bahwa utusan Yesus harus menghindari kemewahan dalam arti mereka tidak boleh memilih-milih atau berpindah-pindah untuk mendapatkan tempat yang nyaman.

Renungkan

Dari prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus, bagi pelayan Kristen masa kini mungkin yang paling mengganggu konsentrasi mereka dalam pelayanannya adalah masalah harta dan kemewahan. Jika setiap pelayan Kristen menghindari kemewahan dan hanya bergantung pada pemeliharaan Allah, betapa banyak orang yang menghina Injil telah dimenangkan.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, datanglah dan berdiamlah dalam diri kami. Biarlah hidup-Mu dalam diri kami bertumbuh sehingga dengan demikian kami dapat menjadi lebih serupa dengan-Mu.

Tolonglah kami mencari Engkau dalam doa agar kami dapat belajar menaruh kepercayaan kepada-Mu untuk segala kebutuhan kami.

Tolonglah kami untuk senantiasa mewartakan Kabar Baik-Mu kepada orang-orang lain secara cuma-cuma. Amin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url