Renungan Katolik Rabu 1 Oktober 2025 Bacaan Injil : Matius 18:1-5

Renungan Katolik Rabu 1 Oktober 2025 Bacaan Injil : Matius 18:1-5

📖 Renungan Katolik Rabu 1 Oktober 2025 Bacaan Injil : Matius 18:1-5

“Menjadi Kecil di Hadapan Allah: Renungan Katolik Matius 18:1-5”

Setiap kali kita membaca Injil, ada momen-momen di mana Yesus membalikkan cara pandang dunia. Salah satunya muncul dalam bacaan Injil hari ini, Matius 18:1-5. Para murid datang kepada Yesus dengan pertanyaan yang sangat manusiawi: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?”

Pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tapi sesungguhnya menyimpan kerinduan manusia untuk diakui, dihargai, dan dilihat lebih tinggi dari yang lain. Namun jawaban Yesus mengejutkan. Ia tidak menunjuk kepada seorang pemimpin besar, orang kaya, atau seorang nabi terkenal. Sebaliknya, Yesus memanggil seorang anak kecil dan berkata:

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.” (Mat 18:3-4)

Inilah panggilan Yesus yang radikal: menjadi kecil, sederhana, dan rendah hati.

Menjadi Kecil di Hadapan Allah

Dalam budaya dunia modern, menjadi besar berarti memiliki kuasa, pengaruh, atau pencapaian. Namun Yesus justru membalikkan logika itu. Kerajaan Surga tidak diukur dengan jabatan, kekayaan, atau popularitas, melainkan dengan kerendahan hati.

Seorang anak kecil bergantung penuh pada orang tuanya. Ia tidak bisa hidup sendiri, tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, dan selalu membutuhkan perlindungan. Yesus mengajak kita memiliki sikap yang sama di hadapan Allah:

Mengandalkan Allah sepenuhnya dalam segala hal.

Mempercayai kasih Bapa tanpa ragu.

Tidak sombong dengan kemampuan atau pencapaian kita.

Kerendahan hati ini bukan berarti pasif atau lemah, melainkan keberanian untuk mengakui bahwa tanpa Allah, kita bukanlah siapa-siapa.

Menghidupi Kerendahan Hati di Era Digital

Sebagai umat Katolik zaman now, kita hidup di tengah dunia digital yang penuh dengan pencarian pengakuan. Banyak orang mengejar “likes”, “followers”, dan validasi dari dunia maya. Seringkali, tanpa sadar, kita juga bertanya dalam hati: “Siapakah yang terbesar di antara kita?”

Namun Injil hari ini mengingatkan kita bahwa ukuran kebesaran bukan terletak pada popularitas, melainkan kesederhanaan hati. Menjadi kecil di hadapan Allah berarti:

Tidak terjebak dalam pencitraan di media sosial.

Menggunakan teknologi sebagai sarana untuk melayani, bukan meninggikan diri.

Menjadi sederhana, apa adanya, dan jujur dalam relasi dengan sesama.

Belajar dari Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus

Uniknya, 1 Oktober juga adalah Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, seorang santa muda yang dikenal dengan “jalan kecil” menuju kekudusan. Ia mengajarkan bahwa kesucian bukan hanya milik orang besar, tetapi dapat dicapai melalui hal-hal kecil yang dilakukan dengan kasih besar.

Santa Theresia menunjukkan bagaimana menjadi kecil di hadapan Allah bukan berarti tidak berharga, tetapi justru menjadi jalan yang paling indah untuk semakin dekat dengan-Nya.

Aplikasi Hidup Sehari-hari

1. Belajar rendah hati – mengakui kelemahan kita di hadapan Allah.

2. Percaya penuh kepada Bapa – seperti anak kecil percaya pada orang tuanya.

3. Hidup sederhana – tidak mengejar pujian dunia, tetapi berfokus pada kasih Allah.

4. Melayani dengan tulus – terutama di dunia digital, gunakan talenta untuk kebaikan.

Penutup

Injil hari ini mengingatkan kita: untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, kita harus menjadi seperti anak kecil. Kerendahan hati adalah kunci. Semoga melalui teladan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, kita pun berani menempuh “jalan kecil” menuju kekudusan.

Mari kita renungkan: apakah dalam hidup kita, kita lebih sering ingin menjadi besar di mata manusia, atau kecil di hadapan Allah?

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url