Renungan Katolik Jumat, 26 Desember 2025 Bacaan Injil: Matius 10:17–22
✨ Renungan Katolik Jumat, 26 Desember 2025 Bacaan Injil: Matius 10:17–22
“Setia Sampai Akhir”
Tanggal 26 Desember selalu menjadi hari yang unik dalam kalender liturgi Gereja. Di tengah suasana Natal yang hangat dan penuh sukacita, Gereja justru memperingati pesta Santo Stefanus, martir pertama. Dan Injil hari ini—Matius 10:17–22—juga berbicara tentang penganiayaan, kesetiaan, dan keberanian untuk bersaksi. Seolah Gereja ingin mengingatkan bahwa kelahiran Yesus tidak hanya membawa kedamaian, tetapi juga panggilan untuk hidup berani sebagai murid.
Yesus berkata:
“Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
(Matius 10:22)
Perkataan ini terdengar keras, bahkan kontras dengan suasana Natal. Namun justru di sini letak hikmatnya: Inkarnasi Allah bukan sekadar perayaan manis; itu adalah perutusan.
1. Natal: Sukacita yang Memanggil pada Keberanian
Kelahiran Yesus adalah kabar gembira bagi dunia. Tetapi kabar gembira itu tidak datang tanpa konsekuensi. Ketika terang datang, kegelapan goyah. Maka Yesus mengingatkan para murid bahwa mengikuti Dia bukan jalan yang selalu mulus.
Stefanus, yang diperingati hari ini, adalah contoh nyata. Ia dipenuhi Roh Kudus, bijaksana, dan penuh kasih. Tetapi kesaksiannya menantang banyak orang, sehingga ia dirajam sampai mati. Stefanus bukan mati sebagai orang yang kalah, tetapi sebagai orang yang setia sampai akhir, seperti kata Yesus dalam Injil.
Renungan Katolik hari ini mengajak kita untuk melihat Natal bukan sekadar perayaan, tetapi panggilan menjadi saksi.
2. Menghadapi Tantangan Iman di Dunia Modern
Kita mungkin tidak mengalami penganiayaan fisik seperti Stefanus, tetapi tantangan iman tetap nyata:
- Tekanan sosial agar kita diam soal iman.
- Nilai-nilai dunia yang sering bertentangan dengan Injil.
- Godaan untuk kompromi agar diterima lingkungan.
- Ketakutan dianggap fanatik saat hidup seturut ajaran Kristus.
Inilah bentuk “pengadilan” modern. Namun Yesus berkata,
“Janganlah kamu khawatir… Roh Bapamu yang akan berkata-kata dalam kamu.” (Mat. 10:19–20)
Artinya, saat kita berusaha menjadi saksi, kita tidak berjalan sendirian. Roh Kudus bekerja dalam dan melalui kita.
3. Disakiti oleh Orang Terdekat
Injil hari ini juga menyebut hal yang paling menyakitkan:
- Saudara menyerahkan saudara,
- Orang tua melawan anak,
- Keluarga terpecah karena iman.
Hal ini juga dialami banyak orang zaman sekarang: ketika keputusan mengikuti Yesus membuat kita ditentang atau tidak dipahami oleh orang-orang dekat. Tetapi Yesus mengajak kita untuk tetap setia dan percaya bahwa kasih yang kita hidupi akan menjadi kesaksian yang pada akhirnya menyentuh hati mereka.
4. Bertahan Sampai Akhir: Inti Hidup Kristiani
Kunci Injil hari ini adalah satu: ketekunan.
Bukan soal siapa yang lebih hebat, bukan siapa yang lebih disukai, bukan siapa yang paling banyak melakukan hal besar. Tapi siapa yang bertahan.
Stefanus bertahan sampai akhir.
Para martir bertahan sampai akhir.
Yesus sendiri bertahan sampai akhir di kayu salib.
Ketekunan adalah bukti bahwa kasih kita kepada Kristus lebih besar daripada ketakutan kita akan penderitaan.
5. Menghidupi Pesan Injil Hari Ini
Apa yang bisa kita lakukan secara konkret?
a. Tetap setia dalam hal kecil
Kesetiaan besar dimulai dari kesetiaan kecil:
- doa harian,
- Ekaristi Minggu,
- keputusan untuk berkata benar,
- memilih kasih dan pengampunan.
b. Jangan kompromi dengan kegelapan
Meski dunia berkata “semua boleh”, Injil tetap berkata:
- kasih,
- kebenaran,
- kesucian hati,
- kerendahan hati.
Kesetiaan pada nilai ini adalah bentuk kesaksian.
c. Percaya bahwa Roh Kudus menyertai kita
Tidak ada saksi Kristus yang ditinggalkan sendirian. Stefanus melihat surga terbuka. Kita pun, dalam berbagai kesulitan, akan menerima kekuatan yang sama jika kita bersandar pada Tuhan.
6. Kesimpulan Renungan
Di hari kedua setelah Natal, Injil mengajak kita melihat realitas penting:
Natal mengantar kita pada keberanian untuk menjadi saksi.
Santo Stefanus mengingatkan bahwa sukacita Natal bukan hanya soal menerima kasih Allah, tetapi juga membagikannya, sekalipun ada risiko.
Yesus berkata:
“Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10:22)
Marilah kita berdoa agar diberi kekuatan untuk tetap setia, tetap berani, dan tetap mencintai—seperti Yesus, seperti Stefanus.
Demikianlah Renungan Katolik Jumat, 26 Desember 2025 Bacaan Injil: Matius 10:17–22, semoga bermanfaat, Tuhan Memberkati. Amin.

