Renungan Hari Rabu 15 Desember 2021

Renungan Hari Rabu 15 Desember 2021

Renungan Hari Rabu 15 Desember 2021

Hasil karya Allah

Seperti halnya rencana dan cara Allah itu mengejutkan, demikian pula dengan hasil karya-Nya. Allah tidak saja membebaskan Israel, Ia juga membuat bangsa-bangsa adidaya dalam perspektif zaman itu berubah sikap. 

Mesir, Etiopia, dan Syeba akan mengakui keunggulan Israel yang memiliki Allah sejati (ayat 14). Ketika Allah bertindak, semua penyembah dan penganjur berhala akan dipermalukan (ayat 15, 16). Allah tidak akan membiarkan kesesatan terus berlangsung. Ia sendiri akan meninggikan diri-Nya.

Tindakan Allah membuktikan kesejatian-Nya. Allah Israel adalah Allah sejati sebab Ia yang mencipta (ayat 18), yang menyatakan diri (ayat 19), satu-satunya yang menyelamatkan (ayat 20-22), dan yang memenuhi segala kebutuhan terdalam manusia (ayat 23-25). 

Semua tindakan Allah ini juga menegaskan bahwa Allah benar, maksud-maksud-Nya baik, patut dipercaya dan disembah (ayat 19). Semua firman-Nya, yang bersifat perintah, larangan, atau undangan benar adanya dan pasti terjadi (ayat 19b, 23). Semua hal mengenai Allah ini membuat nyata kebohongan berhala.

Keselamatan yang Allah karuniakan kepada Israel menjadi gambaran keselamatan kekal yang akan Allah kerjakan bagi seisi dunia. Seperti halnya penyelamatan Israel membuat bangsa-bangsa penyembah berhala menyadari kebenaran Allah, keselamatan yang akan Allah genapi dalam era Perjanjian Baru pun akan berdampak sama (ayat 20-21). 

Allah mengundang semua orang, segala bangsa yang hidup dalam kegelapan untuk datang dan membuka diri kepada-Nya (ayat 20a, 21a, 22a). Hanya dengan pertobatan, dampak kegelapan akibat memercayai yang palsu dapat dipatahkan. 

Dengan bertobat, seseorang menyambut uluran tangan penyelamatan Allah. Di dalam Dia, kebutuhan terdalam manusia akhirnya akan terpenuhi (ayat 24a). Kini menjadi tugas kita untuk menghayati dan menyaksikan karya Allah ini kepada sesama kita.

Mazmur, Allah setia menyelamatkan umat-Nya.

Bangsa Israel telah kembali dari pembuangan di Babel, hal ini terjadi bukan dari hasil usaha sendiri, tetapi campur tangan Allah, sebagai wujud pengampunan Allah akan dosa-dosa mereka. Dosa diampuni, hak atas tanah dipulihkan. 

Masa lampau telah lalu, namun masa untuk memperbaiki akibat-akibat dosa yang menghancurkan itu kini harus diperjuangkan agar mereka tidak kembali terjerumus ke dalam lembah hitam. Perjuangan berat setelah pembuangan, harus dipikul bangsa Israel, tidak hanya untuk perbaikan moral, tetapi juga tanah Israel sendiri telah menjadi puing, dan tanah yang gersang tak siap untuk menghasilkan. 

Kelumpuhan ekonomi; itulah yang kini mereka gumuli dalam doa di hadapan kasih setia Tuhan. Pengampunan memang penting dan vital tetapi bukan segala-galanya. Kini mereka memerlukan keyakinan dan kekuatan bahwa Tuhan yang telah mengampuni dan memulihkan itu akan memampukan mereka membangun kehidupan baru bersama-Nya (ayat 11-14).

Hubungan mesra umat dengan Tuhan, harus di tata ulang agar umat menjalani kehidupan yang serasi dengan kehendak Allah dan berkat penyertaan Allah mengalir ke segala segi kehidupan. 

Ketenangan jiwa, keserasian sosial, kualitas hidup terhormat, kemakmuran merata, semua hal ini  adalah bagian yang tercakup dalam keselamatan. Ketika Israel balik kembali dari pembuangan, pengalaman pertama mereka adalah diampuni Tuhan.

Pengalaman berikut adalah tantangan bahwa mereka harus bertindak dalam iman yang taat untuk membangun kembali kehidupan ekonomi-sosial-politik yang telah hancur sebelumnya. Banyak keluh kesah dalam hidup ini dilontarkan orang. 

Banyak doa permohonan ampun atas dosa-dosa yang terjadi di antara bangsa Indonesia telah kita tujukan kepada Tuhan. Dalam terang janji firman-Nya, kita tahu bahwa Dia mengampuni. Namun akibat-akibat buruk dosa-dosa itu tidak dapat lenyap begitu saja. 

Kita ditantang untuk berusaha keras menata kembali kehidupan bermasyarakat, bekerja, bersosial-politik yang berintikan takut akan Tuhan (Ayat 11-12). Sebagai orang yang memahami kebenaran firman, orang Kristen seharusnya lebih aktif bersinar di tengah situasi sekarang ini. Saksikan Kristus dan wujudkan karya iman kita!

Injil hari ini, Pembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektif.

Yohanes Pembaptis sebagai perintis yang mempersiapkan tampilnya Yesus Sang Mesias, mulai ragu akan misi kedatangan Yesus sebagai Mesias setelah ia mendapatkan laporan kegiatan pelayanan Yesus dari murid-muridnya. 

Peristiwa yang diceritakan itu bertitik tolak kepada pelayanan pribadi demi pribadi. Padahal harapan bangsa dan Yohanes Pembaptis akan seorang Mesias adalah seorang yang mampu mengadakan perubahan — perbaikan — pembaharuan — pembebasan bangsa dari penjajahan. 

Dengan kata lain, Yesus diharapkan akan mengadakan tindakan revolusioner, memimpin bangsa Israel memperoleh kemerdekaan dan kebebasan. Tapi sepertinya misi ini belum tampak perealisasiannya. 

Yohanes mulai meragukan-Nya, karena keterbelengguannnya di dalam penjara pun belum mendapatkan kebebasan. Maka ia menyuruh kedua muridnya untuk menanyakan langsung kepada Yesus tentang Kemesiasan-Nya.

Lukas menempatkan dua peristiwa sebelumnya tentang dua pertobatan pribadi dalam pelayanan Yesus. Hal ini menunjukkan bagaimana cara kerja Allah dalam dunia yang memiliki prioritas kepada pribadi terlebih dahulu, lalu kepada bangsa. 

Bila dalam pelayanan-Nya Yesus banyak melakukan pembaharuan pribadi, bukan berarti perubahan dan pembaruan secara revolusioner yang diharapkan bangsa Israel tidak menjadi tujuan-Nya. Justru melalui pembaharuan pribadilah maka pembaharuan bangsa secara revolusioner akan tercipta.

Yesus telah mengungkapkan kebenaran, namun masih saja ada orang yang mengeraskan hati terhadap kebenaran itu. Orang Farisi dan ahli taurat yang selalu menganggap diri benar, belum juga terbuka akan kebenaran yang sesungguhnya. 

Justru para pemungut cukai yang dianggap mereka sebagai orang berdosa, menyatakan respons keterbukaan akan kebenaran dan memberi diri dibaptis. Di mana pun kebenaran diberitakan, selalu menimbulkan berbagai respons, ada yang menerima dengan sukacita dan percaya, ada juga yang tetap menolak dan mengeraskan hati terhadap kebenaran.

Renungkan: Keterlibatan kita dalam misi Kemesiasan Yesus diprioritaskan kepada pribadi dalam mencapai pembaharuan seluruh bangsa. Walaupun ada yang akan menerima atau menolak kebenaran, berita keselamatan harus tetap disampaikan.

Doa : Ya Allah Roh Kudus, aku ini manusia lemah, tiada berdaya menghadapi kerapuhanku. Janganlah tinggalkan aku sendiran saat menapaki panggilan hidupku. Aku percaya, bersama-Mu aku dapat meraih kemenangan. Amin.

Sumber https://carekaindo.wordpress.com/

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url