Renungan Hari Kamis 31 Maret 2022

Renungan Hari Kamis 31 Maret 2022

Renungan Hari Kamis 31 Maret 2022

Pada zaman Yesus, orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat begitu keras menolak Yesus. Yohanes Pembaptis begitu lantang bersaksi tentang Yesus, namun tetap saja mereka tidak bisa menerima itu. Mereka tetap menolak Yesus. 

Mereka begitu keras kepala dan keras hati dengan menunjukkan kesombongan diri dan merasa mereka dekat dengan Allah.

Yesus mengerjakan apa yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya. Kesaksian ini lebih berharga bagi Yesus, karena menunjukkan asalnya dari Bapa. Bapa memberikan kesaksian bahwa Ia yang mengutus Yesus.

Banyak kesaksian demikian, di dalam Injil Sinoptik (Mateus, Markus, dan Lukas), Yohanes sendiri tidak memberikan kisah ini. Yohanes menampilkan tanda-tanda bahwa pekerjaan-Nya dari Allah Bapa. Tugas untuk menghakimi dan memberikan hidup.

Yesus mempertegas relasi satu kesatuan diri-Nya dengan Bapa. Yesus dan Bapa adalah satu tak terpisahkan. Tugas perutusan Yesus berasal dari Bapa. Ia mendapat kuasa dari Bapa sendiri. Maka Ia mempunyai kasih dan kuasa seperti Bapa.

Dalam beberapa kesempatan, Yesus mengatakan bahwa Abrahampun tidak lebih besar dari Putera Manusia. Dengan demikian, Musa juga dalam pengertian yang sederhana tidak lebih besar dari Putera Manusia. 

Musa sebagai “penghantar” hukum Taurat mendapat tempat yang istimewa dalam umat Yahudi. Musa yang sudah hidup jauh dari zaman Yesus, mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dengan Yesus. 

Yesus hendak berbicara bahwa Ia mempunyai kaitan yang erat dalam sejarah keselamatan dari mulai masa lampau hingga saat ini. Musa sebagai penghantar hukum taurat, namun Yesus adalah sumber hukum itu sendiri. Harapan orang-orang Yahudi baru sampai pada Musa dengan tauratnya.

Setelah menyatakan diriNya, Yesus membungkam kepercayaan orang Yahudi. Yesus bukan mempermasalahkan penolakan atas diri-Nya, namun orang-orang Yahudi menolak dan tidak percaya yang telah mengutus Yesus.

Pengharapan baru berasal dari Yesus dengan suluruh sabda dan karya-Nya. Seringkali pengharapan itu tidak mudah kita lihat, karena kita kurang merenungkan sabda-sabda-Nya. 

Tidak jarang dalam berbagai persoalan hidup kita kehilangan harapan. Harapan adalah sebuah jalan keluar yang berharga bagai siapa saja yang sedang dalam kesusahan. 

Harapan itulah yang menjadikan kita mampu untuk bertahan dan berkembang. Harapan itulah yang ada dalam Yesus.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.id/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url