Renungan Hari Kamis 16 Juni 2022

Renungan Hari Kamis 16 Juni 2022

Renungan Hari Kamis 16 Juni 2022

Bacaan Injil hari ini dimulai dengan Yesus memberi tahu murid-muridnya bahwa mereka tidak boleh mengoceh tentang doa-doa mereka seperti yang dilakukan orang-orang kafir.

Orang-orang kafir mungkin berpikir bahwa lebih banyak kata-kata lebih baik dan mereka mungkin berharap bahwa banyak kata-kata akan memberi mereka tanggapan yang baik dari dewa-dewa (Tuhan) mereka.

Yesus kemudian mengajar murid-muridnya bagaimana berdoa. Dia mengajari mereka doa yang sederhana namun mendalam: Bapa Kami. Ini adalah doa yang bisa kita baca bahkan tanpa memikirkannya.

Namun, kapan terakhir kali kita merenungkan karunia menakjubkan yang telah Yesus berikan kepada kita? Saat saya menulis ini, saya menyadari bahwa sudah lama sekali saya tidak merenungkan Bapa Kami! Namun, saya berdoa (mengucapkannya) setiap hari dalam Misa. Seringkali, saya memikirkan hal lain saat saya berdoa doa yang indah ini!

Doa yang singkat dan sederhana ini kaya, tetapi dalam kesederhanaannya. Hari ini saya mengajak Anda untuk mencari tempat yang tenang dan berdoa (benar-benar berdoa) Bapa Kami perlahan dan sengaja. Sadar akan kata-kata. Berdoalah dari hati Anda, bukan kepala Anda! Kemudian duduklah dengan tenang selama tiga sampai lima menit.

Saat Anda menjalani sisa hari Anda, perhatikan apakah ada sesuatu yang berbeda untuk Anda hari ini? Saya berdoa ada. Anda bahkan mungkin merasakan kehadiran Yesus bersama Anda dan di dalam diri Anda sepanjang hari. Semoga.

Doa dan pengampunan merupakan kebutuhan pokok manusia. Dengan berdoa kita yang papa ini datang kepada Tuhan untuk memuji nama-Nya serta “curhat” kepada Dia tentang keadaan kita yang sesungguhnya.

Kita yakin bahwa Bapa mencintai kita dan senantiasa mendengarkan doa kita. Karena itu yakinlah bahwa dalam doa kita selalu mendapatkan sesuatu. Ketika doa kita dikabulkan, Tuhan menambah iman kita, ketika Tuhan belum mengabulkan doa kita, Dia menambah kesabaran kita, ketika Tuhan menjawab, tetapi jawaban itu tidak sesuai dengan harapan kita, sesungguhnya Dia telah memilih yang terbaik untuk kita.

Kita juga membutuhkan pengampunan Tuhan. Ketika memohon pengampunan Tuhan, kita menegaskan dalam doa bahwa diri kita tidak bisa hiudp tanpa kerahiman-Nya. Pengampunan Tuhan itu seiring-sejalan denga pengampunan yang kta berikan kepada sesama kita.

Dengan kesadaran diri yang mengampuni ini, kita menegaskan kenyataan diri kita yang rapuh dan mulia sekaligus. Kita menyadari bahwa hubungan kita seorang dengan yang lain mempunyai ketegangan atau resiko kegagalan yang bisa mempengaruhi produksi kasih yang tulus diantara kita.

Kita meyakini pula bahwa manusia itu mulia karena bis amengampuni. Artinya, bisa membangun kembali relasi yang sehat dengan sesama diatas kenyataan hidup yang ternodai.

Dalam inji Yesus mengajar para murid-Nya berdoa “Bapa Kami”. Inilah doa yang paling populer dihati umat Kristiani.

Di dalam doa Bapak Kami, kita diajak untuk melihat diri kita dalam hubungan dengan Bapa dan sesama.

Ada tujuh permohonan, tiga permohonan pertama berupa harapan agar Bapa dimuliakan, kerajaan-Nya datang, dan kehendak-Nya terjadi.

Empat permohonan selanjutnya diarahkan untuk diri sendiri, berupa mohon rejeki, mohon pengampunan, mohon agar dijauhkan dari cobaan, dan mohon agar dibebaskan dari yang jahat.

Cukup menarik bahwa permohonan ampun kepada Bapa disertai dengan kesediaan mengampuni.

Hal ini ditegaskan lagi oleh Yesus pada ayat selanjutnya “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Surga akan mengampuni kesalahanmu.”

Doa Bapa Kami sungguh mengesan karena kita menyebut Allah dengan sebutan akrab: Bapa. Selain itu, doa ini mengajak kita untuk berani jujur dan konsekuen dengan tindakan kita sendiri kepada Bapa dan sesama.

Kita bukan hanya meminta, tetapi permintaan kita juga dilandasi oleh iman yang dalam akan kebaikan dan belas kasih Allah sebagai Bapa kita.

Doa 

Ya Tuhan, kami semakin menyadari, betapa iman akan kebangkitan memang tidak cukup dihayati dalam ketenangan doa pribadi.

Kami rasakan sungguh perlu mengejawantahkan iman ini dalam tindakan dan dalam kebersamaan.

Tuhan, mampukan kami pandai berbicara dan terpercaya dalam bertindak sebagai murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.id/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url