Renungan Hari Senin 22 Agustus 2022

Renungan Hari Senin 22 Agustus 2022

Renungan Hari Senin 22 Agustus 2022

Kritikan Yesus kepada orang Farisi sebenarnya juga menjadi kritikan bagi kita masing-masing. Allah itu selalu mencurhkan rahmat kasih dan kebaikannya bagi kita manusia.

Demikian juga rahmat keselamatan Allah selalu mengalir di dalam Gereja. Tetapi mungkin saja bahwa rahmat Allah itu terhambat oleh karena Gereja itu sendiri dengan segala peraturan dan dinamikanya.

Seorang teolog mengibaratkan bahwa kalau tidak hati-hati, Gereja itu seperti helicopter yang suaranya justru membuat penumpangnya tidak mampu mendengar suara Allah sendiri.

Kencenderungannya Gereja mempunyai suara yang lebih dominan dari pada suara Allah. Maka umatnya yang didalam Gereja hanya mendengar suara gereja, bukan suara Allah. Ini menjadi bahaya besar, Gereja menjadi penghambat rahmat Allah.

Maka, kebijaksaan menjadi syarat penting agar gereja berjalan di jalur yang benar. Sering terjadi jika hanya mengacu pada peraturan dan hukum, Gereja menjadi Gereja yang kaku dank eras, hanya suka menghukum, bukan membebaskan.

Orang dihukum pastilah tidak mengalami sukacita dan kegembiraan. Jika hanya bertumpu pada karya karitatif, penuh belas kasihan, gereja bisa terjebak pada lembaga sosial saja.

Yang dipentingkan hanyalah karya keluar dan karya sosial. Jika yang dipentingkan hanyalah kebijakan pastoral (pastor=imam), maka kencenderungan otoriter dan sesuai pemahaman sendiri menjadi dominan dan bisa menghambat banyak hal.

Keseimbangan antara pastoral, hukum dan rahmat Allah menjadi sangat penting. Tidak mudah untuk menjadi yang ideal, namun bukan berarti tidak bisa. Terbuka akan kehendak Allah, yang diwujudkan dalam peraturan yang meringkan dan kebijakan pastoral yang berdaya guna akan menjadi dinamika yang indah dalam Gereja.

Meski di dalam helicopter, namun mesinnya itu nyaris tak terdengar. Kita bisa mendengarkan suara keindahan alam, suara orang yang berada di luar, dan bisa dengan bebas bercerita dengan sesama penumpang tanpa harus berteriak.

Doa 

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur dan berterima kasih atas segala penyelenggaraan-Mu atas kurnia hidup dan atas rahmat yang berlimpah setiap saat dan atas perlindungan-Mu sampai saat ini.

Sadarkanlah kami untuk selalu bersyukur dan berani mempersatukan suka-duka dengan derita-Mu dan mempersembahkan sebagai korban silih bagi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url