Renungan Hari Kamis 22 September 2022
Renungan Hari Kamis 22 September 2022
Beredar anggapan di sekitar Herodes bahwa Yesus dianggap sebagai seseorang yang diutus Allah, karena melakukan keajaiban yang membuat orang tercengan akan perbuatannya.
Ini bukanlah hal yang lazim atau sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, maka orang-orangpun mulai mengikutinya dan berbicara tentang dirinya; maka dari itu, ada rasa panasaran bukan saja bagi Herodes, namun juga bagi banyak orang untuk mengenal dan melihat yang diperbuat Yesus.
Ceritera tentang kehebatan Yesus Kristus mendatangkan kecemasan baginya karena ada yang berkata bahwa Ia adalah Yohanes Pembaptis yang sudah bangkit kembali dari mati. Ia cemas jangan-jangan Yohanes datang membalas dendam dan membunuh dia.
Kecemasan itu sesungguh datang dari dalam dirinya sendiri. Ia berusaha mau bertemu Yesus, tetapi Injil tidak pernah katakan bahwa Herodes berhasil bertemu Yesus. Kalau saja ia seorang yang bijaksana, ia seharusnya pergi menemui Yesus Kristus dan bertanya langsung pada Yesus Kristus, siapakah Ia sebenarnya. Tetapi kasihan sekali, bahwa ia hanya mendengar dari jauh dan membuat kesimpulan sendiri berdasarkan ceritera orang.
Yesus adalah orang yang menjadi panutan kita orang Kristen sedangkan Herodes adalah orang yang memerintah sebagai raja atas bangsa Yahudi, padahal Herodes sendiri bukan orang Yahudi.
Yesus adalah orang yang identik dengan belas kasih sedangkan Herodes adalah orang yang malah dilambangkan dengan keangkuhan. Yesus dan Herodes adalah dua pribadi yang sangat bertolak belakang.
Kalau dalam hidup Yesus mengandalkan belas kasih, Herodes justru mengandalkan keangkuhannya. Belas kasih adalah sikap utama Yesus dalam mewartakan kehendak dan rencana Bapa, sedangkan keangkuhan adalah suatu sikap yang dimiliki dan dipraktekkan oleh Herodes selama masa kepemimpinannya.
Doa
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com