Renungan Hari Rabu 26 Oktober 2022

Renungan Hari Rabu 26 Oktober 2022

Renungan Hari Rabu 26 Oktober 2022

Salah satu bentuk dari struktur pengetahuan adalah subjek dan objek saling menampakkan diri. Jika hanya salah satu yang menampakan diri, maka tidak akan terjadi struktur pengetahuan itu.

Di antara kita pasti pernah mengikuti pesta ulang tahun atau pernikahan, atau pemberkatan rumah, atau pesta-pesta yang lainnya. Meskipun kita hadir di situ, jika kita tidak berjumpa dengan sang empunya pesta, tidak akan terbentuk sistem pengetahuan antara yang mempunyai rumah dengan kita.

Sang tuan rumah tidak akan tahu bahwa kita ikut pesta tersebut jika kita tidak berjumpa dan menyapanya. Di situlah subjek menampakkan diri, namun objek tidak menampakkan diri. Dengan demikian struktur pengetahuan tidak terbentuk di situ.

Merenungkan perikop yang kita baca hari ini, kita bisa membayangkan dalam pesta-pesta yang besar, kita hadir namun kita tidak menampakkan diri. Sang Empunya pesta tentu saja tidak pernah tahu apabila sebenarnya kita hadir di sana.

Makanan dan minuman semuanya sudah kita cicipi, namun itu sama sekali tidak menjamin bahwa kita sesungguhnya ikut dalam pesta sang Empunya pesta. Dalam pengertian ini, bukan makan minumnya yang menjadi paling utama, namun perjumpaan dan pengenalan dari yang mempunyai pesta kepada kita itulah yang utama.

Meskipun tidak sempat makan dan minum, apabila kita sudah berjumpa dengan yang mengundang, rasanya pasti akan berbeda dan kita akan ditandai dan dikenal oleh yang mengundang kita.

Maka dari itu, tidak cukup kita hanya ikut hadir saja, cukup dipojokkan paling belakang dan makan sepuasnya. Kita perlu berusaha untuk berjumpa dan syukur-syukur bersalaman dengan yang mengundang.

Tujuannya bukan supaya kita mendapat tempat yang istimewa, namun supaya yang mengundang itu tahu kita datang dan mengenali kita. Tidak cukup kita hanya berada di bagian lingkar luar dari yang mengundang, kita perlu masuk lingkar dalam dari yang mengundang, supaya kita tidak menjadi orang asing.

Demikian juga sebagai orang Kristiani, belum cukup jika kita hanya menjadi penonton pasif. Dalam perjamuan Tuhan, kita perlu untuk bergerak aktif. Selain aktif makan dan minum, kita perlu aktif untuk berjumpa dengan yang Empunya pesta.

Keselamatan memang adalah anugerah Tuhan. Namun demikian, dari pihak kita juga dituntut peran aktif untuk menerima keselamatan itu. Keselamatan itu tawaran cuma-cuma, tergantung bagaimana kita menanggapi tawaran itu.

Tanggapan tawaran itu tidak cukup hanya makan dan minum. Diperlukan sebuah tindakan konkret untuk menanggapinya. Tanggapan yang paling konkret adalah “ketika Aku lapar, engkau memberi Aku makan; ketika haus, engkau memberi Aku minum… apa yang kamu lakukan bagi saudaramu yang paling kecil itu, engkau lakukan untuk Aku”. Dengan demikian, Sang Empunya pesta akan membukakan pintu ketika kita mengetuknya.

Doa 

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url