Renungan Hari Sabtu 15 Oktober 2022
Renungan Hari Sabtu 15 Oktober 2022
Sabda hari ini meneruskan kemarin, dimana kita diajak dan dipanggil untuk jujur, transparan tanpa munafik dalam menghayati atau melaksanakan aneka ajaran agama kita masing-masing, yang kiranya semuanya bersumber dari dan bermuara pada ‘cintakasih’.
Dengan kata lain kita dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak dalam kasih, saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu atau Sara. Hidup dan bertindak saling mengasihi berarti hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga menghasilkan buah-buah Roh, yaitu “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Dengan menghayati keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh ini kita tidak perlu kuatir menghadapi aneka tantangan, masalah atau hambatan, termasuk berhadapan dengan pemerintah atau penguasa.
Dengan dan dalam keutamaan-keutamaan tersebut kita tak akan kehabisan akal maupun kata-kata dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Hendaknya kita menghayati aneka ajaran agama atau iman kita dalam dan dengan keutamaan-keutamaan tersebut.
Sabda hari ini juga mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mengimani bahwa malaikat Allah senantiasa mendampingi dan menyertai perjalanan hidup kita sehari-hari, sebagai tanda atau bukti kesetiaan Allah terhadap diri kita manusia, yang lemah dan rapuh ini.
Marilah kita dengarkan dan perhatikan bisikan, arahan atau petunjuk dari malaikat Allah tersebut dalam diri kita masing-masing melalui suara hati kita.
“Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Ef 1:22-23).
Sebagai umat yang beriman kepada Yesus Kristus kita adalah anggota-anggota Tubuh Kristus, dan masing-masing dari kita berbeda satu sama lain sesuai dengan fungsi, panggilan atau tugas pengutusan kita masing-masing.
Sebagai sesama anggota yang berbeda satu sama lain kita dipanggil untuk bekerjasama, sebagai tanda kepenuhan-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Marilah kita jauhkan aneka macam bentuk egois dan kita tingkatkan dan perdalam kerjasama antar kita dimanapun dan kapanpun; kita kembangkan dan perdalam sikap mental sosial kita.
Kepada mereka yang masih hidup serakah dan egois kami harapkan bertobat jika mendambakan hidup damai sejahtera dan selamat atau menjadi pemenang. Marilah kita belajar kerjasama dari anggota-anggota tubuh kita masing-masing yang bekerjasama begitu indah dan kompak,
sebagai contoh tugas ‘makan’: mata hanya melihat makanan, hidung hanya mencium, tangan hanya mengambil, mulut hanya mengunyah dst…dan itu semua berlangsung begitu cepat dan akurat.
Doa
Allah Bapa kami, sumber iman kepercayaan, berkenanlah menyinari kami, agar dapat mengakui anugerah-Mu, yang kami peroleh pada Yesus Putra-Mu. Semoga Dia mempersatukan kami dalam iman akan Dikau, satu-satunya Allah kami yang penuh cinta kasih.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com