Renungan Hari Sabtu 29 Oktober 2022
Renungan Hari Sabtu 29 Oktober 2022
Yesus menunjukkan bahwa orang perlu mengendalikan diri dari ambisi pribadi. Bila sikap rendah hati itu tulus, inipun akan menunjukkan suatu pribadi yang pantas dikagumi. Istilah low profile tidak menunjukkan bahwa seseorang kehilangan harga diri dan mutu, tetapi justeru menunjukkan apa yang dimiliki orang itu.
Salah satu yang ditunjukkan dalam Injil hari ini adalah soal memilih tempat. Tempat dan kedudukan memang bisa menunjukkan mutu seseorang. Tetapi ternyata bahwa mutu tidak hanya bisa digantungkan dengan tempat.
Sikap dan penampilan juga ikut menentukan mutu tersebut. Bagi Yesus, kesederhanaan dan kerendahan hati adalah sikap yang ikut menentukan penampilan seseorang. Apakah hal itu juga menjadi sikap dan usaha kita?
Hikmat yang bisa dipetik dalam kehidupan para murid tercetus dalam pepatah orang Jawa: “empan papan anyar mangsa”. Maksudnya, agar orang tahu diri. Orang yang tahu diri menempatkan diri dalam pergaulan dan membaca tanda zaman.
Kebijaksanaan hidup seperti itu pantas diperhatikan. Orang akan dihargai di hadapan Allah dan sesamanya bila memiliki kebijaksanaan yang menjadi kekuatannya.
"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Luk 14:11).
Kesombongan merupakan salah satu dari tujuh dosa pokok bahkan boleh dikatakan menjadi sumber bagi segala dosa yang lain. Kesombongan bertentangan dengan martabat pribadi manusia. Karena manusia pada dasarnya hanyalah debu dan memiliki hidup karena diberi nafas oleh Tuhan. Manusia yang baik tidak akan pernah menganggap dirinya melebihi apa pun.
Yesus menanggapi orang-orang yang mencari kehormatan diri dengan memberikan sebuah perumpamaan tentang menghadiri undangan pesta perkawinan. Kalau diundang pesta, duduklah di tempat yang rendah.
Duduk di tempat yang rendah, artinya adalah menempatkan diri tidak lebih penting dari pada yang lain. Di tempat yang rendah itu, ia justru memiliki kesempatan untuk bisa mengutamakan orang lain. Bisakah memiliki semangat kerendahan hati seperti ini?
Memang duduk di tempat yang rendah belum tentu sudah memiliki kerendahan hati. Jika kita jujur, menjadi orang yang rendah hati ini memang sulit. Tanpa peran Roh Kudus tidak mungkin terjadi kerendahan hati.
Roh Kudus memiliki dua pekerjaan di dalam diri kita agar kerendahan hati itu terjadi. Pertama, Ia akan mengosongkan diri kita. Kedua, Dia mengisi kekosongan itu dengan daya IlahiNya.
Tugas kita adalah membiarkan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita. Kita harus membiarkan diti kita dikosongkan dan dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk kebaikan-kebaikanNya.
Hanya dengan cara demikian kita akan memiliki semangat kerendahan hati. Karena itu kesombongan diri, tidak akan pernah bisa membuat Roh Kudus itu bekerja di dalam diri kita. Maka mari kita mohon agar Roh Kudus itu siap membentuk diri kita seturut dengan kehendakNya.
Doa
Allah Bapa Mahabaik, orang yang datang menghadap-Mu dengan sederhana tak pernah dikecewakan. Engkau selalu mendengarkan bila kami sebut nama-Mu.
Kami mohon perkenankanlah kami menyerupai Yesus yang sudi merendahkan diri untuk dapat menjunjung kami.
Ia sudi menjadi cermin teladan kami dan jalan kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com