Renungan Hari Minggu 20 November 2022
Renungan Hari Minggu 20 November 2022
Kata-kata pembuka dari bacaan Injil hari ini adalah: “Dua orang lainnya yang adalah penjahat dibawa bersama Yesus ke tempat penyaliban.” Orang-orang ini disalibkan bersama Yesus: satu di sebelah kiri-Nya dan yang lain di sebelah kanan-Nya.
Yesus mengucapkan kata-kata ini: "Bapa, ampunilah mereka: mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Saat Yesus mengucapkan kata-kata ini, kemudian para prajurit melemparkan dadu untuk melihat siapa yang akan mendapatkan pakaian Yesus.
Sementara itu, orang-orang berdiri menonton. Beberapa pemimpin terus mencemooh Yesus, dengan mengatakan: “Dia menyelamatkan orang lain; biarkan dia menyelamatkan dirinya sendiri jika dia adalah Mesias Allah, 'yang terpilih.'" Dan mereka menempatkan sebuah tulisan di atas kepalanya, mengatakan: "Raja orang Yahudi."
Berapa kali kita berdiam diri ketika sesuatu yang kita tahu salah terjadi? Kita mungkin ikut tertawa ketika seseorang yang bekerja dengan kita melakukan kesalahan yang memalukan. Kita mungkin memilih untuk tidak membantu seseorang yang membutuhkan bantuan. Mengapa kita gagal untuk berbicara atau terlibat?
Yesus mengampuni orang-orang yang bersalah kepadanya, seperti yang dikatakannya, "mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Bisakah kita mundur, mengenali apa yang kita lakukan atau tidak lakukan, dan melakukan upaya bersama untuk berubah?
Kisah ini menceritakan tentang seorang pria yang berambisi menjadi raja bangsanya. Ketika ditanya mengapa dia berambisi menjadi raja. Dia menjawab: "Saya ingin menikmati hak istimewa, kekuasaan dan kekayaan seorang raja." Suatu kali diberitahu bahwa dia tidak akan menikmati semua yang dia impikan tetapi malah menjadi pelayan dari semua. Dia berkata: “Saya tidak ingin menjadi raja lagi.
Minggu ini kita berada di penghujung kalender gereja dan kita merayakan Hari Raya Kristus Raja. Injil menggambarkan kerajaan Yesus yang bertentangan dengan gagasan kita sendiri tentang kerajaan duniawi. Raja Yesus adalah kerajaan Ketaatan, Kerendahan Hati, Kehambaan dan Penderitaan dan Pengorbanan. Yesus tidak mempermasalahkan penderitaan dan penghinaan selama Dia dapat memenuhi misi-Nya.
Pada bagian akhir Injil adalah dua pencuri yang tergantung di kayu salib di samping Tuhan. Yang satu tidak bertobat dan yang lain penuh dengan penyesalan dan kerendahan hati.
Orang yang menyesal meminta Yesus untuk mengingatnya ketika Dia datang ke kerajaannya. Dan Yesus tidak mengecewakannya; Dia membawa serta pencuri yang bertobat ke surga bersama-Nya.
Tidak mudah mengikuti kerajaan Yesus karena disertai dengan pengorbanan dan cobaan. Tapi kemana kita akan pergi atau siapa yang akan kita ikuti? Kita mengikuti dunia ini dan ajaran dunia ini? Lebih baik mengikuti Kerajaan Yesus terlepas dari pengorbanan dan pencobaan. Mengapa? Karena di akhir perjalanan sementara kita, surga di surga menanti kita.
Doa
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com