Renungan Hari Jumat 23 Desember 2022

Renungan Hari Jumat 23 Desember 2022

Renungan Hari Jumat 23 Desember 2022

Meski bukan orang Yahudi, Lukas menulis dengan ilham Roh Kudus. Lukas menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). 

Bagian awal Injil Lukas ini menyajikan data bagaimana awal persiapan karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus melalui kelahiran Yohanes yang menyiapkan jalan bagi Tuhan.

Bayi yang dilahirkan Elisabet bukanlah bayi biasa. Ada rencana Allah yang besar yaitu menjadikannya kelak sebagai utusan Allah untuk mendahului Yesus Kristus, Sang Mesias.

Lukas menampilkan bagaimana pergumulan antara Zakharia dan Elizabeth dalam berhadapan dengan orang-orang disekitar mereka berkaitan dengan soal pemberian nama bagi calon bayi yang hendak dilahirkan oleh Elizabeth di usia tuanya.

Orang Yahudi sering memberikan nama nenek moyang dari anak yang baru lahir itu. Untuk anak laki-laki pertama, biasanya diberikan nama ayahnya. Karena itulah para tetangga dan keuarga ingin memberikan nama ‘Zakharia’ kepada anak itu (Luk 1:59).

Tetapi Elisabet dengan tegas menolak usul itu dan berkata bahwa anak itu harus diberi nama Yohanes (Luk 1:60). Mengapa Yohanes? Karena dalam Luk 1:13 malaikat menyampaikan Firman Tuhan yang memerintahkan supaya anak itu diberi nama Yohanes.

Jadi di sini kita melihat suatu teladan yang baik dari Elisabet. Ia berani menentang tradisi dan usul dari banyak orang, demi ketaatannya kepada Tuhan. Mereka bertanya kepada Zakharia dengan menggunakan isyarat (Luk 1:62).

Ini menunjukkan bahwa Zakharia bukan sekedar bisu tetapi juga tuli, ia lalu menuliskan ‘Namanya adalah Yohanes’ (Luk 1:63). Sama seperti Elisabet, Zakharia juga lebih mentaati Tuhan dari pada tradisi maupun usul dan desakan orang banyak.

Tuhan telah menentukan Zakaria dan Elisabeth menjadi tempat lahirnya perintis jalan bagi kedatangan Kristus. Tuhan menganugerahi keluarga ini dengan suatu kemustahilan.

Tuhan mengizinkan Zakharia dan Elisabet, yang sudah tua dan tidak ada kemungkinan untuk mempunyai anak. Namun, Elisabet dan Zakaria menjunjung tinggi perintah itu. Salah satu bukti ketaatan itu terlihat dalam pemberian nama anak tersebut.

Setelah anak itu lahir, orang tuanya memberinya nama di luar nama marga mereka (Luk 1:61). Akan tetapi, mereka memberinya nama sesuai perintah Tuhan melalui malaikat, yaitu Yohanes.

Begitulah, semuanya diatur dan dipakai oleh Tuhan untuk satu tujuan tertentu, yaitu supaya Yohanes Pembaptis menjadi terkenal pada saat dilahirkan. Hal ini tentu menjadi suatu bekal yang sangat berharga nanti pada saat dia memulai karyanya.

Sesuai pesan Gabriel mereka menamai anak itu Yohanes, yang kemudian disebut Yohanes Pembaptis, orang yang dipakai Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias yang dinanti-nantikan orang Yahudi. Zakharia dan Elisabet yang menabur doa dengan cucuran air mata kini menuai sukacita!

Doa 

Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, hari kelahiran Putra-Mu semakin mendekat. Sabda-Mu berkenan menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria dan tinggal di antara kami. Kami mohon, semoga Ia menaruh belas kasih kepada kami. 

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Sumber gambar google.com


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url