Renungan Hari Kamis 08 Desember 2022
Renungan Hari Kamis 08 Desember 2022
Hari ini, Kamis 08 Desember 2022, kita menghormati Maria, Bunda kita. Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda adalah hari raya Katolik merayakan dikandungnya Maria tanpa dosa.
Meskipun hari raya ini terjadi pada masa liturgi Adven, yang mempersiapkan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Dikandung Tanpa Noda mengacu pada Maria dikandung dalam rahim ibunya, St. Anna.
Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda atau Pesta Maria Imakulata sudah dirayakan oleh Gereja Timur pada abad ke-7 dan menjadi lazim di dalam ritus Latin pada tanggal 8 Desember sejak ditetapkan pada tahun 1476 oleh Paus Sixtus IV.
Namun definisi dogmatis tentang hal itu baru diterbitkan oleh Paus Pius IX dalam konstitusinya Inefabilis Deus, pada tanggal 08 Desember 1854.
Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda menegaskan bahwa, "sejak saat pertama dikandungnya, Perawan Maria yang Terberkati, karena rahmat dan hak istimewa Tuhan Yang Mahakuasa, dan mengingat jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dibebaskan dari segala noda dosa asal.”
Dogma Dikandung Tanpa Noda berbeda dari dan tidak boleh dikacaukan dengan keperawanan abadi Maria atau kelahiran Yesus dari perawan; karena dogma ini mengacu pada konsepsi Maria oleh ibunya, Saint Anna, dan bukan konsepsi Yesus.
Dalam Fulgens corona (butir 10) Paus Pius XII menegaskan kembali konsep tersebut dengan menyatakan: "Siapa yang berani meragukan bahwa dia, yang lebih murni dari para malaikat dan selalu murni, setiap saat, bahkan untuk saat yang paling singkat, tidak bebas dari setiap noda dosa?"
Inefabilis Deus (dan juga Munificentissimus Deus dari Paus Pius XII tentang Diangkat ke Surga) juga mengajarkan predestinasi Maria, di mana dia diselamatkan dari dosa karena peran yang disediakan baginya dalam ekonomi keselamatan.
Penentuan peran Maria dalam keselamatan ini dirujuk dalam Lumen gentium (item 61) yang menyatakan bahwa dia "Ditakdirkan sejak kekekalan oleh ketetapan pemeliharaan ilahi yang menentukan inkarnasi Sabda menjadi Bunda Allah."
Inefabilis Deus (dan juga Munificentissimus Deus dari Paus Pius XII tentang Diangkat ke Surga) juga mengajarkan predestinasi Maria, di mana dia diselamatkan dari dosa karena peran yang disediakan baginya dalam ekonomi keselamatan.
Penentuan peran Maria dalam keselamatan ini dirujuk dalam Lumen gentium (item 61) yang menyatakan bahwa dia "Ditakdirkan sejak kekekalan oleh ketetapan pemeliharaan ilahi yang menentukan inkarnasi Sabda menjadi Bunda Allah."
Tuhan mau mewujudkan rencanaNya untuk menyelamatkan umat manusia dengan mengutus PuteraNya. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan sudah mewujud-nyatakan apa yang sudah direncanakannya dari abad-ke abad.
Tuhan mau memenuhi janji-Nya, yang sudah disampaikanNya kepada tokoh -tokoh iman dan para nabi dari jaman ke jaman. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Ia sangat setia untuk memenuhi janjiNya.
Dan Tuhan juga mau menuunjukkan keikutsertaan-Nya dalam sejarah keselamatan manusia. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Dia sangat prihatin dengan keadaan manusia berdosa. Ia turun ke dunia merasakan penderitaan manusia dan karena cintaNya akan manusia, Ia berani berkorban, mati di kayu salib.
Nah, seperti diwartakan hari ini, di mana Maria menyatakan kesanggupannya untuk menjadi Bunda Yesus, ini adalah awal dari karya keselamatan Allah melalui seorang wanita yang mau kehendak Allah terjadi dalam dirinya. Rahimnya dijadikan pintu gerbang keselamatan atas kuasa Roh Kudus, Roh Allah sendiri.
Tentunya peristiwa ini menjadi sukacita ini bukan hanya karena aktivitas Tuhan semata, tetapi juga karena keterlibatan manusia pun menjadi sangat nampak. Maria, mewakili umat manusia di dunia ini, memberikan satu tanggapan yang sesuai dengan keinginan Tuhan, maka dengan demikian karya keselamatan Tuhan pun bisa terjadi di dunia ini.
Kita bisa membayangkan kalau Maria tidak menanggapinya dengan positip, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kita. Maka seharusnya kita harus berterima kasih kepada Bunda Maria karena ia menanggapi tawaran Allah sehingga kita pun boleh mengalami keselamatan.
Dengan menerima Sakramen permandian kita sudah menjadi anggota Gereja yang sah. Apakah kita selalu bekerja sama dengan Tuhan agar keselamatan itu sungguh menjadi satu kenyataan bagi kita?
Sadarkah kita bahwa mujizat selalu terjadi dalam hidup kita? Apa saja usaha pribadi kita agar Tuhan selalu kita rasakan dan sungguh hadir bersama kita setiap saat dalam hidup kita?
Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Ia sangat mencintai kita. Kabar sukacita yang disampaikanNya kepada Bunda Maria sudah mendatangkan keselamatan bagi kita.
Kita berdoa semoga keselamatan yang sudah kita terima selalu kita jaga dengan baik dan kita pupuk setiap saat sehingga mendatangkan keselamatan abadi bagi jiwa kita di saat kita kembali kepada Bapa.
Doa
Ya Allah, dalam diri Perawan Maria yang dikandung tanpa noda, Engkau telah menyiapkan kediaman yang layak bagi Putra-Mu. Sebagaimana Engkau telah membeaskan dia dari setiap noda dosa, semoga berkat doanya Engkau pun memperkenankan kami sampai kepada-Mu dalam keadaan suci murni.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://renunganhariankatolik.org/
Sumber gambar google.com