Renungan Hari Minggu 26 November 2023

Renungan Hari Minggu 26 November 2023

Renungan Hari Minggu 26 November 2023

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 26 November 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Matius 25:31-46, bercerita tentang Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang

Nubuat Yehezkiel kini difokuskan pada para raja Israel yang digambarkan sebagai gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab.

Alih-alih mencintai domba-domba (rakyat Israel), mereka tidak acuh terhadap tugas penggembalaan, dan hanya bisa menikmati tanpa pernah memberi (ayat 3).

Egoisme seperti ini menimbulkan kemarahan Allah. Raja-raja Israel tidak sadar bahwa mereka hanyalah gembala-gembala, dan bukan pemilik. Allahlah yang mempunyai domba-domba itu.

Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali “sebagaimana seharusnya” (ayat 16).

Karena kegagalan para pemimpin Israel, Tuhan sendiri akan turun tangan mengatur umat-Nya. Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali “sebagaimana seharusnya” (ayat 16).

Dia akan memelihara domba-domba-Nya, menghakimi antara domba, domba jantan dan kambing, dan mengikat perjanjian damai dengan umat itu.

Allah akan mengembalikan Israil dari pembuangan, yang diibaratkan sebagai ”Hari berawan dan kelabu”, ialah hari sial, hari runtuhnya Israel.

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menekankan kembali akan pengorbanan Kristus yang telah mati dan bangkit, sebagai faedah buah sulung.

Kristus telah bangkit sebagai yang sulung menurut urutan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang telah meninggal namun telah menjadi milik-Nya akan dibangkitkan kemudian.

Yang dimaksud adalah waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, Kristus datang sebagai Raja dalam pemerintahan-Nya. Ia adalah Raja yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya.

Ia menjadi Raja hingga musuh terakhir dibinasakan yaitu maut. Kristus juga adalah Anak yang menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya,

supaya Allah, Sang Pencipta dan Penguasa menjadi semua di dalam semua (ayat 20-28). Demikianlah Paulus menguraikan arti kebangkitan yang benar kepada jemaat.

Ada dua alasan bagi Paulus yang menganggap penting baginya memberikan pemahaman yang benar tentang kebangkitan.

Pertama, tujuan dan manfaat baptisan bagi orang mati merujuk pada penggunaan simbol partisipasi Kristen dalam kehidupan kekal.

Kedua, menjadi martir tiap-tiap hari dalam menghadapi bahaya maut demi pemberitaan injil. Pengharapan yang mendalam tentang apa yang kita percaya dan beritakan, akan menjadikan baptisan berfaedah dan menjadi martir tidak sia-sia.

Demi mempertahankan kepercayaan pada kebangkitan Kristus yang membawa faedah itu, maka tugas orang-orang Kristen pada masa kini adalah bijak dalam menikmati kehidupan sekarang.

Hedonisme dan pergaulan buruk yang mencakup pergaulan bebas dan perbuatan-perbuatan dosa harus segera dibuang dan ditinggalkan.

Sebaliknya, nantikan kehidupan kekal yang kita harapkan dengan mawas diri terhadap dosa dan berusaha terus untuk hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah

Pada Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, perikop Injil Mateus hari ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak.

Beberapa hal penting Ia bentangkan.

Pertama, seperti halnya Injil harus diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun meliputi semua bangsa (ayat 32).

Kedua, seperti halnya Injil harus ditanggapi oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33).

Ketiga, bila dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu, keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat 34,41).

Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Tuhan Yesus menegaskan bahwa hidup kekal manusia tidak hanya sekedar iman kita kepada-Nya yang kosong, namun juga perbuatan baik kita.

Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).

Renungkan

Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus.

Doa Penutup

Bapa surgawi, berdayakanlah kami agar mau dan mampu taat pada perintah-perintah-Mu, teristimewa perintah-Mu untuk mengasihi sesama kami.

Bukalah mata hati kami agar dapat melihat kebutuhan-kebutuhan dari orang-orang di sekeliling kami.

Melalui kuasa kasih-Mu yang dicurahkan ke dalam hati kami oleh Roh Kudus, gerakkanlah kami agar berjumpa dengan sesama kami. Amin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url