Renungan Hari Sabtu 2 Maret 2024
Renungan Hari Sabtu 2 Maret 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 2 Maret 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 15:1-3.11-32 hari ini mengisahkan tentang anak yang hilang
Kisah tentang ‘anak yang hilang’ selalu kaya makna, dalam segala zaman dan situasi, lebih-lebih ketika masa prapaskah ini. Pertama-tama jelas bahwa pertobatan merupakan sikap yang sangat perlu kita ambil untuk kembali pada hidup yang berahmat.
Hanya dengan pertobatan akhirnya kita bisa kembali merasakan kasih Bapa yang selalu mengampuni. Hidup bersama-Nya selalu merupakan sebuah keadaan yang kita rindukan. Hidup bersamanya berarti kita pulang ke rumah.
Pulang selalu mempunyai pengertian yang baik, yang juga dirindukan dan menjadi situasi yang nyaman. Hanya ketika kita pulang dan tinggal di rumahlah kita menjadi damai.
Kita perlu mengambil sikap pertobatan karena kita tahu bahwa Bapa itu sungguh maha kasih dan maha pengampun. Kita yang pergi, maka kita yang perlu kembali. Jalan kembali kepada-Nya selalu terbuka lebar.
Kesalahan dan dosa kita bukan menjadi ukuran apakah kita bisa kembali atau tidak. Apa yang menjadi ukuran utama ialah kasih Allah yang luar biasa. Kasih itu seolah menghapus kedosaan yang teramat berat dalam ukuran manusia. Maka manusia tidak perlu ragu dan putus asa untuk kembali kepada-Nya.
Apa yang perlu kita lakukan adalah persis seperti anak bungsu yang pergi itu. Kita hanya perlu melangkahkan kaki untuk kembali. Bapa tidak pernah mununtut semua yang diberikan kepada anaknya untuk dikembalikan.
Cukup kita kembali dengan tangan hampa saja Bapa sudah menerimanya. Itulah keagungan kasih Allah yang dengan cuma-cuma selalu diberikan kepada kita.
Bisa jadi kita sekarang ini melangkah lebih jadi dari pada anak bungsu itu. Atau mungkin juga kita masih setengah jalan dari anak bungsu itu. Apapun situasi dan keadaan kita, jika kita menjauh dari pada-Nya, ada ruang kosong yang membuat kita gelisah dan hidup tidak damai.
Seberapapun jauhnya kita sudah mejauh, Tuhan tidak memperhitungkan itu. Kasih-Nya jauh lebih dalam dan luas dari pada dosa dan kesalahan kita.
Doa Penutup
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi.
Semoga terang-Mu membimbing kami seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.