Renungan Hari Sabtu 24 Agustus 2024
Renungan Hari Sabtu 24 Agustus 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 24 Agustus 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 22:34-40 hari ini mengisahkan tentang murid-murid pertama.
Yerusalem baru
Bila Babel melambangkan manusia-manusia yang terbelenggu dan dimurkai Allah, maka Yerusalem baru adalah manusia umat yang sudah ditebus Kristus, milik Allah sendiri.
Perikop terdahulu (21:1-8) menggambarkan lingkungan baru yang menjadi tempat umat Tuhan menikmati kekekalan, maka perikop ini menguraikan seperti apakah kehidupan umat Tuhan dalam langit dan bumi baru kelak.
Pertama, umat Tuhan penuh kemuliaan Allah (21:11-14). “Yerusalem”, temboknya, pintu-pintu gerbangnya, bahkan batu-batu fondasinya memancarkan cahaya kemuliaan Allah yang tidak bisa dibandingkan dengan permata terindah sekalipun.
Kedua, umat Tuhan penuh kekudusan Allah (15-21). Kota itu berbentuk kubus, sama seperti ruang maha kudus, tempat Allah bersemayam di bait Allah. Tempat yang dulu, hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar, kini menjadi tempat persekutuan Allah-umat.
Ketiga, semua umat tebusan akan masuk dalam jaminan keamanan pemerintahan Allah seperti dilambangkan dengan pengukuran kota Allah (15).
Keempat, ada pada perikop bacaanselanjutnya yaitu, kehadiran Allah nyata pada umat-Nya seperti berhadapan muka dengan muka (22-27), melampaui kemegahan bait suci yang pernah didirikan oleh Salomo. Terang Allah sendiri menerangi dan menjamin penuh segenap milik-Nya (25; 22:5). Hanya mereka yang sudah disucikan Kristus yang bisa masuk di kota suci ini (21:27).
Kelima, inilah kehidupan sejati dan kekal yang dilambangkan oleh sungai air kehidupan yang mengalir dalam kota suci ini sehingga menumbuhsuburkan pohon-pohon kehidupan dengan buah dan daun yang berkhasiat (22:1-2).
Inilah Taman Eden yang baru (band. Kej. ps. 2). Semua ini bukan impian, namun telah dan boleh kita cicipi lewat berbagai kesempatan beribadah, bersaat teduh, serta melayani Tuhan dan sesama. Kesetiaan kita dalam iman membukakan nikmat surgawi yang mendorong kita semakin rindu berjumpa Tuhan dan mengalami saat Ia datang menjemput kita.
Mazmur, Raja adil penuh rahmat
Unsur-unsur kepemimpinan dunia ini biasanya didominasi dengan kekuatan dan keperkasaan militer, kecerdikan dan kekuatan diplomasi, dan sering kali pemaksaan serta penggunaan kekerasan.
Para pemimpin atau penguasa adalah sosok yang ditakuti dan dijauhi. Bahkan tidak jarang, diam-diam dimusuhi dan dikutuki oleh rakyatnya sendiri karena penyalahgunaan kuasa.
Namun ke-Raja-an Allah berbeda sama sekali dari cara pemimpin dan penguasa dunia ini memerintah. Ke-Raja-an Allah yang berdaulat sepanjang zaman dan tak lekang oleh waktu (11-13), justru ditopang bukan oleh kekuatan militer, atau kekuatan diplomasi politis.
Kekuasaan dan pemerintahan Allah ditopang oleh karakter mulia Allah yang merupakan bentuk kasih dan kepedulian-Nya terhadap umat-Nya. Kasih dan setia, kebaikan dan rahmat (8-9) memancar dari takhta Allah yang mulia. Dari singgasana Sang Raja diraja, karakter mulia itu mewujud dalam bentuk pertolongan-Nya kepada semua orang yang membutuhkannya (14-16).
Di sisi lain, karakter keadilan dari Raja diraja memberi rasa aman dan pengharapan atas rakyat-Nya. Hal ini tentu membangkitkan sikap takut dan cinta umat kepada-Nya. Dalam keadilan-Nya, Raja diraja akan membela umat-Nya atas semua ancaman dari pihak musuh dengan cara membongkar muslihat dan memporak-porandakan segala rencana kejahatan musuh. Tidak ada yang dapat bertahan menghadapi kedaulatan dan kekuasaan Raja diraja yang adil.
Maka pujian yang keluar dari mulut pemazmur adalah pujian yang lahir dari rasa aman dan syukur karena pengalaman dikasihi, dipelihara, dan dilindungi oleh Rajanya. Betapa damai dan berpengharapannya hidup ini kalau kita menyadari Allah kita adalah Raja yang berdaulat, penuh kuasa, dan sangat peduli atas hidup kita.
Ingat dan hitunglah berbagai bentuk kebaikan dan rahmat Tuhan kepada Anda! Adakah melodi syukur mengumandang dalam hidup Anda sehari-hari?
Injil hari ini, Murid-murid pertama.
Pertemuan Yesus dengan para murid-Nya terjadi dengan tak disangka-sangka. Andreas, hanya dengan mendengar ucapan: “Lihatlah Anak Domba Allah”. Simon Petrus, dihampiri-Nya; dan dinamakan “Kefas” (=batu karang).
Filipus diajak-Nya: “Ikutlah Aku!” Natanael, hanya dengan dilihat oleh-Nya saat berdiri di bawah pohon ara mengakui-Nya sebagai Raja orang Israel. Tahap-tahap pemilihan para murid dalam bacaan ini membuktikan bahwa setiap orang yang datang kepada-Nya karena Allah telah terlebih dahulu berinisiatif memanggil, membuka jalan dan kesempatan.
Kesaksian sebagai alat Allah. Kesaksian kebenaran firman Tuhan merupakan cara Allah membawa orang mengenal Yesus Kristus. Mulai dari kesaksian hidup-Nya, karakter, sikap tindak-tanduk dan kepribadian-Nya yang istimewa sampai kepada pengajaran-pengajaran-Nya.
Dari sinilah Allah berkenan memanggil manusia untuk menjadi murid-Nya melalui cara di luar mimbar formal, dan metode-metode tertentu. Pelajaran penting dari inisiatif Allah ini adalah bahwa pengenalan kita kepada Kristus akan mendorong kita untuk bersaksi tentang Dia dan karya-Nya.
Renungkan
Bukan manusia yang mulai mencari Allah, tetapi Allah yang menjumpai manusia dan membangkitkan kerinduan rohani untuk berjumpa dengan Dia.
Doa Penutup
Bapa surgawi, biarlah Roh-Mu membuka telingaku agar dapat mendengar sabda-Mu dan perkenankanlah Dia untuk membuka pikiranku agar dapat memahami jalan/cara-Mu. Amin.