Renungan Hari Kamis 19 September 2024

Renungan Hari Kamis 19 September 2024

Renungan Hari Kamis 19 September 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Kamis 19 September 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 7:36-50 hari ini mengisahkan tentang Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih.

Inti pemberitaan Injil.

Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat 1).

Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat 2).

Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai Kitab Suci (ayat 3,4; bdk. Yes. 53:4-6,8,11-12; Hos. 6:2; Yun. 1:17).

Fakta kebangkitan-Nya, sebagaimana kesaksian saksi mata, antara lain: Kefas, kedua belas murid, lebih dari lima ratus saudara, Yakobus, semua rasul dan yang paling akhir Paulus sendiri (ayat 5-8), menggagalkan keraguan beberapa orang terhadap kebangkitan orang mati.

Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul — meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat 9).

Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat 10-11).

Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya.

Renungkan

Oleh Injil kita diselamatkan. Oleh Injil kita mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah.

Injil hari ini, Respons kasih karena pengampunan

Suatu kehormatan dapat mengundang Yesus ke perjamuan makan di rumah sendiri. Itu yang dirasakan Simon, si Farisi ketika Yesus menerima undangannya. Namun kebahagiaan itu serasa berkurang saat seorang perempuan yang terkenal dengan reputasi kurang baik menerobos masuk ke rumahnya untuk mengurapi kaki Yesus, dengan air mata dan minyak wangi, serta melapnya dengan rambutnya.

Tanggapan Simon, jelas kurang suka. Kurang suka kepada perempuan yang dianggap mengacau pesta perjamuannya. Kurang suka kepada Yesus karena sebagai Guru agama yang saleh, Ia tak pantas membiarkan perempuan berdosa menjamah dan menajiskan diri-Nya (39).

Yesus menanggapi reaksi Simon tersebut dengan dua hal. Pertama, dengan perumpamaan dua orang yang berhutang (41-42). Orang yang berhutang kecil, rasa syukurnya pun kecil ketika hutangnya dihapus.

Mungkin saja dengan sombong ia akan berkata, “Sebenarnya hutang sekecil itu bisa kubayar asal diberi sedikit waktu lagi.” Kedua, dengan membandingkan sikap penyambutan Simon terhadap diri-Nya dengan yang dilakukan perempuan berdosa itu (44-46).

Jelas Simon belum mengalami anugerah pengampunan Allah sehingga sambutannya pada Yesus sekadar formalitas, sangat mungkin untuk menyombongkan kesalehannya. Sebaliknya, sikap perempuan itu menunjukkan penyesalannya terhadap dosa, dan berpaling pada Yesus untuk pengampunan. Yesus mengampuni perempuan itu (47-48)!

Hanya orang yang sudah mengalami anugerah Allah mampu menanggapi Allah dengan syukur yang keluar dari hati yang tulus. Syukur yang tulus tidak mempedulikan gunjingan orang lain karena dirinya terbuka di hadapan Allah apa adanya.

Oleh karena itu, mari kita memeriksa diri jangan-jangan kita hanya berpenampilan Kristen, tetapi anugerah-Nya belum mengubah hati kita

Hal yang harus kita pegang: Ketulusan syukur kita terungkap lewat hal-hal kecil yang disaksikan oleh orang lain!

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Engkau mengasihi jiwaku dan memberikan “hidup baru” kepadaku. Aku sungguh mengasihi Engkau, ya Tuhan!

Oleh Roh Kudus-Mu, aku menjadi bebas untuk hidup dalam damai-sejahtera dan kasih yang dipenuhi dengan sukacita. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url