Renungan Hari Rabu 13 November 2024

Renungan Hari Rabu 13 November 2024

Renungan Hari Rabu 13 November 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Rabu 13 November 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 17:11-19 hari ini mengisahkan tentang Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?

Menerima anugerah keselamatan berarti berakhirnya hidup dalam kegelapan dan dimulainya hidup dalam terang. Hidup dalam kegelapan berarti hidup berlawanan dengan kehendak Allah, diperbudak dosa, dan memiliki hubungan yang tidak selaras dengan orang lain (ayat 3).

Namun ketika mengalami pertemuan dengan Kristus dan menjadi percaya, maka kegelapan menjadi sirna karena terbitnya terang Tuhan. Roh Kudus mengerjakan pembaruan di dalam hidup orang percaya (ayat 4-7). Maka di dalam terang pembaruan itu, orang yang percaya kepada Tuhan seharusnya menunjukkan buah melalui perbuatan baik (ayat 8).

Perbuatan baik apa yang harus dilakukan orang percaya? Paulus memberikan dua contoh. Pertama, dalam keberadaan sebagai warga negara. Orang percaya harus menjadi warga negara yang baik dengan bersikap tunduk kepada pemerintah (ayat 1).

Tunduk berarti taat. Contohnya: taat membayar pajak atau mematuhi hukum yang berlaku. Kita tentu akan dengan senang hati tunduk bila melihat pemerintah yang adil dan bekerja keras memakmurkan rakyat. Namun apa yang kita temui? Kinerja dan aparat yang korup, tidak adil, dan sewenang-wenang. Kita merasa tak rela mematuhi pemerintah yang seperti itu.

Malah mungkin terlintas di benak kita untuk melancarkan protes dengan mengadakan \’demo\’. Mengajukan kritik kepada pemerintah jelas bukan hal yang salah bila pemerintah memang menyimpang dari kebenaran.

Namun kita tetap harus menunjukkan sikap tunduk dalam berbagai aspek yang semestinya kita lakukan sebagai warganegara. Kedua, dalam hubungan dengan orang lain. Orang Kristen harus menunjukkan sikap dan tingkah laku sebagai pembawa damai (ayat 2).

Keduanya tidak mudah, karena terkadang harus mengorbankan kepentingan dan harga diri. Akan tetapi, itulah yang harus lahir dan ada di dalam diri kita karena keselamatan seharusnya menghadirkan dampak dalam hubungan dengan pemerintah dan sesama.

Injil hari ini, Bersyukurlah

Mengucapkan `terima kasih’ ketika orang lain memberikan sesuatu pada kita, merupakan pelajaran etika yang pertama-tama diberikan orang tua pada kita. Berterima kasih memang menjadi etika umum yang berlaku di mana saja. Itulah pelajaran penting yang Yesus ingin ajarkan melalui nas ini, yaitu berterima kasih atau mengucap syukur.

Penyakit kusta pada zaman itu dianggap sebagai penyakit najis dan membuat orang yang mengidapnya disingkirkan dari pemukiman. Tidak mudah untuk sembuh dari kusta. Orang yang sudah merasa sembuh pun, tidak dengan mudah kembali pada komunitasnya.

Harus ada pembuktian dan pengesahan dulu dari imam. Oleh karena itu, orang yang sembuh dari kusta akan sangat bersyukur, sebab bisa kembali menjalani kehidupan yang normal bersama-sama orang lain. Tetapi tidak demikian halnya dengan sembilan orang yang telah Yesus sembuhkan dari penyakit kusta.

Mereka tidak kembali untuk berterima kasih pada Yesus. Tidak heran bila Yesus marah (17-18)! Kesembuhan mereka tidak menyentuh hati mereka, tidak membuat mereka mengenali Yesus sebagai Mesias yang menyelamatkan.

Mereka menerima anugerah Allah tetapi tidak merespons dengan iman dan ucapan syukur. Berbeda dengan seorang yang kembali. Ia menyadari bahwa kesembuhan itu datang dari Allah, melalui Yesus.

Karena itu, ia bukan hanya mematuhi perintah Yesus untuk menemui imam, tetapi juga kembali pada Yesus setelah sembuh. Ia memuliakan Allah, bahkan dengan suara nyaring (15). Oleh karena imannya, ia diselamatkan (19).

Anugerah Tuhan Yesus yang membuat kita diselamatkan, seharusnya mewujud dalam sikap dan ucapan syukur. Marilah kita lihat kembali isi doa kita. Dari sekian banyak doa yang berisi permohonan, seberapakah yang berisi ucapan syukur dan pujian karena apa yang sudah diperbuat-Nya bagi kita?

Marilah kita bukan hanya melihat apa yang perlu kita minta dari Allah, tetapi juga apa yang telah Allah perbuat sampai sejauh ini. Dan bersyukurlah!

Doa Penutup

Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi (Mzm 9:2-3). Amin.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url