Renungan Katolik Sabtu, 9 Agustus 2025 "Iman yang Menggerakkan Gunung"

Renungan Katolik Sabtu, 9 Agustus 2025 "Iman yang Menggerakkan Gunung"

Renungan Katolik Sabtu, 9 Agustus 2025 "Iman yang Menggerakkan Gunung"

Bacaan Injil: Matius 17:14–20

Iman Kecil yang Menghadirkan Kuasa Besar

Dalam Injil hari ini, Yesus menegur para murid-Nya karena ketidakpercayaan mereka. Seorang ayah membawa anaknya yang sakit kepada Yesus setelah para murid gagal menyembuhkannya. Respons Yesus terdengar tajam, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?”

Namun di balik teguran itu, tersembunyi pengajaran besar tentang iman. Yesus mengatakan bahwa jika mereka memiliki iman sebesar biji sesawi, mereka bisa memindahkan gunung. Kalimat ini bukan metafora kosong, tapi undangan nyata untuk mempercayai kuasa Tuhan yang bekerja melalui iman.

Iman yang Teruji dalam Kegagalan

Kita sering seperti para murid—sudah berjalan bersama Yesus, mendengar ajaran-Nya, bahkan melihat mukjizat-Nya—namun ketika menghadapi situasi sulit, kita goyah. Kegagalan para murid menyembuhkan anak tersebut bukan karena kurang usaha, tapi karena mereka tidak sepenuhnya bersandar pada Tuhan.

Yesus tidak berkata, “Karena kamu tidak berdoa,” atau “karena kamu tidak cukup pintar,” tetapi karena kamu kurang percaya. Di zaman serba rasional ini, kita sering berusaha mencari solusi berdasarkan logika dan kekuatan diri. Tapi iman mengajarkan kita bahwa ada saatnya kita harus berserah total, karena kuasa Allah melampaui segala keterbatasan manusia.

Apa Itu Iman Sebesar Biji Sesawi?

Biji sesawi adalah salah satu benih terkecil di tanah Palestina, namun ketika ditanam, ia tumbuh menjadi pohon yang besar. Yesus menggunakan gambaran ini untuk menegaskan bahwa iman sekecil apa pun, jika murni dan sungguh-sungguh, dapat membawa perubahan besar.

Artinya, kita tidak perlu menjadi "super rohani" dulu untuk dipakai Tuhan. Kita hanya perlu percaya dengan sepenuh hati—dan menyerahkan hasilnya pada Dia. Iman bukan soal seberapa banyak pengetahuan teologis yang kita miliki, tetapi seberapa dalam kita mempercayakan hidup kepada Tuhan.

Mukjizat Hari Ini: Hidup yang Diubahkan

Mukjizat bukan hanya tentang menyembuhkan sakit atau memindahkan gunung secara fisik. Mukjizat terbesar adalah ketika hati manusia diubah oleh kasih Allah. Saat kita mengampuni musuh, tetap berharap di tengah masalah, atau memilih kebaikan saat dunia memilih kekerasan—itulah iman yang menggerakkan gunung.

Iman yang sungguh mengubah hidup tidak selalu terlihat spektakuler. Tapi dari dalam, ia menumbuhkan kekuatan, ketenangan, dan keberanian. Dan saat itulah orang lain mulai melihat Yesus melalui hidup kita.

Doa dan Puasa: Jalan Menuju Kedalaman Iman

Dalam bagian lain teks paralel (Markus 9:29), Yesus berkata bahwa jenis roh jahat tertentu hanya bisa diusir dengan doa dan puasa. Artinya, iman tidak tumbuh secara instan. Iman bertumbuh melalui relasi yang intim dengan Allah, lewat doa yang tekun, puasa yang tulus, dan penyerahan diri yang utuh.

Kita hidup di zaman di mana segalanya serba cepat dan instan. Tapi iman bukan sesuatu yang bisa dibentuk dalam semalam. Iman tumbuh seiring waktu, melalui proses, air mata, dan ketaatan.

Refleksi untuk Kita Hari Ini

  • Apakah aku sungguh percaya bahwa Allah sanggup mengubah hidupku?
  • Dalam hal apa aku masih mengandalkan kekuatanku sendiri daripada menyerahkannya pada Tuhan?
  • Apakah aku menyediakan waktu untuk membangun relasi yang lebih dalam dengan Allah melalui doa dan puasa?

Iman sebesar biji sesawi tidak terlihat besar di mata dunia, tapi cukup besar untuk membuka pintu-pintu surga. Mari kita tanam benih kecil itu hari ini.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url