Renungan Hari Selasa 29 Oktober 2024

Renungan Hari Selasa 29 Oktober 2024

Renungan Hari Selasa 29 Oktober 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Selasa 29 Oktober 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 6:12-19 hari ini mengisahkan tentang Perumpamaan biji sesawi itu tumbuh dan menjadi pohon.

Relasi suami-isteri = relasi Kristus dengan umat.

Zaman di mana jemaat Efesus hidup adalah zaman yang sangat meninggikan kedudukan laki-laki. Akibatnya, para suami bebas bertindak sewenang-wenang terhadap isteri karena tidak ada hukum yang akan menjeratnya.

Akan tetapi, keluarga Kristen tidak menganut sistem ini, karena sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini. Untuk mengantisipasi keadaan ini, Paulus memberikan dasar hubungan bagi suami—isteri, yaitu:

Pertama, suami isteri harus saling merendahkan diri (ayat 21).

Kedua, isteri harus tunduk dan taat terhadap suami, karena suami adalah kepala (ayat 22-23). Hubungan suami isteri ini Paulus jadikan analogi untuk menjelaskan tentang hubungan Kristus dengan jemaat. Sebagai Kepala, Kristus tidak bertindak sewenang-wenang terhadap tubuh-Nya, tetapi justru memelihara dan memberikan pertumbuhan hingga menjadi dewasa.

Ketiga, Suami, sebagai kepala haruslah mengasihi isteri (ayat 25). Oleh karena kasih-Nya kepada mempelai-Nya, Kristus rela mengurbankan diri-Nya.

Dari penjelasan ini, kita menemukan hal menarik, yaitu bahwa Paulus tidak berbicara masalah otoritas atau kekuasaan tetapi berbicara tentang cinta kasih suami terhadap isteri. Paulus tetap mengarahkan para suami untuk menjadikan salib Kristus sebagai patokan untuk bertindak; dan bagi para isteri Paulus mengingatkan untuk tunduk dan hormat pada suami yang mengasihinya.

Jika setiap pasangan suami isteri Kristen memberlakukan prinsip ini dalam rumah tangganya, dapat dipastikan bahwa tidak ada suami yang menindas isteri dan tidak ada isteri yang tidak tunduk dan tidak hormat kepada suami, karena mereka saling memperlakukan dengan penuh kasih sayang dan hormat.

Renungkan

Pernikahan Anda menggambarkan relasi Anda dengan Kristus. Jadikanlah nasihat Paulus ini sebagai pedoman dalam rumah tangga Anda.

Mazmur, Berkat atas rumah tangga,

Berkat rumah tangga dimulai dari kehidupan pribadi yang benar di hadapan Tuhan: hidup takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Sikap hidup seperti ini harus dimulai dari masing-masing pribadi anggota keluarga, sehingga keluarganya bahagia.

Seorang suami sebagai kepala keluarga mengambil peran pemimpin rohani bagi keluarganya. Secara pribadi, seharusnya ia memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan, sehingga dapat mengarahkan keluarganya kepada jalan-Nya.

Keluarga bahagia. Di sini digambarkan seorang suami yang hidup benar di hadapan Tuhan dan memenuhi tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga. Ia memiliki istri dan keturunan yang membahagiakan keluarganya.

Istrinya akan menjadi seorang wanita yang menyenangkan hati suami dan anak-anaknya, sehingga suasana rumah damai dan nyaman. Demikian pula dengan anak-anaknya, kelak akan menjadi pewaris keluarga yang berguna.

Berkat yang benar dari Zion. Tuhan akan mencurahkan berkat-Nya atas rumah tangga yang menjaga kebenaran hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga kebahagiaan sejati menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Renungkan

Sudahkah keluarga Anda hidup takut akan Tuhan sehingga diberkati Tuhan?

Injil hari ini, Biji Sesawi dan Ragi

Perumpamaan Tentang Biji Sesawi dan Ragi adalah 2 perumpamaan yang kembar, seperti dua mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Perumpamaan ini tidak dapat dipisahkan karena kedua perumpamaan ini menggambarkan bagaimana Kerajaan Allah itu berdampak, baik terlihat (seperti biji sesawi) dan tidak terlihat (seperti ragi).

Dengan memberikan perumpamaan ini, Yesus sendiri sudah mengatakan dan mengajarkan kepada orang-orang, juga para pembaca teks Lukas pada masa kini bahwa Kerajaan Allah bukan lagi sesuatu yang ada setelah kehidupan manusia sekarang ini. Kerajaan Allah sudah nyata dan hadir saat ini.

 Hal Kerajaan Allah bukan lagi sekadar tempat, tetapi situasi dimana semua orang dapat masuk dan berperan aktif menghadirkan situasi Kerajaan Allah (misalnya perdamaian, sukacita, dll) seperti pohon sesawi yang tumbuh besar dan dahannya terbuka bagi semua burung di udara.

Situasi Kerajaan Allah yang digambarkan dengan perumpamaan biji sesawi adalah situasi di mana tidak ada lagi perbedaan, dia Yahudi dan non-Yahudi, sebab Allah hadir bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi untuk semua orang.

Situasi Kerajaan Allah juga layaknya ragi yang diumpamakan Yesus. Situasi Kerajaan Allah harus dirasakan seluruh ciptaan Allah di bumi ini, tanpa terkecuali. Situasi Kerajaan Allah harus meresap ke dalam setiap aspek kehidupan orang-orang, sehingga semua dapat merasakan kehadiran Kerajaan Allah.

Doa Penutup

Bapa surgawi, Engkau tidak menetapkan batas sampai mana Kerajaan-Mu akan berkembang. Melalui ketaatanku, datanglah Kerajaan-Mu, dalam hidupku dan dalam hidup orang-orang di sekelilingku. Amin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url