Renungan Hari Selasa 5 November 2024

Renungan Hari Selasa 5 November 2024

Renungan Hari Selasa 5 November 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Selasa 5 November 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 14:15-24 hari ini mengisahkan tentang Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh.

Teladan Kristus.

Setelah berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus, Paulus menutup bagian ini dengan mengacu kepada teladan Kristus. Teladan Kristuslah yang menjadi acuan untuk kesatuan tersebut. Teladan Kristus itu adalah pengosongan diri-Nya.

Sebelum kita menelusuri nasihat Paulus, marilah kita bayangkan apa konsekuensi yang harus Kristus tanggung ketika Ia memanusia.

Ia mengosongkan diri. Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena dalam sepanjang hidup dan masa pelayanan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi, Dia yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6).

Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang hina.

Kita sulit mengerti pengosongan diri ini. Mungkin ilustrasi ini sedikit membantu. Ketika orang dewasa berusaha berkomunikasi dengan anak kecil, ia harus ‘mengosongkan diri’, berbicara dalam bahasa mereka, menanggalkan segala ‘kemuliaan dan kebesaran’ diri sebagai orang yang ‘di atas’.

Ini terbatas menggambarkan pengosongan diri Kristus! Dialah Pencipta yang masuk ke dunia dan membatasi diri dengan menjadi manusia ciptaan. Bahkan, bukan hanya mengosongkan diri, Ia melangkah lebih rendah menjadi hamba dan mati menanggung penderitaan dan aib tak terperi.

Inilah cara Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhan-Nya melalui penyangkalan dan pengorbanan-Nya agar orang mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Semangat dan prinsip sama berlaku pula bagi warga gereja.

Kristus telah membayar harga yang termahal yang dapat dilakukan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri di atas kayu salib menjadi tebusan bagi banyak jiwa.

Injil hari ini, Jangan menolak undangan!

Bila kita mengadakan pesta namun lupa mengundang seorang kerabat, niscaya kita akan menerima keluhannya yang mempertanyakan alasan tidak mengundang dia.

Begitu pula sebaliknya, ketika orang lain mengadakan pesta dan kita tidak diundang. Ini terjadi karena kita menganggap undangan sebagai penghargaan dari si pengundang bagi kita. Tetapi bukan demikian yang terjadi dalam nas hari ini.

Saat itu Yesus masih berada di rumah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi. Seseorang yang ikut mendengar pemaparan Yesus, berkomentar tentang bahagianya orang-orang yang dijamu dalam Kerajaan Allah (15).

Ia berkata demikian seolah memiliki pemahaman bahwa hal itu merupakan anugerah. Tetapi menurut Yesus tidak semua orang akan menghargai anugerah itu. Melalui perumpamaan, Dia berkisah tentang mereka yang diundang datang ke perjamuan namun memiliki 1001 macam alasan untuk tidak hadir.

Mungkin menurut mereka, undangan itu tidaklah penting karena masih ada hal lain yang harus mereka lakukan (18-20). Tetapi perjamuan harus tetap dilaksanakan, tidak bisa ditunda! Kemudian undangan tersebut disebarluaskan kepada orang-orang lainnya, meskipun tadinya mereka dianggap tak layak.

Mereka merespons undangan ini dengan sukacita, bagaikan mendapat sebuah anugerah. Kesempatan yang sudah disia-siakan oleh sebagian orang, membuat anugerah tersebut diperluas kepada lebih banyak orang.

Kita pun diundang untuk menerima keselamatan yang Allah tawarkan pada kita. Ini merupakan anugerah, karena sebenarnya bukan sesuatu yang sepantasnya kita miliki.

Menolak anugerah Allah berarti bencana dan merupakan penghinaan bagi Dia yang telah membayar harga yang sangat mahal untuk menyediakan anugerah itu bagi kita. Karena itu, dengarlah undangan-Nya sekarang dan berilah respons positif! Jangan ditunda!

Renungkan

Jangan biarkan hal lain mengganggu dan mengalihkan perhatian kita sehingga kita menolak undangan itu.

Doa Penutup

Bapa surgawi, terima kasih untuk undangan-Mu. Dengan sepenuh hati kuterima undangan dari-Mu itu.

Aku tahu bahwa tidak ada sesuatu pun di atas muka bumi ini yang dapat dibandingkan dengan waktuku bersama-Mu. Amin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url