Renungan Hari Kamis 12 Desember 2024
Renungan Hari Kamis 12 Desember 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Kamis 12 Desember 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 11:11-15 hari ini mengisahkan tentang Tak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.
Cinta Allah dan cinta manusia.
Cinta kasih manusia kepada Allah mudah berubah. Cintanya di kala senang dan di kala susah berbeda. Meskipun dikatakan umat begitu mencintai Allah, namun faktanya beberapa kali mereka memberontak kepada Allah.
Berbeda halnya dengan cinta kasih Allah kepada umat-Nya. Meskipun umat pilihan-Nya memberontak kepada-Nya, namun kasih Allah tidak berubah dan tetap untuk selamanya. Hukuman merupakan salah satu bentuk cinta kasih Allah kepada umat pilihan-Nya.
Dalam keadilan-Nya Allah memberi hukuman. Ingat, kasih-Nya tidak berubah! “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang … Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau” (ayat 10). Si “cacing” Yakub, si “ulat” Israel. Karena dosa, manusia menjadi sangat tidak berharga di hadapan Allah.
Yesaya mengumpamakannya seperti “cacing” dan “ulat” yang menjijikkan. Hanya belas kasihan dan anugerah-Nya, umat memperoleh pertolongan, bahkan dihormati sebagai hamba yang dikasihi dan layak melayani Allah yang Mahakudus.
Tindakan Allah itu untuk menyatakan satu tujuan, yaitu supaya semua orang tahu bahwa “tangan Tuhan yang membuat semuanya ini” (ayat 20). Saat adven sekarang ini, menjelang hari kelahiran Kristus, renungkanlah makna kasih Allah yang diwujudkan dalam inkarnasi-Nya menjadi manusia.
Mazmur, Keagungan Allah abadi.
Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami “berkat” Tuhan, atau karena kita menginginkan “berkat”-Nya.
Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar (ayat 4-7).
Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (ayat 13). Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (ayat 4-7, 11-13).
Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya. Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan.
Injil hari ini, Mengatasi ragu dan bimbang.
Yohanes pembaptis dipenjarakan karena berani menegur Herodes Antipas yang menikahi istri saudaranya. Dari penjara Yohanes mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus (ayat 3). Bimbang dan ragukah ia kini? Bukankah ia pelopor dalam pemberitaan tentang Yesus?
Tampaknya Yohanes bukan sekadar menyampaikan pertanyaannya pribadi (Perhatikan bentuk jamak `kami’ dalam ayat 3). Ia dan para muridnya butuh kepastian bahwa Yesus sungguh adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Yohanes ingin Yesus memberi bukti jelas melalui perkataan dan perbuatan Yesus bahwa kesaksian Yohanes selama ini tentang Yesus benar.
Bagaimana Yesus mengatasi keraguan itu?
Pertama, Yesus menunjuk pada demonstrasi nyata kuasa Allah dalam pelayanan-Nya. Pelayanan Yesus mengokohkan kesaksian Yohanes selama ini tentang Dia.
Kedua, ucapan Yesus itu menunjuk kepada Yesaya 35:5-6; 61:1. Yesus adalah penggenap nubuat Yesaya. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, merupakan petunjuk bahwa Roh Allah bekerja dalam dan melalui diri Yesus. Ini tanda kehadiran Allah di dunia.
Ketiga, Yesus menunjuk pada nubuatan Maleakhi tentang peran Yohanes (ayat 10). Yesus mengakui pentingnya pelayanan Yohanes (ayat 11a). Posisi Yohanes pembaptis adalah seperti titik temu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Karena itu di antara segala nabi, ia yang terbesar. Namun, karena orang masuk surga melalui Yesus bukan melalui Perjanjian Lama, yang terkecil dalam surga pun menjadi lebih besar daripada Yohanes (ayat 11b).
Pelayanan dan pergumulan Yohanes menunjukkan keutamaan Yesus. Tatkala keraguan muncul, Yesus tidak tinggal diam. Ia tidak ingin orang terus ragu tentang Dia. Karya Yesus, kesaksian firman tentang Yesus, dan perlakuan kasih Yesus akan menguatkan iman dan pengharapan yang tergoyah.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kusampaikan kepada-Mu karena Engkau telah datang ke dunia dan membuka pintu gerbang surga.
Tolonglah aku agar dapat memegang erat-erat rahmat yang Engkau berikan kepada-Ku. Tunjukkanlah kepadaku pada hari ini kesempatan bagiku untuk dapat menolong seseorang yang membutuhkan kasih-Mu. Amin.