Renungan Katolik Jumat, 21 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 19:45-48
🌿 Renungan Katolik Jumat, 21 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 19:45-48
“Hati yang Menjadi Rumah Doa”
📖 Teks Injil Lukas 19:45–48
"Lalu Yesus masuk ke dalam Bait Allah dan mulai mengusir semua pedagang di situ. Kata-Nya kepada mereka: 'Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun!' Tiap-tiap hari Ia mengajar di Bait Allah. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka bangsa itu berusaha membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia."
📖 Renungan Katolik: “Hati yang Menjadi Rumah Doa”
Bait Allah seharusnya menjadi tempat suci, tempat manusia berjumpa dengan Allah. Namun dalam bacaan hari ini (Lukas 19:45-48), Yesus melihat rumah Bapa-Nya berubah fungsi: bukan lagi pusat doa, tetapi pasar tempat orang mencari keuntungan. Amarah Yesus bukan sekadar soal ekonomi atau etika dagang—melainkan soal hati yang kehilangan kesucian.
💔 Bait Allah yang Dikotori
Ketika Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, Ia sedang berbicara kepada setiap hati manusia. Dalam Perjanjian Baru, kita diajak untuk memahami bahwa hati kita adalah Bait Allah yang hidup (1 Korintus 3:16). Maka, ketika hati kita dipenuhi keserakahan, iri, kebencian, atau kesombongan, maka sesungguhnya kita sedang mengotori rumah doa yang seharusnya menjadi tempat Allah bersemayam.
Bait Allah bukan hanya bangunan megah di Yerusalem, tetapi juga setiap hati yang beriman dan berdoa. Di situlah Tuhan ingin tinggal, mengajar, dan menyembuhkan.
🌿 Yesus Membersihkan Hati Kita
Pembersihan Bait Allah menggambarkan panggilan untuk pertobatan batin. Tuhan tidak ingin sekadar kita berdoa di gereja, tetapi juga menjadikan seluruh hidup kita doa yang hidup. Ketika Yesus berkata, “Rumah-Ku adalah rumah doa,” Ia sedang mengingatkan bahwa seluruh hidup orang beriman seharusnya menjadi persembahan yang suci.
Apakah kita sudah memberi ruang bagi Tuhan untuk “membersihkan” isi hati kita?
Mungkin ada kepahitan yang belum dilepaskan, kelekatan pada dunia, atau kebiasaan yang menjauhkan kita dari doa. Seperti Yesus yang berani mengusir para pedagang, kita pun diajak berani membuang segala yang tidak kudus dari dalam diri.
✨ Rumah Doa yang Hidup
Rumah doa sejati adalah hati yang senantiasa terbuka bagi kasih Allah.
- Ketika kita mengampuni, kita membiarkan doa hidup dalam hati.
- Ketika kita mendengarkan Firman dan menaatinya, kita menjadi rumah tempat Roh Kudus berdiam.
- Ketika kita menolong sesama dengan kasih, kita membiarkan Tuhan berkarya melalui kita.
Kita dipanggil untuk menjadi “Bait Allah yang memuliakan Tuhan,” bukan “sarang penyamun” yang dikuasai kepentingan diri.
🙏 Doa
Tuhan Yesus, bersihkanlah hatiku dari segala keserakahan, kemarahan, dan kesombongan. Jadikanlah hatiku rumah doa, tempat Engkau bersemayam dan berkarya. Semoga setiap kata, pikiran, dan tindakanku menjadi persembahan yang berkenan kepada-Mu. Amin.
📖 Pesan Rohani
“Jika hatimu menjadi rumah doa, maka setiap napasmu akan menjadi pujian bagi Tuhan.”

