Renungan Katolik Rabu, 5 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:25-33

Renungan Katolik Rabu, 5 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:25-33

✝️ Renungan Katolik Rabu, 5 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:25-33

“Setiap orang yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

1. Panggilan yang Serius: Bukan Sekadar Ikut

Banyak orang mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Mereka tertarik pada mukjizat, pengajaran, dan harapan akan Mesias yang kuat.

Namun Yesus tahu motivasi mereka belum tentu murni. Maka Ia berbalik dan berkata dengan tegas:

“Setiap orang yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Ucapan ini seolah keras — tetapi justru di situlah cinta-Nya.

Yesus ingin para pengikut-Nya tahu bahwa menjadi murid bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan komitmen total untuk hidup dalam kasih dan kebenaran, meski harus berkorban.

2. Salib Bukan Simbol Penderitaan Semata

Dalam budaya zaman itu, salib adalah lambang hukuman dan kematian.

Yesus membalik maknanya menjadi simbol cinta dan kesetiaan sejati.

Memikul salib berarti bersedia berjalan bersama Tuhan — bukan hanya di puncak kemuliaan, tetapi juga di jalan sempit penderitaan.

Setiap murid Kristus dipanggil untuk membawa salibnya sendiri.

Bukan salib orang lain, bukan salib buatan, tapi salib yang diberikan Tuhan: pergumulan hidup, tugas, relasi, atau luka batin yang diubah menjadi jalan keselamatan.

3. Menghitung Biaya Mengikut Yesus

Yesus memberi dua perumpamaan: seorang yang hendak membangun menara harus menghitung biayanya terlebih dahulu, dan seorang raja yang hendak berperang harus menimbang kekuatannya.

Artinya, Yesus tidak mau murid yang ikut karena emosi sesaat.

Ia mau murid yang sadar dan siap menanggung konsekuensi iman.

Menjadi murid berarti siap kehilangan kenyamanan, bahkan kadang ditolak dunia.

Namun justru dalam kesetiaan itulah kita menemukan sukacita sejati.

4. Cinta yang Menuntut Prioritas

Yesus berkata,

“Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Kata “membenci” di sini tidak berarti membenci secara harfiah, melainkan menempatkan kasih kepada Allah di atas segala kasih lainnya.

Cinta kepada Tuhan bukan meniadakan cinta manusia, tetapi menyucikannya.

Ketika Allah menjadi pusat, semua kasih lain menemukan arah dan makna sejati.

5. Mengikuti Kristus di Dunia Modern

Zaman digital membuat kita dikelilingi oleh tawaran kenyamanan dan kecepatan.

Namun Yesus tetap memanggil dengan suara yang sama:

“Ikutlah Aku.”

Mengikut Kristus di era modern berarti berani melawan arus dunia yang egois,

berani hidup jujur saat banyak yang kompromi,

berani mengasihi saat lebih mudah membenci.

Memikul salib kini bisa berarti menahan diri dari kebencian di media sosial,

setia dalam pelayanan tanpa pamrih,

atau tetap berdoa di tengah kesibukan.

6. Salib sebagai Jalan Sukacita

Salib tidak dimaksudkan untuk menakutkan kita.

Yesus sendiri memikul salib-Nya dengan cinta,

karena di balik penderitaan itu ada kebangkitan.

Ketika kita memikul salib dengan iman,

kita sedang berjalan menuju kemenangan sejati bersama Kristus.

Salib yang kita peluk hari ini akan berubah menjadi mahkota kemuliaan esok hari.

7. Refleksi Hidup

  • Apa “salib” yang sedang kupanggul hari ini?
  • Apakah aku memikulnya dengan sabar dan iman?
  • Sudahkah aku menempatkan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidupku?

Mengikut Yesus bukan tentang berapa sering kita berdoa,

tetapi seberapa besar kita berani mengasihi dan tetap setia dalam penderitaan.

8. Doa Renungan

Ya Yesus, Engkau telah memanggilku untuk mengikuti-Mu.

Ajarlah aku agar tidak takut memikul salibku,

tetapi menemukan kasih dan kekuatan di dalamnya.

Jadikan aku murid-Mu yang setia,

yang mengasihi dengan hati penuh pengorbanan.

Amin.

9. Penutup

Salib bukan beban yang menindas,

tetapi jembatan menuju kasih yang memerdekakan.

Setiap langkah dalam penderitaan bersama Kristus

adalah langkah menuju kehidupan yang sejati.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url