Renungan Hari Jumat 24 September 2021

Renungan Hari Jumat 24 September 2021

Renungan Hari Jumat 24 September 2021

Allah berjanji kepada orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan bahwa kemegahan Bait Suci yang dibangun kembali akan jauh melampaui kemegahan Bait Suci yang dibangun oleh raja Salomo – sebuah keindahan arsitektur zaman kuno. 

Ironisnya adalah bahwa Bait Suci yang dibangun kembali oleh orang-orang itu hanyalah merupakan bayangan dari Bait Suci yang didirikan oleh raja Salomo, artinya tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan Bait Suci sebelumnya. 

Baru beberapa abad kemudian – beberapa dekade sebelum kelahiran Yesus – Herodes Agung menyuruh melakukan perbaikan di sana-sini untuk memulihkan kemegahan Bait Suci seperti sebelumnya (yang dibangun oleh raja Salomo). Struktur yang baru dan telah diperbaiki ini kemudian dinamakan “Bait Suci kedua” seakan-akan bangunan pada zaman Hagai tidak termasuk hitungan.

Mengapa Allah menjanjikan kemegahan sedemikian untuk sebuah Bait Suci yang jauh dari memadai ketimbang Bait Suci sebelumnya (Salomo) maupun setelahnya (Herodes Agung)? Karena Allah melihat dengan cara yang lain daripada cara kita. Allah tidak berbicara mengenai kemegahan sebuah bangunan fisik, melainkan mengenai hati manusia yang dengan penuh pengorbanan membangunnya. 

Allah berjanji bahwa apabila mereka tetap setia kepada-Nya, maka mereka akan mengalami masa damai dan penuh berkat. Bukannya bangunan fisik yang membuat Allah merasa bahagia, melainkan suatu umat yang bergembira dalam Dia sebagai kekuatan mereka. Pada hari ini pun Allah ingin membangun kembali Bait-Nya dalam diri kita masing-masing. Ia tidak mencari bangunan-bangunan fisik yang indah, melainkan umat dengan hati yang berkobar-kobar dengan kasih-Nya. 

Apa yang megah di mata dunia mungkin saja tidak sedikit pun menarik perhatian Bapa di surga. Apakah sebenarnya yang dinilai berharga oleh Allah? Kerendahan hati …… kedinaan! Ketaatan! Allah sangat menghargai sikap-sikap yang membuat hati kita terbuka bagi sabda-Nya, terbuka bagi koreksi-koreksi-Nya, dan terbuka bagi penghiburan-Nya. Allah menghargai setiap hal yang kita lakukan yang membawa satu langkah lagi lebih dekat untuk menjadi Kristus di tengah dunia.

Untuk melihat kemuliaan Bait Suci atau Bait Allah – sebuah bait yang kemegahannya jauh melampaui bait-bait yang lain – kita harus memperkenankan Roh Kudus untuk melanjutkan menyentuh hati kita serta mengubah hidup kita. Dia ingin mengubah diri kita menjadi pencerminan kehadiran-Nya. 

Marilah kita memperkenankan Yesus merobohkan struktur-struktur lama berupa kesombongan, kemandirian yang keliru, dan independensi dalam diri kita. Marilah kita memperkenankan Yesus membangun kembali diri kita masing di atas batu karang Kristus yang sungguh kokoh-kuat. Selagi Dia mengerjakan hal tersebut dalam diri kita, janganlah sampai kita pergi meninggalkan-Nya. Sebaliknya, kita sepatutnya mohon untuk diberikan lebih lagi.

Mazmur, Pengharapan akan keadilan Allah.

Ada saatnya bagi kita untuk menerima semua tekanan dari lingkungan yang tidak seiman dengan sepenuhnya bersandar kepada Allah yang akan menolong dan memberikan kekuatan. Ada pula saatnya bagi kita untuk mendobrak keluar dari tekanan itu dengan meminta Allah bertindak. 

Mazmur 43 sebenarnya menyambung Mazmur 42. Pemazmur yang mulai berhasil mengatasi perasaan tertekannya sekarang meminta Allah bertindak demi keadilan-Nya. Ia adalah orang saleh yang mengalami penindasan dari orang-orang yang jahat, yaitu kaum tidak saleh, penipu, dan orang curang (ayat 1).

Tidak jelas apa yang pemazmur minta untuk Allah lakukan terhadap para musuhnya demi keadilan-Nya. Namun, pemazmur tahu apa yang ia dan bangsanya butuhkan. Pemazmur meminta agar Tuhan yang selama ini diyakininya sebagai tempat pengungsiannya bersegera menuntunnya kembali ke tempat di mana mereka boleh menikmati hadirat Allah (ayat 2,3). Permintaan si pemazmur agar Tuhan bersegera melepaskan dia dari lingkungan orang-orang yang tidak percaya Tuhan sebenarnya mewakili kerinduan umat Israel untuk lepas dari penjajahan Babel dan kembali ke tanah mereka sendiri. 

Bagi mereka tempat ibadah yang sejati hanyalah di Yerusalem, kota kudus Allah, dan secara lebih spesifik lagi Bait Allah yang berdiri di Gunung Sion (ayat 3). Selama mereka masih dibuang di Babel, mereka tidak dapat dengan bebas beribadah kepada-Nya. Selama itu pula mereka tidak dapat menikmati Allah maupun Allah menikmati korban-korban persembahan dan puji-pujian mereka (ayat 4). Sekali lagi pemazmur menasihati jiwanya agar menaruh harapan pada Allah saja.

Renungkan: Katakan pada jiwa Anda: “Allah akan menolong saya.” Lalu, bersyukurlah kepada-Nya.

Injil hari ini, Pengakuan dari pengenalan yang benar.

Pertanyaan: “Siapakah Yesus?” tak pernah pupus di sepanjang sejarah era-mesianik. Berbagai asumsi orang tentang Yesus muncul dari kalangan rakyat sampai raja Herodes. Yesus perlu mempertegas pengenalan murid-murid tentang siapa Dia. Yesus bertanya: “Siapakah Aku ini?”. Bukan menurut pendapat orang banyak tetapi menurut diri mereka sendiri. Petrus menjawab: “Mesias dari Allah”.

Beberapa pengenalan akan Yesus dari orang banyak: Yesus dari Nazaret anak tukang kayu Yusuf, Rabi yang mengajarkan Kerajaan Allah, Penyembuh penyakit, dan Pengusir Setan. Maka mereka berpendapat bahwa Yesus mungkin Yohanes Pembaptis atau nabi Elia yang bangkit. 

Sama sekali tak ada dalam benak mereka bahwa Yesus adalah Mesias Karena gambaran Mesias yang diharapkan bangsa Yahudi adalah raja yang akan menjadi pembebas dari penjajahan bangsa Roma, raja yang agung dan perkasa. Sedang Yesus, sama sekali tidak menampakkan sifat rajawi-Nya. 

Pengakuan Petrus dan murid-murid tidak perlu disebarluaskan. Hal ini menjaga terjadinya salah paham dari orang-orang Yahudi tentang Kemesiasan Yesus.

Pengakuan ini amat penting. Yesus adalah nama pribadi, sedangkan Mesias (Kristus) adalah gelar-Nya. Mesias berarti yang diurapi untuk menyelamatkan manusia, bukan hanya dari penderitaan jasmani tetapi dari dosa dan maut. Sepanjang hidup-Nya di dunia Yesus tak dikenal sebagai Mesias yang sudah dinantikan berabad-abad. 

Kemesiasan-Nya menjadi jelas setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke sorga. Namun bagi murid-murid pengenalan ini amat penting. Sebab menjadi pengikut Yesus tanpa memiliki pengenalan pribadi yang jelas akan mudah terpengaruh oleh pendapat dan pandangan orang banyak yang jelas-jelas salah. Luk 9:22 – Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan … dan dibangkitkan pada hari ketiga. 

Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan … dan dibangkitkan pada hari ketiga.Kristus berkewajiban untuk memenuhi maksud Allah sebagaimana terungkap di dalam Kitab Suci. Konsep ini muncul di dalam pemberitaan gereja mula-mula (Kis. 2:23, 24; 13:17-34; 17:3; 26:22, 23). 

Kematian Yesus merupakan suatu tragedi, tetapi bukan suatu kebetulan; sebab Dia sedang menggenapi rencana penebusan Allah.

DOA: Tuhan Allah, ajarlah kami agar dapat mengenali tangan-tangan-Mu dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kami. Buatlah kami kaya dengan hikmat-Mu selagi Engkau membimbing kami melalui berbagai pencobaan dan sukacita kami, dengan demikian membawa kami lebih dekat lagi kepada persatuan akhir dengan-Mu. Amin.

Sumber https://carekaindo.wordpress.com/

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url