Renungan Hari Kamis 02 Juni 2022
Renungan Hari Kamis 02 Juni 2022
Dalam perikop hari ini, Yesus melanjutkan doa-Nya bagi murid-murid-Nya. Jelas dia prihatin tentang mereka dan kesejahteraan mereka. Yesus pernah mengalami ketegangan dan konflik yang muncul di antara murid-muridnya pada waktu-waktu tertentu.
Dia tahu bahwa jalan di depan mereka akan menyakitkan dan sulit. Dia juga menyadari bahwa jika mereka terpecah atau berselisih satu sama lain, mereka tidak akan dapat menjalankan misi-Nya.
Yesus berdoa tidak hanya untuk murid-murid-Nya tetapi Ia juga berdoa untuk semua orang yang percaya kepada-Nya, tidak peduli abad atau bangsa mana orang-orang percaya itu akan hidup.
Yesus merindukan Anda dan saya untuk menjadi satu dengan Dia dan dengan Allah, sama seperti Ia mendambakan bagi murid-muridnya untuk mengalami kesatuan yang penuh kasih ini.
Dapatkah Anda mengingat saat dalam hidup Anda ketika Anda merasakan kehadiran Yesus yang dalam dan penuh kasih?
Luangkan waktu sejenak dan ingat waktu itu. Emosi apa yang Anda alami: kagum, gembira, bingung, atau mungkin gembira?
Saat-saat kedekatan dengan Yesus ini adalah anugerah dan anugerah. Namun, kita dapat membuka diri kepada mereka dan kita dapat meminta untuk diberkahi dengan cinta dan kedamaian seperti itu.
Hari ini semoga kita terbuka dan memperhatikan cara Yesus datang kepada kita. Kadang-kadang Yesus datang dalam orang-orang yang paling tidak terduga atau kejadian-kejadian kecil. Tetap waspada dan waspada!
Kekuatan doa Yesus telah menembus jauh ke dalam diri tiap murid yang di kasihiNya. Dalam perikop renungan hari ini kelihatan jelas bahwa Yesus sungguh-sungguh menginginkan persatuan kasih dengan Bapa dan kasih Bapa di dalam diri para murid. Ternyata doa Yesus ini sungguh dapat kita lihat buahnya dalam diri Paulus.
Doa Yesus dan persatuanNya dengan BapaNya tidak menjanjikan keberhasilan setiap saat dan dimana-mana.
Justru doa Yesus itu menjamin bahwa dalam keadaan apa saja (sukses atau gagal), orang tetap beriman dan mempunyai kekuatan.
Doa Yesus memampukan kita untuk bangkit dan tetap tabah dikala “jatuh”, kesepain, ditolak, atau dianiaya.
Pada saat sukses, bahagia, doa Yesus membuat diri kita tidak lupa daratan, tidak lupa akan orang-orang di sekitarnya yang sedang menderita.
Doa Yesus membuat kita untuk tetap waspada dan rendah hati. Dalam kesadaran seperti ini, kita akan semakin memahami pentingnya saat hening, waktu doa, bacaan rohani, dan sendiri bersama Tuhan.
Allah sangat mencintai kita tanpa syarat dan menghendaki kita bahagia dalam persatuan denganNya.
Doa
Allah Bapa Mahabaik, Putra-Mu telah Kauutus mendatangi kami, mencari yang tersesat jalannya. Semoga mata kami terbuka terhadap yang baik. Ajarilah kami mendengarkan sabda pengampunan-Mu.
Tabahkanlah hati kami bila semangat kami mengendor dan ingatkanlah kami akan keagungan karya-Mu dengan penuh rasa syukur.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://www.renunganhariankatolik.id/
Sumber gambar google.com