Renungan Hari Kamis 13 Oktober 2022

Renungan Hari Kamis 13 Oktober 2022

Renungan Hari Kamis 13 Oktober 2022

Orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat tak mampu meladeni Yesus; bukan karena mereka kurang cerdas, tetapi Ia orang benar dan menyatakan kebenaran. Dengan penuh wibawa Yesus melancarkan kritik pedas dan keras.

Teguran atas dasar kebenaran sejarah dan fakta tak terbantahkan. Merekapun tahu orang ini sedang menguak kebenaran.

Tetapi bukan menerimanya dengan lapang dada dan mencari jalan baru untuk memperbaiki kesalahan personal dan historis, Mereka malah melawanNya secara membabi buta. Mereka tak sudi mengakui kesalahan dan berjuang menghapusnya, malah berkomplot hendak “menghapuskan’ jejak sang kebenaran.

Sebelum “orang ini” makin membongkar kesalahan dan kekurangan “kaumnya” lebih baik mencari-cari alasan untuk menyerangnya lebih dahulu. Dan memang mereka terus mengintai gerak-gerikNya dan mencari-cari alasan yang boleh dimanipulasi untuk melenyapkan sang kebenaran itu.

Akhirnya kita semua tahu “ending” kisah “pertarungan” Yesus dan para ahli Taurat.

Mereka menang dan berhasil menangkap, membunuh dan melenyapkan Yesus. Mereka melakukan apa yang dulu sudah dilakukan nenek moyang mereka kepada para Nabi, utusan Allah dan justru makin mengumumkan kepada dunia benarlah ungkapan Yesus atas mereka.

Saudaraku, atas dasar egoisme dan kecenderungan manusiawi yang tak bersedia dianggap bersalah, meskipun faktanya demikian, kitapun kadang bertindak gegabah dan bermegah dalam kesalahan dan kedosaan.

Orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang mengklaim sebagai pemilik kebenaran bertindak egois dan membabi buta. Mereka membuang jauh-jauh kerendahan dan kebesaran hati.

Kitapun kerap tergoda menjadi “followers” orang Farisi dan ahli Taurat. Ketika kita ada di posisi bersalah kita berusaha menyerang orang yang dengan penuh kasih menunjukkan kesalahan dan kelemahan kita.

Kerap terjadi dalam relasi antar kita satu sama lain. Bukannya mengakui dengan rendah hati dan berusaha memperbaikinya, kita berusaha mati-matian membela diri dan bahkan menyerang balik orang yang menguak kebenaran.

Dengan membuang jauh rasa bersalah kita kerap mencari-cari kesalahan orang lain dan mengumumkannya secara lebih heboh untuk menutupi kesalahan kita. Apa yang kerap diterapkan di dunia politik yaitu teknik pengalihan issue, kita berusaha tetap dianggap benar meski jelas-jelas salah.

Mari belajar kasih, kerahiman, kerendahan hati dan kebesaran budi untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Ingatlah semakin membela-bela diri, kita akan makin jauh terjerumus dalam kebiasaan mempersalahkan dan makin jauh dari ketenangan batin.

Doa 

Allah Bapa yang bersemayam di istana mulia, atas dorongan Roh Kudus Santa Teresia telah menunjukkan kepada umat-Mu jalan menuju kesempurnaan. Tambahkanlah iman kami ketika kami jatuh dalam ketakutan dan keraguan, terutama dalam menghadapi godaan-godaan dunia yang dapat membuat kami jauh dari-Mu. 

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Sumber gambar google.com

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url