Renungan Hari Sabtu 1 Juli 2023
Renungan Hari Sabtu 1 Juli 2023
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Matius 8:5-17. Perjumpaan dengan seorang perwira dalam kisah ini membawa pengajaran yang luar biasa oleh Yesus.
Biasanya orang datang kepada Yesus untuk mohon kesembuhan bagi dirinya sendiri atau bagi kerabatnya, misalnya bagi anaknya. Namun perjumpaan dengan perwira membawa perspektif baru dalam beriman.
Dari kisah perwira ini, kita dapat melihat bagaiman sikap iman orang yang punya posisi dan jebatan itu.
Pertama, ia sebagai orang yang terpandang dan mempunyai kuasa mau datang dan menemui Yesus, padahal ia bisa meminta kepada bawahannya untuk datang dan menemui Yesus.
Tetapi perwira ini justru datang sendiri kepada Yesus dan berhadapan muka dengan Yesus. Kedua, ia memohon kesembuhan bukan bagi dirinya sendiri, tetapi bagi orang lain.
Orang lain itu tidak lain adalah bawahannya sendiri. Dan bawahan itu adalah salah seorang hambanya.
Bisa kita sedikit bayangkan bagaiamana seorang perwira memberi perhatian kepada hambanya yang sedang sakit.
Ketika, ia hanya meminta restu dari Yesus supaya hambanya sembuh. Ia menolak Yesus datang ke rumahnya karena merasa diri tidak pantas.
Imannya mengatakan bahwa sabda Yesus sudah lebih dari cukup untuk menyembuhkan hamba-Nya. Seorang perwira yang mempunyai iman yang mendalam.
Pada umumnya, seorang perwira tidak mempunyai kewajiban untuk memberi perhatian sedemikian besar kepada hambanya.
Apalagi dalam konteks masyarakat Yahudi waktu itu. Seorang perwira yang mau turun tangan atas hambanya merupakan sikap yang sangat langka terjadi.
Maka bisa dimengerti bagaimana Yesus ‘memuji’ sikap perwira itu. Pada umumnya yang terjadi adalah seorang perwira bisa bertindak sewenang-wenang atas hambanya.
Meski punyai jabatan tinggi, perwira itu sadar bahwa ia tidak mempunyai kekuasaan untuk menyembuhkan penyakit hambanya.
Ia percaya hanya Yesus yang mampu memberikan kesembuhan. Bercermin pada dirinya sendiri, perwira itu hanya meminta ‘perintah’ dari Yesus supaya hambanya sembuh.
Ia yakin dan percaya bahwa perintah Yesus itu akan efektif dan memberi daya kesembuhan. Dan demikianlah yang terjadi atas hambanya.
Dihadapan Yesus, perwira itu mampu menjadi perwira atas orang lain dan atas dirinya sendiri. Hal ini jarang kita jumpai dalam kehidupan kita. Sering kali jabatan menjadi senjata bagi kita untuk memerintah dengan kekuasaan.
Seringa kali kedudukan tinggi membuat kita lupa akan keadaan orang-orang yang membantu kita ada kedudukan itu.
Kisah perwira ini menjadi inspirasi bagi kita bahwa dihadapan Tuhan, jabatan dan kedudukan sudah semestinya menjadi medan kita dalam melayani orang lain.
Semoga kita mampu menjadi seperti perwira itu, mempunyai jabatan yang tinggi dan sekaligus mempunyai iman yang mendalam. Lebih dari itu, semoga kita mampu hidup dari sabda Yesus.
Doa Penutup
Allah Bapa Mahakuasa, tiada sesuatu yang mustahil bagi-Mu: Di mana ada tempat gersang, Engkau memberikan hidup; di mana orang hampir kehilangan hidup, Engkau memberikan harapan.
Semoga kami Kaubangkitkan serta Kaujadikan orang yang riang gembira, karena selalu Kaulindungi dan Kaujaga.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://renungankatolik.id/renungan-katolik-sabtu-1-juli-2023/
Sumber gambar google.com