Renungan Katolik Hari Sabtu, 11 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:27-28
📖 Renungan Katolik Hari Sabtu, 11 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:27-28
“Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!” Tetapi Yesus berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.”
Kebahagiaan Sejati dalam Mendengarkan dan Melakukan Firman
Ketika seorang perempuan dari antara orang banyak berseru memuji Maria, ibu Yesus, respon Yesus justru mengejutkan. Alih-alih hanya menegaskan pujian kepada Bunda Maria, Yesus menekankan sebuah kebenaran rohani yang lebih dalam: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.”
Yesus tidak menolak kemuliaan Maria. Sebaliknya, Ia justru menunjukkan alasan sejati mengapa Maria begitu berbahagia: karena ia mendengarkan dan memelihara sabda Allah sejak awal hidupnya. Dari jawaban Yesus ini, kita diajak untuk melihat bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya soal status, kedudukan, atau pengalaman lahiriah, melainkan sikap hati yang setia pada firman Allah.
1. Kebahagiaan Bukan Sekadar Emosi, Melainkan Relasi
Banyak orang mencari kebahagiaan melalui harta, prestasi, atau pujian manusia. Namun Yesus menunjukkan bahwa kebahagiaan yang sejati hanya dapat ditemukan dalam relasi yang intim dengan Allah. Firman Allah adalah jalan yang menuntun kita masuk ke dalam relasi itu.
Mendengarkan firman berarti membuka hati untuk dicerahkan, sementara memelihara firman berarti menghidupi dan menerapkannya dalam keseharian. Di sinilah letak shalom sejati: damai, sukacita, dan kepenuhan hidup.
2. Maria: Teladan Mendengar dan Memelihara Firman
Bunda Maria adalah contoh nyata dari sabda Yesus ini. Ia mendengar firman Allah melalui malaikat Gabriel, lalu menanggapinya dengan iman: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38).
Maria tidak hanya mendengar, tetapi juga menyimpan segala peristiwa dalam hatinya (Luk. 2:19). Ia menjaga firman itu, merenungkannya, dan menuruti kehendak Allah dengan setia. Karena itulah, Maria menjadi berbahagia—bukan pertama-tama karena perannya sebagai ibu jasmani Yesus, melainkan karena ketaatannya pada firman Allah.
3. Mendengarkan Firman di Era Digital
Di zaman sekarang, kita lebih mudah mendengar banyak suara: dari media sosial, berita, hiburan, hingga opini publik. Sayangnya, suara-suara ini seringkali membuat kita sulit membedakan mana yang sejati dan mana yang menyesatkan.
Yesus hari ini mengingatkan kita: kebahagiaan tidak akan datang dari sekadar mengikuti arus dunia, tetapi dari mendengarkan sabda-Nya. Maka, kita perlu menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci, merenungkan renungan Katolik harian, dan berdoa secara teratur.
Dengan demikian, di tengah hiruk-pikuk dunia digital, kita tetap menjaga hati kita berakar dalam firman Allah.
4. Tantangan: Dari Mendengar ke Memelihara
Banyak orang senang mendengar firman, tetapi berhenti di sana. Tantangan sejati ada pada memelihara firman—menghidupinya dalam tindakan nyata.
Firman Allah mengajarkan kita untuk mengampuni, mencintai, mengasihi musuh, mengutamakan kerendahan hati, dan melayani dengan tulus. Semua ini bukan hal mudah, tetapi justru di sinilah kebahagiaan sejati ditemukan.
Setiap kali kita memilih untuk mengampuni daripada membalas dendam, untuk mengasihi daripada membenci, untuk melayani daripada hanya menuntut, kita sedang memelihara firman Allah. Dan itulah yang membuat hidup kita sungguh berbahagia.
5. Hidup yang Berbuah
Yesus mengingatkan dalam Injil lain: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.” (Mat. 7:24).
Mendengarkan dan memelihara firman berarti membangun hidup di atas fondasi yang kokoh. Badai boleh datang, tetapi rumah tidak akan roboh. Hidup kita akan berbuah dalam kasih, sukacita, dan damai sejahtera, baik bagi kita sendiri maupun bagi orang lain.
🌿 Penerapan Praktis
⦁ Luangkan waktu 5–10 menit setiap hari untuk membaca Injil.
⦁ Tanyakan pada diri sendiri: “Firman apa yang Tuhan sampaikan padaku hari ini?”
⦁ Lakukan satu tindakan nyata kecil yang sesuai dengan firman itu (misalnya memberi maaf, bersyukur, atau menolong sesama).
🙏 Doa Penutup
Ya Tuhan, Engkau adalah Sabda yang hidup. Ajarilah aku untuk setia mendengarkan firman-Mu dan memeliharanya dalam hidup sehari-hari. Seperti Bunda Maria, jadikanlah aku hamba-Mu yang rendah hati dan taat, agar hidupku dipenuhi kebahagiaan sejati dalam Engkau. Amin.