Renungan Katolik Sabtu 4 Oktober 2025 Bacaan Injil : Lukas 10:17-24

Renungan Katolik Sabtu 4 Oktober 2025 Bacaan Injil : Lukas 10:17-24

📖 Renungan Katolik Sabtu 4 Oktober 2025 Bacaan Injil : Lukas 10:17-24

“Bersukacita dalam Nama Yesus: Renungan Katolik Lukas 10:17-24”

Hari ini, Sabtu 4 Oktober 2025, Gereja Katolik merenungkan Injil dari Lukas 10:17-24. Perikop ini mengisahkan bagaimana ketujuh puluh murid Yesus kembali dengan penuh sukacita setelah menjalankan perutusan. Mereka kagum karena bahkan roh-roh jahat takluk dalam nama Yesus.

Namun Yesus menegur sekaligus mengingatkan: “Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.” (Luk 10:20).

Injil hari ini menuntun kita untuk memahami makna sukacita sejati—bukan pada kuasa atau hasil yang kita capai, melainkan pada kasih Allah yang menebus dan menyelamatkan kita.

1. Murid-Murid dan Sukacita Misi

Ketika murid-murid kembali, mereka bersukacita karena misi yang dijalankan berhasil. Dalam nama Yesus, mereka menyembuhkan, mengusir roh jahat, dan mewartakan Kerajaan Allah.

Namun, ada bahaya di balik sukacita ini: bisa saja hati mereka terjebak dalam kebanggaan akan kuasa dan keberhasilan.

Yesus menegaskan bahwa kuasa itu bukan berasal dari mereka sendiri, melainkan dari otoritas nama-Nya.

2. Sukacita Sejati: Nama Tercatat di Surga

Yesus berkata: “Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.”

Ini adalah sukacita yang lebih dalam, bukan hanya karena keberhasilan duniawi, melainkan karena kita adalah milik Allah.

Sukacita orang Katolik sejati bersumber dari:

Kesadaran bahwa kita dikasihi Allah.

Keselamatan yang dijanjikan dalam Kristus.

Kehadiran Roh Kudus yang memenuhi hati dengan damai.

3. Yesus Bersukacita dalam Roh Kudus

Injil mencatat bahwa Yesus sendiri bersukacita dalam Roh Kudus dan memuji Bapa karena rahasia Kerajaan Surga diwahyukan bukan kepada orang bijak atau cerdik, melainkan kepada orang kecil.

Ini menegaskan kembali ajaran kemarin (Mat 18:1-5.10) bahwa kerendahan hati dan sikap sederhana adalah jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

4. Relevansi untuk Orang Katolik Zaman Now

Bagi kita di era digital, seringkali ukuran sukacita ditentukan oleh hal-hal eksternal: likes, followers, prestasi kerja, status sosial. Tapi Injil hari ini mengingatkan bahwa semua itu fana.

Sukacita sejati tidak bisa diukur dengan statistik atau pencapaian dunia, melainkan dengan kedekatan kita dengan Kristus.

Mungkin kita tidak melakukan mukjizat seperti para murid, tetapi kita pun diutus untuk mewartakan kabar gembira lewat cara sederhana:

Menjadi terang di media sosial dengan kata-kata yang membangun.

Menjadi saksi Kristus di keluarga dan pekerjaan.

Hidup rendah hati dan penuh kasih, meski tidak viral atau mendapat pengakuan dunia.

5. Mata yang Berbahagia

Yesus menutup pengajaran dengan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.” (Luk 10:23)

Kita pun berbahagia karena lewat iman, kita boleh mengenal Kristus, menerima Ekaristi, dan mengalami kasih Allah yang nyata.

Penutup

Renungan hari ini mengajarkan bahwa sukacita sejati bukan terletak pada kuasa atau keberhasilan, melainkan pada keselamatan dalam Kristus.

Yesus sendiri bersukacita dalam Roh Kudus, dan kita dipanggil untuk hidup dalam sukacita yang sama—sukacita karena kita dikasihi, ditebus, dan dipanggil sebagai anak-anak Allah.

🙏 Doa singkat:

“Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk bersukacita bukan karena pencapaian duniawi, tetapi karena aku Engkau kasihi dan namaku tertulis dalam surga. Amin.”

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url