Renungan Hari Kamis 13 Januari 2022
Renungan Hari Kamis 13 Januari 2022
Pada Injil kali ini, kita diajarkan untuk cara melakukan doa permohonan kepada Tuhan. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (lih. Mrk 1:40).
Tuhan Allah setia menemani tiap-tiap orang, bahkan Ia memahami dan peduli akan penderitaan yang dialami oleh umat Nya. Tapi, apakah manusia selalu setia? atau apakah manusia terlalu sombong dan merasa Allah pasti membantu dengan mengabulkan setiap permohonanya, kita bisa membedakan yang dimaksud dengan permohonan dan perintah bukan?
Tidak jarang kita memohon bantuan Tuhan dengan doa-doa permohonan kita dengan harapan berbagai masalah dan kesulitan dapat teratasi dengan bantuan Nya. Apakah yang kita mohonkan terlaksana dan terkabul ? bahkan apa yang kerap kita mohonkan terasa seperti sia-sia.
Dalam Samuel 1 Sam. 4:1-11; dikisahkan bahwa orang Israel kalah dalam pertempuran melawan orang Filistin, bahkan dicatat kira-kira empat ribu (4000) orang Israel tewas di medan pertempuran itu. Berkatalah para tua-tua Israel: “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? (lih. 1 Sam 4:3).
Orang Israel pun mengajak Tuhan Allah untuk berperang bersamanya, dengan membawa tabut perjanjian Tuhan. Namun tetap saja mereka kalah bahkan tiga ribu (3000) pasukan pejalan kaki mereka tewas. lebih dari itu panglima perang mereka tewas dan Tabut Tuhan dirampas.
Menjadi bahan permenungan bagi kita, mengapa Tuhan tidak membantu orang Israel mengalahkan orang Filistin? ini adalah tanda kesetiaan manusia kepada Tuhan. Tabut Tuhan yang menjadi tanda persatuan bangsa Israel dengan Tuhan tidak lagi bermakna karena mereka hidup tidak sesuai dengan sabda Tuhan.
Orang sakit kusta yang disembuhkan oleh Yesus memberi contoh pada kita bagaimana cara memohon dan meminta belas kasih Tuhan. Kesungguhan dan keteguhan hatinya serta kayakinan bahwa ia akan mendapat pertolongan dari Yesus membuatnya menjadi berani.
Kita tahu pada zaman Yesus orang kusta sangat dikucilkan, ia mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Yesus saat Ia tengah menyendiri. ” janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam…” ia tidak hanya sembuh dari penyakit kustanya, tapi ia juga sembuh terhadap relasi sosial pada waktu itu. Ia diterima kembali sebagai anggota masyarakat.
Kuasa Tuhan dapat melakukan apapun, penderitaan dan masalah yang dialami asalkan kita mau datang dengan rendah hati kepada Tuhan. Manusia hanya mampu memohon belas kasih Tuhan, bukan berharap Tuhan memberi apa yang dia mau. Dengan kata lain, jika mengimani atas permohonan kita, dan jika Tuhan mau, maka semuanya akan terjadi.
Doa Renungan Harian Katolik
Allah Bapa Mahapengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber: renunganhariankatolik.id
Sumber gambar google.com