Renungan Hari Sabtu 04 Juni 2022
Renungan Hari Sabtu 04 Juni 2022
Dalam Injil hari ini Petrus menoleh dan melihat murid yang dikasihi Yesus. Kita bertanya-tanya apa yang terjadi di hati Petrus? Apakah dia cemburu pada persahabatan dekat Yohanes dengan Yesus?
Kadang-kadang, apakah Petrus berusaha untuk menjadi kontemplatif seperti Yohanes? Atau apakah Petrus benar-benar aman dalam hubungannya dengan Yesus? Apakah Petrus mengerti bahwa ia juga memiliki karunia dan sifat untuk dibagikan kepada Yesus?
Manusia memiliki banyak kualitas yang sama. Namun, kebutuhan dan keinginan kita untuk dicintai adalah yang terpenting.
Tanpa cinta, kita kehilangan dan kehilangan. Kita sering melihat ini pada anak-anak yang orang tuanya kasar atau lalai. Tanpa cinta dan perhatian kita benar-benar sendirian dan sering ketakutan.
Kemanusiaan kita adalah anugerah yang luar biasa, namun terkadang itu juga merupakan tantangan. Kebutuhan kita untuk menjadi istimewa dan dicintai adalah inti dari siapa kita sebagai manusia.
Kita semua perlu tahu dan percaya bahwa kita dicintai dan dicintai. Cinta manusia sangat penting bagi semua manusia. Namun, kita juga perlu tahu dan percaya bahwa kita adalah kekasih Tuhan, Yesus dan Roh Kudus!
Namun, kadang-kadang dalam hidup kita, kita semua memiliki pengalaman Petrus. Tanyakan pada diri sendiri: apakah Anda pernah cemburu pada seseorang yang tampaknya dicintai dan diterima oleh semua orang? Pernahkah Anda ingin memiliki karunia dan bakat dari salah satu saudara atau teman Anda?
Apakah Yesus memiliki murid favorit? Tampaknya seperti yang dikatakan Injil: “Petrus berbalik dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus, sedang mengikuti juga orang yang juga berbaring di dadanya selama perjamuan dan berkata, “Tuan, siapakah yang akan mengkhianati Engkau? ?” (Yohanes 21:20)
Dalam kemanusiaan-Nya Yesus juga sama seperti kita, Ia memiliki perasaan tentang siapa di antara murid-murid-Nya yang paling rendah hati dan selalu ada untuk-Nya.
Murid ini adalah Yohanes yang sangat dikasihi Yesus. Dia juga Yohanes yang sama yang tetap bersama Yesus sampai napas terakhirnya di kayu salib. (Yohanes 19:26-27)
Seperti Yesus, kita mungkin juga memiliki teman-teman terkasih, dan kerabat kita sendiri. Mengapa mereka yang kita pilih? Kami lebih memilih mereka karena mereka telah menunjukkan kesetiaan dan cinta mereka kepada kami.
Yohanes mencintai Yesus melalui kata-kata dan perbuatannya dan dia tidak pernah mengkhianati Yesus sampai akhir. Kita juga harus berusaha untuk menjadi seperti Yohanes.
Doa
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami telah Kauperkenankan merayakan kebangkitan Putra-Mu selama masa Paskah, yang esok akan memuncak dan berakhir pada hari raya kedatangan Roh Kudus.
Semoga berkat bantuan-Mu kami dapat mewujudkan rahmat Paskah dalam hidup kami sehari-hari.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://www.renunganhariankatolik.id/
Sumber gambar google.com