Renungan Hari Kamis 15 Desember 2022

Renungan Hari Kamis 15 Desember 2022

Renungan Hari Kamis 15 Desember 2022

Kegagalan adalah saat di mana kita berhenti untuk melangkah ke pintu keberhasilan yang ada satu langkah di depan. Itulah salah satu kata bijak yang cukup indah, yang mengungkapkan bahwa kegagalan dan keberhasilan tidaklah berada jauh di seberang, tapi terkadang berada di depan mata.

Hanya terkadang kita jatuh dan menyerah sehingga kita enggan untuk bangun dan melangkahkan satu langkah lagi menuju keberhasilan itu. Seringkali, Orang banyak menggantungkan cita-cita setinggi langit, tapi mereka terkadang lupa bagaimana jalan menuju ke sana.

Akhirnya mereka tidak perah sampai pada langit di mana cita-cita mereka tergantung. Padahal hanya diperlukan sedikit usaha dan perjuangan tentu saja semua itu harus diimbangi sikap percaya.

Injil hari ini bercerita tentang seorang perempuan dari Siro-Fenesia yang datang kepada Yesus dan memohon agar Anaknya yang sedang kerasukan dapat disembuhkan. Namun apa yang terjadi?

Ia tidak langsung memperoleh apa yang dimintanya. Ia ditolak oleh Yesus. Tapi lihatlah perempuan ini, apakah ia menyerah? Tidak. Ia tidak berhenti dengan penolakan itu.

Dengan penuh kerendahan hati, ia terus memperjuangkan keinginannya dan mengakui semua yang dikatakan Yesus kepadanya. Tanpa diduga, semua perjuangannya, tidaklah sia-sia. Dengan perkataanya, Ia mampu meluluhkan hati Yesus. Akhirnya Yesus terkagum-kagum dengan apa yang dikatakan perempuan itu.

Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, hidup tidak berjalan mulus. Ada kalanya kita merasa gagal dalam hidup. Kita merasa gagal karena segala perjuangan dan jeri payah seakan-akan terasa sia-sia dan tak berguna.

Kita berdoa kepada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita. Jika halnya demikian, Kita dapat belajar dari Injil hari ini. Kita dapat belajar dari perempuan dari Siro-Fenesia.

Kita dapat belajar bagaimana ia berjuang untuk memohon kesembuhan bagi anaknya. Kita juga dapat belajar bagaimana bersikap rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Melalui kedua sikap inilah maka ia memperoleh kesembuhan bagi anaknya.

Maka, dalam perjuangan hidup kita sehari-hari, hendaklah kita bersikap demikian. Sikap yang senantiasa rendah hati dan tetap percaya akan kuasa Tuhan.

Kekuatan tekad perempuan Siro-Fenisia menginspirasi kita untuk ulet dan tidak putus asa dalam menghadapi semua permasalahan hidup seberat apapun. Semua permasalahan hidup tidak dapat diselesaikannya hanya dengan semangat yang rapuh dan loyo.

Kemauan dan tekad yang kuat merupakan motor yang menghasilkan ‘mukjizat’ yang membawa kita keluar dari kesulitan kita. Banyak prestasi besar yang terukir berkat kekuatan sebuah tekad, banyak kesembuhan yang terjadi berkat tekad dan harapan besar dari si sakit.

Dari perempuan itu kita juga bisa belajar untuk menjadi orang yang selalu berkata dan bersikap positif, tidak peduli dalam suasana yang tidak kondusif. Baginya kesembuhan anaknya jauh lebih penting daripada reaksi orang atas usahanya mencari kesembuhan bagi anaknya.

Kata-kata positif dapat mengubah dunia. Kata-kata positif selalu dapat menumbuhkan diri sendiri dan orang lain. Dan Tuhan Yesus sangat menghargai kata-kata positif dari perempuan itu.

Doa 

Allah Bapa Maha Pengasih, kami hamba-hamba-Mu yang hina menderita karena salah kami sendiri. Kami mohon, semoga kedatangan Putra-Mu menyelamatkan dan menggembirakan hati kami. 

Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Sumber gambar google.com


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url